ReChARGE yOur SouL...

Thursday, January 28, 2010

Real Love Needs Action

Ayat bacaan: 1 Yohanes 3:18 =========================== "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." kasih dengan perbuatan nyata Baru pindah rumah di hari pertama, ternyata pompa airnya macet. Semalaman kami tidak bisa memakai air, bahkan saya harus menumpang mandi ke rumah teman sebelum melayani di gereja keesokan harinya. Ini masalah yang sepele, tapi keesokan harinya seorang teman yang baru saya kenal menelepon saya dan menanyakan apakah air di rumah sudah jalan lagi atau belum, berikut menawarkan tukang yang ia kenal untuk mereparasi pompa airnya. Saya sungguh terharu atas perhatiannya. Masalah yang kecil saja, ketika kita mendapat perhatian dari seseorang rasanya bisa membuat kita terharu. Apa yang ia lakukan sederhana saja, ia hanya menelepon, dan menanyakan sekiranya saya butuh bantuan maka ia akan mengirimkan seorang teknisi ke rumah. Tapi hal sederhana yang ia lakukan itu menyentuh hati saya. Tidakkah kita merasa sangat senang ketika memiliki teman yang peduli? Banyak orang berpikir bahwa untuk membantu sesama itu harus melalui pemberian-pemberian atau pengeluaran yang besar. Kita lupa bahwa sebuah senyuman sekalipun seringkali mampu membawa dampak positif yang bisa menguatkan atau memotivasi orang lain. Itu bentuk bantuan yang sama sekali tidak memerlukan biaya, tapi bisa bermakna besar bagi yang menerimanya. Atau sebuah telepon seperti yang dilakukan teman saya tadi, itu bukan perkara yang berat. Hanya menghubungi dan bertanya serta menawarkan bantuan lewat telepon, tapi itu menunjukkan bahwa ia memiliki perhatian yang begitu besar terhadap temannya. Ia masih ingat dan memikirkan masalah yang saya alami meskipun ia sedang sibuk bekerja. Inilah bentuk kasih yang baik, yang bukan hanya berhenti sebatas perkataan tanpa disertai tindakan. Menelepon, itu perkataan, tapi bukankah ia melakukan tindakan untuk menghubungi dan menawarkan bantuan? Simpel, namun sangat berkesan, dan saya merasa bahagia ketika ada orang yang peduli bahkan kepada masalah yang sangat sepele seperti itu. Ada banyak orang yang bisa berkata bahwa mereka mencintai atau mengasihi seseorang, namun kenyataan tidak terlihat sama sekali dari tindakan mereka. Bisa berkata sayang, namun menyakiti di belakang. Mengaku peduli, tapi menghilang ketika dibutuhkan. Bentuk kasih dalam kekristenan berbicara mengenai sesuatu yang sangat luas. Seperti halnya Yesus sendiri mengajarkan "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Yesus tidak saja mengajarkan, tapi telah membuktikannya sendiri secara langsung. Dan itulah kemudian yang diberitakan oleh Yohanes dalam menyampaikan pengajaran tentang kasih. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1 Yohanes 3:16). Sebab bagaimana mungkin seseorang bisa mengaku memiliki kasih Allah tapi mereka menutup mata terhadap penderitaan saudara-saudaranya sendiri? (ay 17). Oleh karena itu Yohanes berpesan: "Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran." (ay 18). Jangan hanya berhenti dengan perkataan saja, tapi teruskanlah dengan perbuatan nyata, dalam kebenaran. In deed and in truth, in practice and in sincerity. Mengenai melakukan dengan perbuatan nyata, kita bisa melihat contohnya dari jemaat di Makedonia yang disebutkan dalam 2 Korintus 8:1-15. "Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan." (ay 2). Jemaat Makedonia bukanlah jemaat kaya. Mereka juga bukan jemaat yang hidup nyaman tanpa masalah. Jelas dikatakan bahwa mereka itu sangat miskin, dan mengalami banyak penderitaan. Tapi lihatlah bahwa mereka tetap punya sukacita yang meluap dan begitu kaya dalam kemurahan. Lihatlah bagaimana Paulus bersaksi atas mereka. "Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. engan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami." (ay 3-5). Ini bentuk kasih yang menginspirasi dari apa yang dimiliki oleh jemaat Makedonia. Ternyata kasih memang tidak melihat miskin dan kaya, sedang nyaman atau sedang dalam pergumulan, karena jemaat Makedonia membuktikan mereka mampu menyatakan kasih lewat perbuatan nyata meski mereka sendiri hidup di bawah kemiskinan dan penderitaan. Apa saja output yang keluar dari sebentuk kasih yang benar? Paulus menjabarkannya dengan lengkap dalam surat Korintus. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7). Lihatlah bahwa elemen-elemen kasih itu ternyata sangat berhubungan dengan tindakan-tindakan yang nyata. Menjadi pelaku firman artinya harus diikuti dengan perbuatan nyata dan tidak berhenti hanya sebatas sebagai pendengar yang baik. "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yakobus 1:22). Firman Tuhan menyatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dan sesama kita, dan itu haruslah diikuti dengan bentuk-bentuk perbuatan nyata. Tanpa tindakan nyata, kasih belumlah sempurna. Kita harus mulai belajar untuk mengasihi dengan tulus tanpa pandang bulu, tanpa pamrih, bahkan kepada musuh sekalipun kita harus menunjukkan kasih dan bukan kebencian, seperti apa yang dikatakan Yesus: "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44). Firman Tuhan berkata "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah." (1 Yohanes 4:7), dan kasih yang lahir dari Allah ini bukanlah merupakan kasih semu atau dangkal, melainkan kasih yang harus selalu diikuti dengan perbuatan nyata. Buatlah perbedaan mulai hari ini. Tawarkan bantuan, hubungi teman anda, ucapkan salam, atau setidaknya tersenyumlah kepada mereka. tunjukkan kasih anda dengan sesuatu yang nyata. Because real love needs action. Love in deed is love indeed

Wednesday, January 27, 2010

Perjalanan yang melelahkan....

MUST SEE: Foto2 luar biasa proses kejadian seorang manusia

Berikut ini beberapa seleksi fotografer Swedia bernama Lennart Nilsson. Dia terkenal dengan foto2 in vivo embrio manusia dan subjek2 kedokteran lainnya yang dulu dianggap tidak bisa diabadikan lewat foto. Dia menggunakan sebuah endoskop untuk membuat gambar2 menakjubkan ini! Dalam seri foto ini, dia menguak semua rahasia - bagaimana kehidupan berawal!!! Bukti keagungan Tuhan!!! Ini bukan ilustrasi, bukan pula hasil ilustrasi.. This is real!!! Perjalanan panjang sperma menuju sel telur: Sperma yang telah bersusah payah berenang siap membuahi sel telur.. Pembuahan: Dinding rahim yang baru siap dibuahi: Sel telur yang dibuahi menuju dinding rahim: Embrio mulai terbentuk, disini yang terlihat adalah awal pembentukan kepala: Sudah mulai berbentuk: Manusia sempurna, yang siap berjuang melawan hidup...

Bunyi Klakson bisa menyelamatkan dari bahaya mesin mati diatas rel

Tadi pagi berangkat kerja seperti biasa jam 9... kearah roxy.... lewat kolong jembatan yang baru...... saya melewati rel kereta api.. eh saat melintas... udah mau melintas rel, ada bunyi tit tit tut tit tut... wah ada kerata mau lewat saya tengok kekanan, bisa saya lihat kereta udah kelihatan walaupun masih jauh... wah petugasnya terlambat, bunyikan.... eh berdasarkan pengalaman saya refleks bunyikan klakson... kebetulan didepan tidak ada mobil.... Diddalam mobil saya santai aja.. dan berusaha tenang.... supaya mesin tidak mati..... saya bunyikan klakson trus.. eh tiba2 tape mobil saya.. menyala.. dan saya lebih kaget.. kok bisa ya menyala sendiri???? saya teringat kejadian 2 thaun lalu.. saat om dan tante saya terjebak .. diatas rel kreta api, mobil mereka tiba2 berhenti mendadak, , mobil tidak bisa dihidupkan.. . mereka panik...... dan reflek aja saya tekan klaksonnya.. berkali2 dan om saya starter lagi eh .... Puji Tuhan.... mesin mobil on lagi.... dan kereta udah benar2 mendekat.... semua orang udah berteriak.... keluar keluar..... akhirnya slamat.... saya baca buku.. ternyata rel kereta menghantarkan listrik dan magnet yang membuat mesin mobil/ motor bisa mati mendadak, akan tetapi bisa diatasi dengan bunyi yang tinggi yaitu klakson... ternyata berhasil memutuskan rangkaian listrik dan medan magnet.... yach teman.... tolong sebarkan dan buktikan kalo melintas rel kereta api harus hati2... lebih baik menunggu dan selamat.... atau dengan bunyikan klakson.. bisa membantu saat kita sudah terjebak.... diatas rel kereta api...

Tuesday, January 26, 2010

SABAR DAN TEKUN

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya,

karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. (Yak 5:11)

Bacaan : Yakobus 5 : 10,11

Awal 2009, Luiz Felipe Scolari dipecat sebagai pelatih Chelsea, padahal ia baru tujuh bulan melatih klub sepak bola asal London tersebut. Penyebabnya, Scolari dianggap gagal membawa Chelsea berprestasi. Terhadap pemecatannya itu, Alex Ferguson, pelatih Manchester United, salah satu kesebelasan saingan berat Chelsea berkomentar, “Ini adalah tanda waktu, tidak ada lagi kesabaran di dunia sekarang ini.” Ferguson berkata begitu bisa jadi karena berkaca pada pengalamannya sendiri, ia perlu waktu bertahun-tahun untuk menjadikan Manchester United sebagai kesebelasan tangguh. Tidak instan. Begitulah, pada zaman yang semakin modern ini, nilai-nilai kesabaran dan ketekunan semakin jarang. Orang cenderung ingin serbacepat, serbasegera mendapat hasil. Ingin segera kaya, ingin segera naik jabatan, ingin segera terkenal, ingin segera menikah, ingin segera mendapat gelar kesarjanaan, ingin segera bebas dari masalah yang tengah membelit. Kalau hanya sampai di sini mungkin tidak terlalu jadi masalah. Yang celaka kalau kemudian jadi tergoda untuk mengambil jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara. Akibatnya bukan untung, malah buntung; bukan kegembiraan yang diraih, malah kesedihan yang didapat. Ibarat petani yang karena tidak sabar menunggu panen tiba, lalu menarik-narik tanamannya supaya segera berbuah. Akibatnya bukan buah yang diperoleh, melainkan tanamannya itu justru mati sia-sia. Melalui bacaan Alkitab hari ini kita diingatkan kembali akan pentingnya sikap sabar dan tekun seperti yang telah dicontohkan para nabi pada masa lalu (ayat 10). Yakobus menyebut mereka sebagai orang-orang yang berbahagia.

KESABARAN DAN KETEKUNAN AKAN MEMBUAHKAN KEBAHAGIAAN

____________________________________________

Yakobus 5 : 10,11

5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.

5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Monday, January 25, 2010

SEMPURNA

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.(Mat 5:48)

Bacaan : Matius 5 : 43 - 48

Seorang teman saya dinasihati agar belajar untuk bersikap dewasa. Apa yang ia lakukan? Jika ditanyai berapa umurnya, ia menyebutkan angka yang membuat dirinya dua-tiga tahun lebih tua. Ia juga suka berlagak menasihati teman-teman lain yang sebaya atau malah sebenarnya lebih tua darinya. Pengertian yang keliru menghasilkan tindakan yang keliru. Kita mungkin juga bingung ketika diperintahkan untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Apakah itu berarti kita harus kebal terhadap kesalahan dan kegagalan? Sempurna, atau bahasa Yunaninya teleios, berarti dewasa, matang, sudah mencapai tujuan, lengkap, utuh. Kathleen Norris dalam buku Amazing Grace menguraikan arti kesempurnaan secara menarik. Ia menulis, “Kesempurnaan, dalam pengertian kristiani, berarti menjadi cukup dewasa, sehingga kita mampu memberikan diri kita kepada orang lain. Apa pun yang kita miliki, tidak peduli betapa pun kecil tampaknya hal itu, adalah sesuatu yang dapat kita bagikan dengan mereka yang lebih miskin. Kesempurnaan semacam ini menuntut kita untuk menjadi diri kita sepenuhnya sebagaimana ditetapkan oleh Allah: dewasa, matang, utuh, siap menanggung apa saja yang menimpa hidup kita.” Untuk menjadi sempurna, kita tidak perlu bertingkah aneh seperti teman saya tadi. Bapa kita di surga meneladankan kesempurnaan dengan memberkati orang yang baik dan juga orang yang jahat. Kita pun dapat menjadi sempurna dengan belajar mengasihi tanpa pandang bulu dan bersikap lebih sabar terhadap orang lain.

KESEMPURNAAN BUKANLAH KEADAAN YANG TANPA CACAT CELA, MELAINKAN SIKAP HATI YANG RELA BERBAGI DENGAN SIAPA SAJA

____________________________________________

Matius 5 : 43 – 48

5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.

5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.

5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?

5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?

5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."