ReChARGE yOur SouL...

Saturday, February 13, 2010

KORUP SEJAK DINI

Fery GFresh Novembarrr 3 roundabouts 9:59 in the mornin' Reply

Mia, ponakan saya lagi dulu sekolah di sekolah negeri deket rumah. Pas ikut ujian akhir nasional (uan), di hari pertama ujian, dia ditawari secarik kertas bocoran dari temannya. Katanya bocoran itu dia dapet dari salah satu guru di situ lantaran takut SDnya dapet malu kalo murid-muridnya gak lulus semua! Mia sejak kecil dididik ortunya (kakak saya) untuk memegang prinsip. Salah satunya adalah untuk jujur dan belajar sungguh. Dan saya salut sama ponakanku yang satu ini, dengan yakin dia menolak kertas bocoran itu dan berkata, “Kalo saya nyontek, buat apa saya bangun subuh-subuh untuk belajar selama ini?”. Standing Aplause! Anak SD udah punya integritas tinggi! Sayapun memberi tambahan semangat padanya, “Mia, sekalipun nanti nilai Mia mungkin lebih rendah daripada temen-temen Mia yang lain, justru Mia harus bangga!” Dan dia membuktikan nilainya bagus-bagus tanpa harus ikut korupsi! Hati ini sedih. Pantes aja negara ini penuh dengan koruptor, karena sewaktu kecil mereka sudah dididik untuk menjadi seorang koruptor. Tanpa sadar. Dan ini dilakukan oleh orang-orang tua dan guru-guru kita. Kok bisa? Saya mampir di pameran perpisahan anak TK di sebuah sekolah ternama. Disitu dipajang ‘hasta karya’ anak-anak TK. Ada telur dihias pita, ada lukisan krayon, dsb. Saya mengernyitkan dahi. Ada beberapa karya yang memang terlihat seperti karya anak TK, tapi banyak diantaranya tidak mungkin dibuat oleh anak TK! Masa ada karya model rumah dari kayu dengan furniture detil! Satu lagi… ada lukisan monalisa mirip banget sekalipun dari krayon! Siapa lagi yang bikin kalo bukan ortunya (or sodaranya). Sejak kecil kita terbiasa untuk mementingkan nilai raport dan apa kata orang dibanding ‘belajar’. Gapapa hasta karya dibikinin ortu yang penting bagus. Gapapa pe-er dikerjain kakak yang penting lulus. Dan kita belajar untuk curang sejak kecil. Okelah kalo begitu, salam. Written by : Fery! GFresh!

If You Never.....

If you never felt pain, then how would you know that I am a Healer? If you never had to pray, how would you know that I am a Deliverer? If you never had a trial, how could you call yourself an overcomer? If you never felt sadness, how would you know that I am a Comforter? If you never made a mistake, how would you know that I am a forgiver? If you knew all, how would you know that I will answer your questions? If you never were in trouble, how would you know that I will come to your rescue If you never were broken, how would you know that I can make you whole? If you never had a problem, how would you know that I can solve them? If you never had any suffering, how would you know what I went through? If you never went through the fire, how would you become pure? If I gave you all things, how would you appreciate them? If I never corrected you, how would you know that I love you? If you had all power, how would you learn to depend on me? If your life was perfect, then what would you need me for?

Mazmur 55:23

Ini ditulis oleh seorang dokter dari rumah sakit Metro Denver : Saya dalam perjalanan pulang ke rumah dari sebuah pertemuan sore ini sekitar pk 5, terjebak dalam kemacetan di jalan di Colorado Blvd., dan tiba2 mobil saya mulai tersendat2 dan akhirnya mati dengan susah payah saya bisa mendekati sebuah pompa bensin, lega karena saya tidak menghalangi jalan dan mencari tempat hangat untuk menunggu mobil derek.. Tapi tidak ada yang mau berhenti. Sebelum saya mulai menilpon, saya melihat seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimart, dan ia terpeleset di jalan es dan jatuh didekat pompa bensin, saya bergegas ke ibu ini untuk melihat apakah ia baik2 saja. Ketika saya tiba disana, terlihat bahwa ia sedang tersedu2 lebih karena sedih bukannya karena jatuh; ia adalah seorang gadis muda yang kelihatan begitu awut2an dengan lingkaran hitam disekitar matanya. Ia menjatuhkan sesuatu ketika saya membantu ia bangun, dan saya ambil untuk diberikan ke dia. Ternyata uang logam satu nikel. Saat itu, saya jadi menyimpulkan: wanita menangis, Suburban tua yang dipenuhi dengan barang2 dan 3 anak dibelakang (1 di tempat duduk depan) , dan meteran pompa menunjukkan $4.95. Saya bertanya apakah semuanya baik2 saja dan apakah ia membutuhkan bantuan, dan ia lalu berkata ' Saya tidak ingin anak saya melihat saya menangis!, jadi kita berdiri menjauh dari mobilnya kebalik pompa. Ia bercerita bahwa ia lagi menuju ke California dan situasinya sangat sulit buat dia saat ini. Saya bertanya, ' Apakah anda berdoa? ' Ia mundur sedikit, tapi saya yakinkan bahwa saya bukan orang gila dan berkata, ' IA mendengar kamu, dan IA mengirim saya. ' Saay mengambil kartu kredit saya dan menggesek di card reader dari pompa tersebut sehingga mobil wanita itu bisa imterisi penuh, sementara bensin nya diisi, saya berjalan ke McDonald disebelah dan membeli 2 kantung besar makanan, beberapa voucher untuk dipakai nanti, dan segelas besar kopi. Ia memberikan makanan itu kepada anaknya, yang langsung menyambar seperti serigala kelaparan, dan kita berdiri disebelah pompa sambil memakan kentang dan berbicara sedikit. Ia memberitahu namanya, menceritakan bahwa ia tinggal di kota Kansas . Teman laki2nya meninggalkan nya 2 bulan yang lalu sehingga ia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari2.. Ia juga tahu bahwa ia tidak akan bisa membayar sewa rumah bulan January nanti. Dan dalam keadan putus asa ia menilpon orang tuanya yang tidak pernah dihubunginya selama 5 tahun. Mereka tinggal di California dan akhirnya setuju untuk dia tinggal dengan mereka sampai ia bisa mencari uang disana. Jadi ia mengemas semua barangnya kedalam mobil milik satu2nya. Ia memberitahu anak2nya bahwa mereka akan ke California untuk merayakan natal, tetapi tidak memberitahu bahwa mereka akan tinggal disana. Saya berikan sarung tangan saya, memberikan pelukan kecil dan membacakan sebuah doa cepat bersama dia agar ia selamat dalam perjalanannya. Ketika saya berjalan menuju mobil saya, ia bertanya, ' Apakah, anda malaikat atau apa? ' Ini yang membuat saya terharu. Saya berkata, ' Ibu, saat ini malaikat sangat sibuk, sehingga kadang2 TUHAN memakai orang biasa. ' Adalah sangat mengharukan untuk menjadi bagian dari keajaiban seseorang. Dan ternyata, anda sudah bisa menebak, ketika saya menuju kemobil, mobilnya bisa langsung distarter dan pulang kerumah tanpa masalah. Saya akan kebengkel besok untuk memeriksakan, tapi saya kira teknisi tidak akan mendapatkan sesuatu yang salah. Kadang2 Malaikat terbang sangat dekat dengan anda sehingga anda bisa mendengar getaran sayapnya... Mazmur 55:23 ' Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka IA akan memelihara engkau. Tidak akan selama-lamanya dibiarkan Nya orang benar itu goyah. ' Permintaan saya adalah pilihlah 4 orang yang anda mau TUHAN berkati, terutama pada bulan2 terakhir di 2009, dan saya memilih anda. Tolong sebarkan ke 4 orang untuk diberkati. Ini doanya: ' Bapa, saya memohon Bapa untuk memberkati anakku, cucuku, teman2ku, keluargaku dan orang yang membaca email ini sekarang. Tunjukkan kepada mereka pernyataan cinta dan kasihMU. Roh Kudus, Saya memohon kamu untuk membimbing jiwa mereka saat ini. Dimana ada luka, sembuhkan dan berikanlah mereka pengampunan dan kedamaianMU. Dimana ada kebingungan, lepaskanlah keyakinan yang baru melalui berkatMU, dalam nama Jesus. Amin. ' Saya tahu saya telah memilih lebih dari 4 nama anda juga bisa.

BERTAHAN

cid:985269766000000@web36903.mail.mud.yahoo.comcid:985269766000002@web36903.mail.mud.yahoo.com Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan ! Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia... Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih... Tuhan sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja... Tuhan sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon. Tuhan selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... Tuhan punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan... Tuhan dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... Tuhan sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur.. Tuhan telah memberkatimu.

cid:985269766000003@web36903.mail.mud.yahoo.comKetika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban... Tuhan telah tersenyum padamu.

cid:985269766000004@web36903.mail.mud.yahoo.comKetika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi... Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu. Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap... TUHAN TAHU

cid:985269766000005@web36903.mail.mud.yahoo.com*** cid:985269766000006@web36903.mail.mud.yahoo.comJika kau sangat diberkati dengan artikel ini, sampaikanlah kepada teman-teman yang kau kasihi !

cid:985269766000007@web36903.mail.mud.yahoo.com

Rancangan TUHAN dan rancangan manusia.... (prepare the BIBLE) =)

1) Yeremia 29: 11

Ayat ini merupakan “perkataan” dari TUHAN sendiri. TUHAN tidak pernah punya rancangan yang buruk untuk kita. Kalau kita jatuh, itu bukanlah rancangan TUHAN, karena di dalam Yeremia 29:11, kejatuhan tidak ada di dalam rencana TUHAN.

2) Yesaya 55: 8-9

Ada rancangan TUHAN, dan ada juga rancangan manusia. Anak-anak TUHAN harus berjalan di dalam rancangan TUHAN, karena jalanNYA dengan jalan manusia sangat berbeda.

3) Yosua 10: 7-8

Kita perlu untuk berani melangkah maju di dalam Rancangan TUHAN dengan iman, karena RancanganNYA adalah Rancangan damai sejahterah (pion 1)

4) Yosua 10: 9-11

Dalam ayat ini, kita dapat melihat bahwa peran TUHAN lebih besar drpd peran Yosua . Selalu campur tangan TUHAN menjadi dominan di dalam hidup kita.

5) Yesaya 55 : 6-7

Bagaimana bisa berjalan di dalam rencana TUHAN? Ayat 6 & 7 adalah kuncinya. Jangan kesampingkan rencana TUHAN untuk rencana kita.

6) Yosua 10: 12-14

Rancangan TUHAN berbeda untuk masing –masing pribadi (ayat 14). Doa Yosua adalah doa yang “effective” dan “powerful” (Yakobus 10:12-13). Secara “rancangan manusia”, perang yg belum selesai yg sedang terjadi bisa ditunda sampai esok hari, tp dalam “rancangan TUHAN”, matahari dan bulan dihentikan (poin 2)

7) Yeremia 33 : 3

Kita dpt mengetahui rencana TUHAN dengan “ berseru” kepada NYA. Kita perlu hidup di dalam RencanaNYA.

GOD bless you…

Selaras Dengan Allah

Mazmur 32:7
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2

Di suatu negara di Barat hiduplah seorang gembala yang memiliki sebuah biola. Karena ia bukanlah seorang pemusik maka setiap kali memainkannya, nada-nada itu terasa sumbang terdengar. Ia tidak tahu bagaimana cara menyelaraskan nadanya sampai pada akhirnya ia pun menuliskan sebuah surat ke salah satu stasiun radio. Di dalam isi suratnya, ia meminta orang radio untuk tersebut untuk memperdengarkan kunci nada "A" pada hari dan jam yang telah ditentukan.

Pengelola radio ini merasa begitu tersentuh dengan kata-kata yang ditulis oleh sang gembala dan memutuskan untuk mewujudkan harapan orang tersebut. Pada hari yang ditetapkan, diperdengarkanlah kunci nada dasar "A" lewat siaran radio. Dan benar setelah diputar, gembala itu bisa menyelaraskan dawai biolanya. Rumah yang ia diami bersama keluarga pun akhirnya dapat dipenuhi dengan musik yang riang gembira.

Ketika kita hidup terpisah dari Allah, kehidupan kita menjadi sumbang; tidak selaras dengan sesama dan juga Allah. Namun, jika kita hidup dengan-Nya maka kita pun akan mendapati diri kita dilingkupi oleh musik-Nya yang indah.

Di awal tahun yang baru ini, minta Allah menyelaraskan kehidupan Anda setiap hari dengan firman-Nya, sehingga Anda dapat membawa keharmonisan dan sukacita bagi mereka yang ada di sekitar Anda.

Ketika langkah kita sudah seirama dengan kehendak Allah maka lingkungan sekitar kita pun akan mengikuti irama tersebut.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Gambaran Sebuah Kesabaran

Mari ikut saya ke Paris, Perancis, pada tahun 1954. Saat itu Elie Wiesel adalah seorang koresponden untuk sebuah koran Yahudi. Satu dekade sebelumnya ia adalah seorang tawanan di kamp konsentrasi Yahudi. Satu dekade kemudian ia akan dikenal sebagai penulis dari "Night" yang bercerita tentang holocoust, dan memenangkan hadiah Pulitzer. Akhirnya dia dianugerahi Medali Prestasi oleh konkres dan Hadiah Nobel Perdamaian.

Tapi malam itu Elie Wiesel adalah adalah bukan siapa-siapa dan hanya pria berusia 26 yang bekerja sebagai wartawan koresponden untuk sebuah koran. Dia hendak mewawancarai penulis Perancis François Mauriac, yang adalah seorang Kristen yang saleh. Mauriac saat itu adalah orang Prancis yang baru saja memenangkan Nobel untuk sastra dan juga merupakan ahli tentang kehidupan politik Perancis.

Wiesel muncul di apartemen Mauriac dalam keadaan gugup - emosinya masih berjumbai dari kengerian Jerman, dan sebagai penulis ia masih mentah. Mauriac yang lebih tua mencoba membuatnya tenang. Dia mengundang Wiesel masuk ke dalam, dan duduk berdua di ruangan kecil. Sebelum Wiesel dapat mengajukan pertanyaan, bagaimanapun, Mauriac, seorang penganut Katolik Roma yang setia, mulai berbicara tentang topik kesukaannya: Yesus. Wiesel tambah gelisah. Nama Yesus seperti menekan jempol di mana ada luka yang terinfeksi.

Wiesel mencoba untuk mengubah rute percakapan tapi tidak bisa. Seolah-olah segala sesuatu diciptakan mengarah kembali kepada Yesus dan Yerusalem? Yerusalem adalah tempat di mana Yesus melayani. Perjanjian Lama? Karena Yesus, dan kini diperkaya oleh Perjanjian Baru. Mauriac berbicara dengan setiap topik ke arah Mesias. Kemarahan di Wiesel mulai memuncak. Ia dibesarkan dengan pemikiran Kristen anti-Semitisme, lapisan-lapisan kesedihan dari Sighet, Auschwitz, dan Buchenwald - semuanya meluap. Dia meletakkan pena, menutup buku catatannya, dan berdiri dengan marah.

"Tuan," katanya kepada Mauriac yang masih duduk , "Anda berbicara tentang Kristus. Orang Kristen senang berbicara tentang dirinya. Sengsara Kristus, penderitaan Kristus, kematian Kristus. Dalam agama, itu saja yang Anda bicarakan. Yah, aku ingin kau tahu bahwa puluhan tahun yang lalu, tidak terlalu jauh dari sini, saya tahu ada enam juta lebih anak-anak Yahudi menderita seribu kali lebih daripada Kristus di salib. Dan kita tidak berbicara tentang mereka. Dapatkah Anda mengerti tentang hal ini tuan? Kita tidak bicara tentang mereka. "(David Aikman, Great Souls: Six Who Changed the Century, Nashville: Word Publishing, 1998, p. 341-342.)

Mauriac tertegun. Wiesel berbalik dan berjalan keluar pintu. Mauriac duduk dalam keadaan shock, selimut wol-nya masih di sekelilingnya. Reporter muda itu telah menekan tombol lift ketika Mauriac muncul di lorong. Dengan lembut ia meraih lengan Wiesel. "Kembalilah, " ia mohon. Wiesel setuju, dan keduanya duduk di sofa. Pada titik ini Mauriac mulai menangis. Dia memandang Wiesel tetapi tidak mengatakan apa-apa. Hanya air mata.

Wiesel mulai minta maaf. Mauriac berkata tidak apa-apa. Sebaliknya, ia mendesak teman mudanya itu untuk berbicara. Dia ingin mendengar tentang hal itu - kamp-kamp, kereta, kematian. Dia bertanya pada Wiesel mengapa dia tidak menempatkan hal ini di kertas. Wiesel mengatakan bahwa dia masih merasa terlalu sakit. Dia bersumpah dalam keheningan. Pria yang lebih tua itu menyuruhnya istirahat dan berbicara.

Malam itu merubah mereka berdua. Drama itu berubah menjadi sebuah persahabatan seumur hidup. Mereka berkirim surat sampai kematian Charles Mauriac pada tahun 1970. "Aku berhutang pada François Mauriac untuk karir saya," Wiesel mengatakan. . . dan karena Charles Mauriac, Wiesel mengirimkan naskah pertama "Night".

Bagaimana jika Mauriac telah menutup pintu saat itu? Apakah ada yang menyalahkan dia? Dipotong oleh kata-kata tajam Wiesel, ia bisa saja menjadi tidak sabar kepada anak muda yang pemarah ini dan dengan senang hati menyingkirkannya. Tapi ia tidak. Dia bereaksi dengan tegas, cepat, dan penuh kasih. Dia orang yang "lambat untuk mendidih." Dan, karena dia, hati seorang Wiesel mulai sembuh.

Saya mendorong Anda untuk melakukan hal yang sama? "Ia sabar terhadap kamu" (2 Ptr 3:9). Dan jika Allah sedang sabar terhadap Anda, bukankah Anda bisa bersabar terhadap orang lain? Tentu saja Anda bisa. Karena kasih bukanlah hal lain: Kasih itu sabar.

Sumber: Disarikan dari A Love Worth Giving ; Max Lucado; W Publishing, 2002

Pengaruh yang Positif

Roma 12:2
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 18; Matius 18; Kejadian 35-36

Pernahkah Anda menemui orang-orang yang berlabel pengikut Kristus, tetapi tidak memberikan dampak positif kepada sekelilingnya? Di kantor, ia suka memanipulasi data atau berkata yang tidak benar mengenai rekan kerjanya demi mendapatkan posisi. Kompromi demi kompromi yang ia lakukan dalam kejujuran, integritas dan moralitas membuatnya tidak bisa menjadi saksi Tuhan yang efektif.

100Orang Kristen yang biasa-biasa dipersiapkan untuk bersikap seperti dunia dan melakukan hal-hal yang tidak jujur karena merasa takut dengan ketidaksenangan dunia terhadapnya. Ia mengabaikan perintah yang jelas dari Alkitab: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini."

Hanya melalui hidup yang taat pada suara Roh, kematian setiap hari atas diri sendiri, dan dedikasi yang total kepada Kristus serta persekutuan yang terus terjaga bersama Dia, kita dimampukan untuk hidup saleh dan memiliki pengaruh yang positif terhadap dunia yang rusak ini. Apakah dunia sedang mengubah Anda atau Anda yang mengubah dunia?

Persekutuan yang intim dengan Allah adalah kunci agar Anda dapat memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sekitar Anda.

Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia

Air Hidup

Baca: Keluaran 33:1-23

MINTA PENYERTAAN TUHAN

” Berkatalah Musa kepadaNya: 'Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.' ” Keluaran 33:15

Tuhan sangat senang bila anak-anakNya memiliki penyerahan diri secara penuh kepadaNya sehingga Ia dapat memimpin kita dalam kehidupan dengan persekutuan sempurna denganNya. Inilah yang dilakukan Musa: meminta pimpinan Tuhan bagi dia dan sekelompok kecil bangsa yang ia pimpin. Tuhan pun menjanjikan Musa suatu rencana yang sempurna, yaitu membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Berfirmanlah Tuhan, ” Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” ( Keluaran 33:14 ). Adakah yang lebih sempurna daripada janji Tuhan ? Selain menjanjikan penyertaan, Tuhan juga menjanjikan ketenteraman kepada mereka setelah sekian lama hidup tertindas di Mesir. Itulah sebabnya Musa berkomitmen tidak mau melangkah bila Tuhan tidak membimbing dan menyertainya.

Adalah tidak mudah menemukan orang yang memiliki penyerahan total kepada Tuhan seperti Musa ini, apalagi masa sekarang ini, di mana teknologi semakin canggih, banyak yang cenderung menjalani hidup mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri, sepertinya tidak lagi membutuhkan Tuhan dalam hidup. Padahal ada suatu kenyataan, hidup di luar pimpinan Tuhan selalu mendapati kekecewaan. Sadar atau tidak, semakin kita menjauh dari pimpinanNya, masalah yang kita hadapi semakin rumit; ujung-ujungnya membuat kita takut dan kuatir, lalu berakhir pada kegagalan. Ketika Musa berserah dan tunduk kepada pimpinan Tuhan, Ia pun menepati janjiNya, bahkan Ia memperlihatkan diriNya secara khusus kepada Musa, hambaNya itu. Setiap perjalanan yang dilalui oleh bangsa Israel tak setapak pun yang lepas dari perhatian Tuhan sehingga mujizat senantiasa mereka alami.

Meskipun kini Tuhan tidak menunjukkan penyertaanNya secara langsung atau riil atas kita, bukan berarti Dia jauh dari kita. Kehadiran Roh Kudus yang ada di dalam kita adalah bukti penyertaanNya bukan hanya untuk sementara waktu, tapi sampai kepada kesudahan zaman. Maka dari itu libatkan Tuhan dalam segala perkara !

” Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” Amsal 19:21

PERTANYAAN YESUS

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"

Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21:17)

Bacaan : Yohanes 21 : 15 - 19

Rasa bersalah membuat kita menjadi salah tingkah. Itulah juga yang dialami Petrus. Ia pernah menyangkal Yesus tiga kali. Lalu tiga kali pula Yesus bertanya kepadanya, apakah Petrus mengasihi-Nya. Apakah pertanyaan itu menunjukkan bahwa Yesus masih mengingat-ingat kesalahan Petrus, dan dengan sengaja menyindir Petrus dengan tiga kali bertanya? Demikian pertanyaan Petrus dalam hati. Pertanyaan yang diajukan sama. Lagipula, Yesus sudah tahu jawabannya. Lalu mengapa Dia bertanya kepada Petrus sampai tiga kali? Pertanyaan Yesus ditanyakan sampai tiga kali, karena pertanyaan itu demikian penting bagi Yesus. Bahwa Petrus mengasihi-Nya—dan mengasihi-Nya dengan sungguh-sungguh, lebih dari apa pun yang dikasihi Petrus. Yesus tidak menghakimi Petrus, bukan pula menyindir atau memojokkannya. Yesus sangat mengasihi Petrus. Dia ingin Petrus terus mengingat bahwa yang terpenting bagi Yesus adalah bahwa Petrus selalu mengasihi-Nya. Jika Petrus mengasihi Yesus, ia akan meng¬gembalakan domba-Nya; ia akan setia; ia akan melayani. Orang merasa bahwa apa yang penting adalah apa yang ia lakukan; apa talentanya; apa saja yang ia capai. Ada pula yang mesrasa dirinya penting karena orang lain menghargainya—memandang dan mengerti pencapaian yang ia raih. Namun, bagi Yesus, yang terpenting adalah: apakah kita mengasihi Yesus? Apa pun yang kita capai dalam hidup ini tidak akan ada artinya jika kita tidak mengasihi Yesus. Apabila kita mengasihi-Nya, maka dari kasih itu akan lahir pengabdian, pengorbanan, dan kesetiaan untuk melayani Dia.

HAL TERBAIK YANG DAPAT KITA BERI BAGI TUHAN ADALAH KESEDIAAN KITA MENJALIN HUBUNGAN PRIBADI DENGAN-NYA

____________________________________________

Yohanes 21 : 15 – 19

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Kisah Mengharukan Korban Selamat Gempa Haiti

Myrtha Manigat sedang berada di rumah salah seorang temannya di Port-au-Prince ketika gempa bumi terjadi. Rumah itu runtuh, dan ia terjerumus ke dalam lubang - bersama dengan dua orang anak dari temannya. Kedua anak tersebut meninggal dunia dan selama tiga hari, Myrtha, 27, tetap terperangkap di dalam lubang.

Keluarganya mengira ia sudah meninggal. Jauh di Elmont, New York, sepupu Myrtha, Talma Joseph - yang berkata bahwa ia dan Myrtha sudah seperti kakak adik - sangat berduka atas kejadian ini. Talma ingin terus berharap, dan memposting foto sepupunya secara online, termasuk di CNN iReport, dengan harapan Myrtha mungkin saja entah dengan cara bagaimana dapat bertahan dan seseorang akan mengenalinya. Tapi seorang teman Myrtha yang melihat langsung bahwa rumah tersebut sudah hancur mengatakan kalau Myrtha sudah tewas.

Talma, 29, ada di lantai atas kamarnya pada hari Jumat malam ketika ia mendengar ibunya berteriak. "Talma, Talma, turunlah," panggil ibunya. "Saya rasa saya melihat JouJou!" JouJOu adalah nama panggilan dari Myrtha.

Talma pun lari ke bawah dimana ibunya sedang menyaksikan CNN's "Larry King Live". Talma memutar ulang videonya dan berhenti pada sebuah foto - sebuah foto close up dari The Associated Press yang memperlihatkan wajah seorang wanita yang berbaring, sedang diberi makan dengan sendok. Wajahnya kurus, dahinya ditutupi dengan kain merah muda. Itu adalah Myrtha!

"Semua orang mulai menangis karena bahagia," ujar Talma.

Lalu datang langkah berikutnya. "Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan karena kami tidak tahu dimana Myrtha berada," ujar Talma.

Segenap teman dan kerabat di Haiti pun mulai mencari informasi. Mereka segera mengetahui kalau Myrtha berada di rumah sakit. Pada hari Minggu, Talma berbicara dengan sepupunya yang dibesarkan bersama dengan dirinya di Haiti.

"Myrtha terdengar baik-baik saja," ujar Talma. "Myrtha mengatakan kepada saya bahwa ia sendirian dan tidak memiliki siapa-siapa... Myrtha sempat berhenti sejenak sebelum akhirnya ia berkata, ‘Talma, saya kehilangan salah satu kakiku'."

Dokter harus mengamputasi salah satu kakinya untuk menyelamatkan hidup Myrtha.

Talma mulai menangis di telepon tapi Myrtha memintanya untuk tidak menangis. "Dia berkata, ‘Talma, dengarkan saya: Jangan menangis. Apa yang telah terjadi adalah hal terburuk yang pernah saya alami. Saya tidak pernah berpikir dapat melaluinya... Yang saya butuhkan darimu saat ini adalah berdoa bagiku - berdoa karena di luar sana banyak orang yang tidak dapat bertahan."

Melalui semua yang telah Myrtha alami, "Dialah yang membuat saya merasa lebih baik, memberi kekuatan kepada saya melalui telepon," ujar Talma.

Myrtha telah mengalami banyak kesakitan, melebihi apa yang dapat dibayangkan siapapun, ujar Talma. Tapi Myrtha selalu menjadi sangat kuat.

"Dia berkata kepada saya, ‘Talma, menangis tidak akan menghasilkan apapun. Miliki saja iman dan kekuatan itu, maka kamu tahu, semuanya akan baik-baik saja."

Sumber : CNN

Odol dari Surga

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ? Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya. Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu. Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya. “Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak. .!!!” Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu. “Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!” “Tapi Pak…Sssa..” Brrrraaaaang !!!! Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan. Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas. Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam. “Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi. “Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran. “Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”. Petugas pun ngeloyor pergi. Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya. Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari. Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa. Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA yang menciptakan mereka. Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”

NASIHAT

Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. (Ams 6 : 20 )

Bacaan : Amsal 6 : 20 - 24

Seorang gadis Indonesia berpacaran dengan pria Belanda, lewat situs jodoh di internet. Usia si gadis 25 tahun. Pacarnya 55 tahun. Karena sudah dua kali bercerai, si pria “tidak lagi percaya pada pernikahan.” Jadi si gadis diminta hidup bersamanya tanpa menikah. Alasannya? “Pernikahan hanya status. Hanya selembar kertas. Tak menjamin kebahagiaan kita.” Sang gadis setuju, karena lagi tergila-gila. Keberatan dari orangtuanya dianggap kuno. Nasihat dari teman-teman gereja dan pendeta tak digubris. “Saya sudah berdoa!” katanya. “Saya yakin Tuhan menjodohkan saya dengan belahan jiwa saya itu.” Saat seseorang berambisi mencapai sesuatu, biasanya ia buta. Tak dapat menilai dengan objektif; tak mampu membaca kehendak Tuhan. Saat itulah ia perlu mendengar nasihat orangtua atau mereka yang dewasa rohani. Nasihat mereka harus dipelihara, tidak disia-siakan, sebab Tuhan kerap menyatakan kehendak-Nya melalui mereka. Tuhan bisa juga memakai penilaian bijak mereka untuk menerangi jalan seseorang. Penulis Amsal menggambarkan nasihat mereka ibarat pelita atau cahaya yang menerangi kebutaan diri. Melindungi orang dari bahaya mengambil jalan yang salah. Apakah Anda sedang bergumul untuk mengambil keputusan penting? Apakah Anda sedang mencari kehendak Tuhan? Selain berdoa dan bergumul secara pribadi, bukalah telinga dan hati bagi pendapat orang lain. Mintalah nasihat orangtua, juga orang kristiani lain yang mengenal Anda dengan baik. Pengalaman dan pergumulan mereka dengan Tuhan bisa memberi Anda nasihat bijak. Memang tidak setiap nasihat mereka dapat disamakan dengan kehendak Tuhan. Namun, nasihat mereka tak dapat diabaikan.

BANYAK ORANG MEMBERI NASIHAT. NAMUN HANYA ORANG BIJAK YANG BISA MEMANFAATKANNYA

____________________________________________

Amsal 6 : 20 – 24

6:20 Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.

6:21 Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu, kalungkanlah pada lehermu.

6:22 Jikalau engkau berjalan, engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring, engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun, engkau akan disapanya.

6:23 Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

6:24 yang melindungi engkau terhadap perempuan jahat, terhadap kelicikan lidah perempuan asing.

Wednesday, February 10, 2010

Menjaga Hati

Dalam suatu acara retreat pemuda, setiap peserta diberi sebutir telur oleh panitia dengan pesan supaya telur itu dijaga agar jangan pecah atau hilang dan selalu dibawa setiap saat selama retreat berlangsung sampai akhir acara. Entah mereka mengikuti session, makan, tidur, bahkan ke kamar mandi, telur itu tidak boleh mereka tinggalkan. Barangsiapa yang kehilangan telur atau sampai memecahkannya, maka ia akan mendapatkan "hukuman" dari Panitia.

Dua hari kemudian, tepatnya ketika acara retreat selesai, legalah mereka semua, kecuali beberapa orang yang harus menanggung hukuman karena memecahkan telur mereka. Seperti halnya menjaga sebutir telur yang mereka lakukan, demikian juga kita harus menjaga hati.

Persoalan terbesar yang dihadapai oleh semua manusia di dunia ini adalah persoalan hati. Dari hati muncul motivasi. Dari hati muncul rencana. Dari hati timbul perasaan. Dari hati kemarahan diungkapkan. Dari hati keluarlah pikiran-pikiran, perkataan dan tindakan. Hati adalah area yang penting dalam kehidupan kita, yang mengatur dan mengarahkan setiap hal yang kita kerjakan. Dan dari menjaga hati inilah akan terpancar kehidupan manusia yang serupa dengan Allah. Dari hati juga akan terpancar kehidupan yang memuliakan Allah.

Tuhan mau kita mengasihi Dia dengan sungguh-sungguh, dan menaruh Firman Tuhan ke dalam hati kita. Jaga hati dan hidup benar di dalam Firman maka apa yang kita inginkan pasti terjadi.

Menjaga hati adalah menjaga hidup.

" Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. "

( Amsal 4:23 )

Tuhan Yesus Memberkati..

SEMANGAT PERSAHABATAN

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. (Ams 17 : 17)

Bacaan : 2 Samuel 17 : 27 - 29

Maggie Hamilton, seorang murid Sekolah Dasar di Michigan, Amerika Serikat, menulis surat ini: “Hai, semoga keluarga dan teman-temanmu baik-baik saja. Di gereja, saya berdoa untukmu dan negaramu. Di sekolah, kami mengumpulkan dana untuk negaramu. Maka, kami membuat gelang tsunami. Saya membuat satu untukmu. Semoga kamu menyukainya. Saya akan terus berdoa untukmu dan negaramu di gereja.” Dan, Nada Lutfiyyah, anak sebatang kara yang kehilangan orangtua, kakak, dan adiknya dalam peristiwa tsunami di Aceh, membalas surat itu, “Sahabatku, namaku Nada Lutfiyyah. Saya sangat senang dan terharu menerima suratmu. Saya kehilangan seluruh keluarga saya dan sekarang tinggal bersama sepupu saya. Saya senang atas perhatianmu. Semoga saya segera menerima gelang pemberianmu karena saya ingin mengenakannya di tangan ini untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa saya sekarang memiliki seorang sahabat.” Dua sahabat itu bertemu di Istana Negara pada perayaan HUT kemerdekaan Indonesia ke-63, atas undangan Presiden SBY. Maggie dan Nada mengajarkan satu hal, bahwa persahabatan melewati batas-batas jarak, suku, status, warna kulit, dan agama. Kuncinya adalah ketulusan untuk saling memberi serta keterbukaan untuk saling menerima. Hal serupa kita baca dalam 2 Samuel 17:27-29. Daud tengah terlunta-lunta karena melarikan diri dari Absalom, anaknya yang memberontak. Saat pasukannya kelelahan, beberapa orang dari bangsa lain; Sobi bin Nahas, Makhir bin Amiel, dan Barzilai, mengulurkan tangan memberi bantuan. Alangkah baiknya jika kita pun memiliki semangat persahabatan seperti itu.

KETULUSAN DAN KETERBUKAAN ADALAH KUNCI PERSAHABATAN

____________________________________________

2 Samuel 17 : 27 – 29

17:27 Ketika Daud tiba di Mahanaim, maka Sobi bin Nahas, dari Raba, kota bani Amon, dan Makhir bin Amiel, dari Lodebar, dan Barzilai, orang Gilead, dari Rogelim, membawa

17:28 tempat tidur, pasu, periuk belanga, juga gandum, jelai, tepung, bertih gandum, kacang babi, kacang merah besar, kacang merah kecil,

17:29 madu, dadih, kambing domba dan keju lembu bagi Daud dan bagi rakyat yang bersama-sama dengan dia, untuk dimakan, sebab kata mereka: "Rakyat ini tentu telah menjadi lapar, lelah dan haus di padang gurun."

Tuesday, February 9, 2010

Hak Istimewa Untuk Berdoa

- Jawaban.com -

Yohanes 16:24
"Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 30; Kisah Para Rasul 2; Keluaran 9-10

Sebagai orang-orang Kristiani, tahukah Anda apa yang menjadi hak istimewa Anda yang diberikan oleh Allah? Mendapatkan berkat berupa harta yang melimpah? Atau jabatan yang tinggi? Bukan, semua itu hanyalah bonus yang Dia berikan. Hak istimewa kita sebagai para pengikut Kristus adalah hak untuk berdoa kepada-Nya.

Cobalah pikirkan ini: Anda dan saya memiliki hal yang luar biasa untuk mendekat kepada Allah semesta Alam, "Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk" (Yesaya 57:15)! Kita dapat melakukan ini hanya karena Yesus Kristus telah membuka jalan.

Kita harus berdoa di masa-masa sulit, kalau tidak kita akan menjadi tidak beriman dan tidak percaya. Kita harus berdoa di masa-masa kemakmuran, kalau tidak kita akan menjadi sombong dan besar kepala. Kita harus berdoa di masa-masa bahaya, kalau tidak kita akan merasa takut dan ragu. Kita harus berdoa di masa-masa aman, kalau tidak kita akan menjadi merasa cukup.

Berdoalah dan percaya bahwa apa yang Anda minta pasti dijawab oleh Allah, bahkan tidak jarang Dia menjawab lebih dari apa yang dapat Anda bayangkan dan doakan. Ini bukanlah janji seorang manusia, tetapi janji Allah yang menciptakan langit dan seluruh alam semesta.

Doa adalah alat yang disediakan Allah bagi manusia untuk berhubungan langsung dengan-Nya. Gunakanlah itu!

Sumber: God Calling; A.J Russell; Penerbit Pionir Jaya

Mencapai Kebahagiaan di Tempat Kerja

Pernahkah anda terbangun setiap pagi dengan perasaan malas ke kantor? Atau tidur anda tidak nyenyak semalam karena bermimpi buruk tentang pekerjaan? Bahkan, saat harus pergi ke tempat kerja, dalam hati anda mengomel, “Duh, harus ya?” Dan sesampainya di tempat kerja, anda seakan ingin menghindari semua orang karena bosan harus bertemu dengan rekan yang itu-itu saja setiap hari?

Apabila hampir semua jawaban dari pertanyaan tersebut adalah “ya”, berarti sekarang saatnya koreksi diri. Kemungkinan anda telah kehilangan sebagian besar energi positif di tempat kerja. Tapi benarkah kondisi lingkungan kerja yang buruk, atau diri anda sendiri yang membuat persepsi negatif tentang pekerjaan? Lalu bagaimana Anda bisa mencapai kebahagiaan di tempat kerja apabila setiap hari anda dihadapkan pada situasi yang sama. Nah, untuk memperbaiki kehidupan kerja anda, coba praktekkan hal-hal ini. 1. Sadari Anda memiliki kontrol diri Ingat, anda tidak bisa mengontrol apa yang ada di luar diri anda. Anda tidak akan bisa mengontrol situasi kerja, obrolan rekan kerja, kata-kata yang dikeluarkan rekan kerja, maupun gaya kerja orang lain. Tetapi di sisi lain, anda bisa mengontrol diri anda sendiri. Anda bisa mengendalikan mana obrolan yang perlu didengar atau tidak, mood anda di hari itu, mana pekerjaan yang prioritas dan tidak, sikap anda agar dihargai di tempat kerja, dan gaya kerja anda yang maksimal. So, take control on yourself responsibly, dan orang lain pun akan menghormati anda. 2. Berterimakasihlah Saat anda mulai merasa bosan dan sedih mengenai pekerjaan anda, berpikirlah ulang! Bayangkan, berapa juta orang di luar sana yang tidak memiliki pekerjaan, tempat berlindung, atau pakaian yang layak? Bandingkan betapa beruntungnya diri anda. Dengan pekerjaan yang ada, anda bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri, memiliki tempat berlindung yang layak, dan memiliki kapasitas serta kepercayaan untuk mengerjakan sesuatu. Berterimakasihlah, maka anda akan lebih bisa menghargai

HATI YANG TULUS

Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. (Mzm 97:11)

Bacaan : Kisah Para Rasul 1 : 15 - 26

Wajahnya lugu. Sederhana. Tutur katanya simpatik. ”Soal gaji sih terserah saja. Saya terima. Yang penting bisa kerja membantu Tuan dan Nyonya,” ujar Yati. Sang majikan terkesan. Yati diterima menjadi pembantu rumah tangga. Ia dipercaya. Kunci-kunci rumah dipegangnya. Dua bulan kemudian, majikannya sangat kaget ketika tiba di rumah. Semua barang berharga mereka habis terkuras. Yati lenyap. Rupanya ia adalah anggota sindikat perampok yang beraksi dengan bepura-pura menjadi pembantu. Wajahnya tulus, namun hatinya bulus! Sulit mencari orang berhati tulus. Langka, tetapi sangat berharga. Waktu mencari pengganti Yudas, para murid tidak mencari orang hebat. Belajar dari pengkhianatan Yudas, mereka sadar bahwa faktor terpenting yang harus ada dalam diri seorang murid adalah ketulusan hati. Namun siapa yang bisa mengenal isi hati? Tuhan! Mereka pun lantas berdoa: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih” (ayat 24). Soal hati itu perkara penting. Percuma menjadi orang berprestasi apabila tanpa ketulusan hati. Akhirnya, Tuhan memilih Matias, tokoh yang tidak terkenal. Namanya tak pernah muncul dalam kitab Injil maupun surat Rasuli. Ia bekerja dibalik layar. Namun, ketulusan hatinya membuat Tuhan berkenan. Orang yang tulus hati membuat rencana tanpa intrik. Berbicara tanpa melebih-lebihkan. Memberi bantuan tanpa pamrih. Menampilkan diri apa adanya tanpa berusaha terlihat suci. Ia benci kemunafikan dan kepalsuan. Seperti itukah Anda? Apakah Anda dikenal sebagai orang yang tulus hati?

TANPA HATI YANG DIWARNAI KETULUSAN, ANDA TIDAK BISA MEMBUAT ALLAH TERKESAN

____________________________________________

Kisah Para Rasul 1 : 15 – 26

1:15 Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata:

1:16 "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu.

1:17 Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."

1:18 -- Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.

1:19 Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah --.

1:20 "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur: Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya: dan: Biarlah jabatannya diambil orang lain.

1:21 Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami,

1:22 yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."

1:23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias.

1:24 Mereka semua berdoa dan berkata: "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,

1:25 untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."

1:26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.

Monday, February 8, 2010

TIDAK ADA KURSI

Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah (Ibr 10 : 12)

Bacaan : Ibrani 10: 1 - 18

Misalkan Anda memasuki Bait Allah dalam Perjanjian Lama, Anda akan mendapati suatu perabot yang tidak tersedia di sana. Apakah itu? Kursi! Tidak ada kursi di dalam Bait Allah. Setiap imam besar yang melayani di Bait Allah tidak berkesempatan untuk duduk. Mereka selalu aktif, setiap hari melayani, setiap hari mempersembahkan korban. Ketika seorang imam selesai bertugas, imam yang lain melanjutkan pelayanannya. Mereka harus melakukannya berulang-ulang karena korban yang mereka persembahkan tidak benar-benar efektif dalam menghapuskan dosa umat Allah. Betapa berbeda dengan Imam Besar Perjanjian Baru! Penulis kitab Ibrani mengemukakan fakta yang sangat mengejutkan, khususnya bagi orang Yahudi yang terbiasa dengan pelayanan ala Bait Allah tadi. Kita tidak lagi menemukan imam besar yang berdiri melayani. Sebaliknya, kita mendapati Imam Besar yang duduk untuk selama-lamanya (ayat 12). Duduk melambangkan kondisi beristirahat; berhenti dari suatu pekerjaan. Tidak seperti imam Perjanjian Lama, Kristus sudah selesai bertugas. Dia mempersembahkan kurban hanya satu kali, sebuah kurban yang sempurna, kurban yang menghapuskan dosa untuk selama-lamanya. Dia telah meraih kemenangan yang menentukan atas dosa, dan sekarang Dia duduk bersama dengan Bapa-Nya, menyaksikan hasil kemenangan-Nya. Jika Anda menerima Yesus sebagai Imam Besar, bukankah itu alasan yang sangat kokoh untuk bersukacita? Tidak ada lagi yang dapat kita lakukan untuk menambahi atau mengurangi kesempurnaan kurban-Nya. Kita hanya perlu bersyukur dan turut merayakan kemenangan-Nya.

KITA MENGHADAPI DOSA BUKAN LAGI DENGAN BERGUMUL MELAWANNYA, MELAINKAN DENGAN MENERIMA DAN MERAYAKAN KEMENANGAN KRISTUS

____________________________________________

Ibrani 10: 1 – 18

10:1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya.

10:2 Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.

10:3 Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.

10:4 Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.

10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --.

10:6 Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.

10:7 Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."

10:8 Di atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.

10:9 Dan kemudian kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.

10:10 Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.

10:11 Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa.

10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.

10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

10:15 Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita,

10:16 sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,

10:17 dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."

10:18 Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

MALAIKAT PENOLONG

Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6)

Bacaan : Kisah Para Rasul 3 : 12 - 19

Seorang mahasiswa sakit gigi. Dokter berkata gigi belakangnya harus dicabut lewat operasi bedah mulut. Gigi lainnya juga banyak yang berlubang. Perlu perawatan intensif, tetapi mahasiswa itu tidak punya cukup uang! Sang dokter kristiani memandangnya, lalu berkata: “Jangan khawatir. Kamu urusi saja semua kuliahmu, biarkan saya mengurusi gigimu. Nanti sesudah lulus dan bekerja, baru kamu bayar biaya perawatannya.” Sang mahasiswa terharu. Baginya, dokter itu adalah malaikat penolong. Seorang yang Tuhan kirim untuk menolongnya di masa sulit. Petrus dan Yohanes adalah “malaikat penolong” bagi orang lumpuh yang duduk di depan Bait Allah. Tiap hari ia duduk dekat pintu Gerbang Indah, tetapi hidupnya tidak indah. Kelumpuhan sejak lahir membuatnya bergantung pada belas kasihan orang lain. Suatu hari, Petrus dan Yohanes berpapasan dengannya saat akan memasuki Bait Allah. Pada momen itu, Petrus sadar bahwa Allah menginginkannya berbuat sesuatu bagi si lumpuh. Maka, ia menawarkan kesembuhan dalam nama Tuhan Yesus. Si lumpuh percaya. Mukjizat pun terjadi. Dia berdiri, berjalan, bahkan melompat-lompat! Pertemuan yang hanya berlangsung beberapa menit itu mengubah seluruh jalan hidupnya! Tuhan ingin memakai Anda menjadi malaikat penolong bagi orang yang berpapasan dengan Anda di jalan hidup Anda. Kita harus peka. Jika melihat orang perlu pertolongan atau perhatian, lakukanlah sesuatu. Berikanlah apa yang Anda punya. Bantuan. Pelukan. Ucapan yang mengobarkan semangat. Berita Injil. Sayang jika momen itu lewat dengan sia-sia. - JI

JANGAN BIARKAN HARI BERLALU TANPA MENYENTUH HIDUP ORANG-ORANG DI SEKITAR ANDA

____________________________________________

Kisah Para Rasul 3 : 12 - 19

3:12 Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri?

3:13 Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan.

3:14 Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu.

3:15 Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.

3:16 Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.

3:17 Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.

3:18 Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita.

3:19 Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,

Sunday, February 7, 2010

TATAPAN MATA

Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. (Luk 19: 3)

Bacaan : Lukas 19 : 1 – 10

Mata adalah jendela hati,” kata penyair Kahlil Gibran. Dari pancaran mata dan cara orang melihat kita, sedikit banyak dapat dibaca apa pandangan orang itu tentang kita. Ada mata licik penuh selidik; ada mata haru penuh rasa terima kasih; ada mata sinis penuh prasangka; ada mata teduh penuh belas kasih; ada mata bercahaya penuh respek; ada mata yang menyorotkan penghinaan. Sorot pandangan mata mencerminkan seberapa tinggi atau rendah orang menilai sesamanya. Lukas menyebut Zakheus berbadan pendek (ayat 3). Memang secara fisik begitu, tetapi sebenarnya maknanya lebih dari itu. Memang kebanyakan orang dewasa menatapnya dengan menunduk sebab badannya pendek. Namun, itu juga cerminan kedudukan sosial dan moralnya di mata orang. Begitulah penilaian banyak orang kepadanya sebagai kepala pemungut cukai. “Pendek” alias rendah. Banyak mata memancarkan tatapan “merendahkan” dia. Namun, hari itu sungguh istimewa. Lukas menggambarkannya secara dramatis: ada orang yang memandang Zakheus dengan mendongak! Zakheus dipandang “tinggi” sebab ia sedang berada di atas pohon. Dan dengan pancaran mata bersahabat, Seseorang menawarkan diri untuk singgah di rumahnya (ayat 5). Orang itu Yesus. Dan pada hari itulah Zakheus berubah! Semua orang memerlukan tatapan mata sejuk bersahabat. Dunia sekeliling kita sudah penuh dengan tatapan negatif: prasangka buruk, sinis, menantang, mengolok, menuduh, dan membenci. Jika kita ingin berbeda karena iman kita, berikanlah tatapan mata seperti yang Yesus berikan kepada Zakheus. Siapa tahu ada orang yang hidupnya bakal berubah karenanya.

SATU TATAPAN MATA YANG BERSAHABAT LEBIH BERMAKNA DARIPADA SERIBU TATAPAN MATA PENUH PENGHAKIMAN

____________________________________________

Lukas 19 : 1 – 10

19:1 Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu.

19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya.

19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu."

19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

19:9 Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham.

19:10 Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."