ReChARGE yOur SouL...

Saturday, February 6, 2010

SIKAP JANTAN

Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,"

dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. (Mam 32:5)

Bacaan : Yunus 1 : 4 - 17

Terkadang ada orang yang suka salah kaprah dalam mendefinisikan konsep “bersikap jantan”. Mereka berpikir bahwa sikap jantan itu identik dengan merokok, memiliki tato di lengan, atau berani berkelahi dengan siapa saja. Padahal sikap jantan artinya berani berbuat berani bertanggung jawab, jadi tidak ada kaitan dengan hal-hal lahiriah. Yunus mengajarkan kepada kita sebuah contoh tentang bersikap jantan yang sesungguhnya. Sikap tersebut muncul tatkala Tuhan mendatangkan badai besar yang menghantam kapal yang ia tumpangi. Para penumpang kapal berteriak ketakutan. Bahkan, nakhoda kapal meminta agar Yunus ikut berseru kepada Allahnya, untuk memohon keselamatan (ayat 6). Dalam situasi seperti itu Yunus bisa saja bersikap tidak peduli. Apalagi ia masih bisa tidur nyenyak dan tidak terganggu dengan segala guncangan yang terjadi. Toh pada saat itu tak seorang pun tahu bahwa badai tersebut terjadi karena Allah sedang “mengejar” dirinya, sehingga ia harus bertanggung jawab. Namun, Yunus bukanlah orang seperti itu. Dengan jantan ia mengakui bahwa badai tersebut terjadi akibat ulahnya—ia bersalah kepada Allah. Ia pun bukan sekadar mengakui kesalahan, melainkan juga rela menerima konsekuensi kesalahannya, yaitu dilempar ke laut. Itulah sikap jantan: berani mengakui kesalahan dan menerima konsekuensinya. Sikap jantan Yunus patut kita acungi jempol. Tidak mudah untuk mengakui kesalahan kita. Dan, lebih tidak mudah lagi untuk berani menanggung konsekuensi dari kesalahan kita. Akan tetapi, sikap demikianlah yang harus kita tunjukkan jika kita ingin disebut sebagai orang yang bersikap jantan.

ORANG YANG JANTAN BERANI MENGEVALUASI DIRINYA SENDIRI, BAHKAN KETIKA IA BERBUAT SALAH

____________________________________________

Yunus 1 : 4 – 17

1:4 Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur.

1:5 Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya. Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak.

1:6 Datanglah nakhoda mendapatkannya sambil berkata: "Bagaimana mungkin engkau tidur begitu nyenyak? Bangunlah, berserulah kepada Allahmu, barangkali Allah itu akan mengindahkan kita, sehingga kita tidak binasa."

1:7 Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.

1:8 Berkatalah mereka kepadanya: "Beritahukan kepada kami, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini. Apa pekerjaanmu dan dari mana engkau datang, apa negerimu dan dari bangsa manakah engkau?"

1:9 Sahutnya kepada mereka: "Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan."

1:10 Orang-orang itu menjadi sangat takut, lalu berkata kepadanya: "Apa yang telah kauperbuat?" -- sebab orang-orang itu mengetahui, bahwa ia melarikan diri, jauh dari hadapan TUHAN. Hal itu telah diberitahukannya kepada mereka.

1:11 Bertanyalah mereka: "Akan kami apakan engkau, supaya laut menjadi reda dan tidak menyerang kami lagi, sebab laut semakin bergelora."

1:12 Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu."

1:13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka.

1:14 Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki."

1:15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk.

1:16 Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar.

1:17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya.

Friday, February 5, 2010

LEBIH PANJANG UMUR

Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (Ibr 9:27)

Bacaan : Ibrani 9 : 23 - 28

Anak-anak yang lahir pada abad ini di negara maju boleh bergembira. Separuh lebih dari mereka berpotensi untuk mencapai usia seratus tahun jika tren kesehatan yang berlangsung dewasa ini terus berlanjut. Hasil studi itu dipaparkan oleh tim dari Pusat Riset Penuaan Denmark pada Oktober 2009. Salah satu faktor pendukungnya, saat ini banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, yang dapat dideteksi secara lebih awal dan diobati secara lebih baik. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi memang dapat meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Tetap saja, ada satu kepastian yang tak mungkin kita elakkan: kematian. Kematian bisa merenggut nyawa manusia kapan saja. Ia tidak hanya menjemput ketika usia sudah lanjut, tetapi bisa juga menyerobot kehidupan yang baru bertunas, atau malah menghantam ketika seseorang tengah berada di puncak kekuatannya. Sesudahnya, manusia menghadapi penghakiman Allah. Penghakiman ini membelah umat manusia menjadi dua bagian yang tak terjembatani. Yang satu, golongan yang memercayai Anak Allah dan menerima anugerah kehidupan kekal: mereka akan bersekutu dengan Allah di langit yang baru dan bumi yang baru. Yang lain, golongan yang tidak memercayai Anak Allah dan menolak anugerah-Nya: mereka terbuang dari hadirat Allah untuk selama-lamanya. Jadi, yang penting bukanlah berapa lama kita hidup. Bukan pula hebatnya kualitas kesehatan kita. Yang terutama ialah memastikan apakah kita mengalami kehidupan kekal. Sudahkah kita menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan atas kehidupan kita dan menyambut anugerah-Nya dengan iman?

KESEHATAN ITU PENTING, UMUR PANJANG ITU MUNGKIN BAIK, TETAPI TANPA KEHIDUPAN KEKAL SEMUANYA ITU SIA-SIA

____________________________________________

Ibrani 9 : 23 – 28

9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.

9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.

9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.

9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,

9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

Modus perampokan di jalan.

Informasi dari POLRI bahwa akhir-akhir ini ada "modus perampokan baru" di jalan, JIKA ANDA MENGEMUDI MALAM HARI & KACA MOBIL DILEMPAR DENGAN TELOR, Jangan Operasikan wiper/semprotkan air/ cairan apapun. Telur bila tercampur dengan air akan berubah seperti susu dan itu akan memblokir penglihatan anda hingga 90%! Anda akan terpaksa berhenti di pinggir jalan dan bisa jadi korban perampokan. Mohon informasi ini disampaikan kepada rekan-rekan pengendara mobil lainnya. Terimakasih & Semoga Tuhan senantiasa melindungi kita semua, Amien. Salam

Kebencian Tidak Dapat Diakhiri dengan Kebencian

Seorang gadis bernama Li-li menikah dan tinggal bersama suami dan ibu mertua. Dalam waktu singkat, Li-li menyadari bahwa ia tidak dapat cocok dengan ibu mertuanya dalam segala hal. Kepribadian mereka berbeda, dan Li-li sangat marah dengan banyak kebiasaan ibu mertua. Li-li juga dikritik terus-menerus. Hari demi hari, minggu demi minggu, Li-li dan ibu mertua tidak pernah berhenti konflik dan bertengkar. Keadaan jadi tambah buruk, karena berdasarkan tradisi Cina, Li-li harus taat kepada setiap permintaan sang mertua.

Semua keributan dan pertengkaran di rumah itu mengakibatkan suami yang miskin itu ada dalam stress yang besar.

Akhirnya, Li-li tidak tahan lagi dengan temperamen buruk dan dominasi ibu mertuanya, dan dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

Li-li pergi menemui teman baik ayahnya, Mr Huang, yang menjual jamu. Li-li menceritakan apa yang dialaminya dan meminta kalau-kalau Mr Huang dapat memberinya sejumlah racun supaya semua kesulitannya selesai.

Mr Huang berpikir sejenak dan tersenyum dan akhirnya berkata, Li-li, saya akan menolong, tapi kamu harus mendengarkan dan melakukan semua yang saya minta.

Li-li menjawab,”Baik, saya akan melakukan apa saja yang anda minta.” Mr Huang masuk kedalam ruangan dan kembali beberapa menit kemudian dengan sekantong jamu.

Dia memberitahu Li-Li, “Kamu tidak boleh menggunakan racun yang be-reaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena nanti orang-orang akan curiga. Karena itu saya memberimu sejumlah jamu yang secara perlahan akan meracuni tubuh ibu mertuamu. Setiap hari masakkan daging babi atau ayam dan kemudian campurkan sedikit jamu ini. Nah, untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang mencurigaimu pada waktu ia meninggal, kamu harus berhati-hati dan bertindak dangan sangat baik dan bersahabat. Jangan berdebat dengannya, taati dia, dan perlakukan dia seperti seorang ratu.”

Li-Li sangat senang. Dia kembali ke rumah dan memulat rencana pembunuhan terhadap ibu mertua.

Minggu demi minggu berlalu, dan berbulanbulan berlalu, dan setiap hari, Lili melayani ibu mertua dengan masakan yang dibuat secara khusus. Li-Li ingat apa yang dikatakan Mr Huang tentang menghindari kecurigaan, jadi Li-Li mengendalikan emosinya, mentaati ibu mertua, memperlakukan ibu mertuanya seperti ibu-nya sendiri dengan sangat baik dan bersahabat.

Setelah enam bulan, seluruh rumah berubah. Li-li telah belajar mengendalikan emosi-nya begitu rupa sehingga hampir-hampir ia tidak pernah meledak dalam amarah atau kekecewaan. Dia tidak berdebat sekalipun dengan ibu mertua-nya, yang sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mudah ditemani.

Sikap ibu mertua terhadap Li-li berubah, dan dia mulai menyayangi Li-li seperti anaknya sendiri. Dia terus memberitahu teman-teman dan kenalannya bahwa Li-li adalah menantu terbaik yang pernah ditemuinya. Li-li dan ibu mertuanya sekarang berlaku sepertu ibu dan anak sungguhan. Suami Li-li sangat senang melihat apa yang telah terjadi.

Satu hari, Li-li datang menemui Mr. Huang dan minta pertolongan lagi. Dia berkata, “Mr Huang, tolonglah saya untuk mencegah racun itu membunuh ibu mertua saya. Dia telah berubah menjadi wanita yang sangat baik dan saya mengasihinya seperti ibu saya sendiri. Saya tidak ingin dia mati karena racun yang saya berikan.”

Mr. Huang tersenyum dan mengangkat kepalanya. “Li-li, tidak usah khawatir. Saya tidak pernah memberimu racun. Jamu yang saya berikan dulu adalah vitamin untuk meningkatkan kesehatannya. Satu-satunya racun yang pernah ada ialah didalam pikiran dan sikapmu terhadapnya, tapi semua sudah lenyap oleh kasih yang engkau berikan padanya.”

Teman, pernahkah engkau menyadari bahwa sebagaimana perlakukanmu terhadap orang lain akan sama dengan apa yang akan mereka lakukan terhadap kita ?

Pepatah China berkata: Orang yang mengasihi orang lain akan dikasihi. “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian.” Lukas 6:31-33

Bapa Surgawi

Bapa Surgawi Terima Kasih untuk semua anugerah-Mu dalam kehidupanku Terima kasih untuk k asih -Mu yang tanpa batas bagiku, keluargaku dan orang orang di sekitarku. Terima Kasih menjadikan aku sebagai alasan Engkau memberkati lingkunganku, pekerjaanku dan komunitasku. Tahirkan lidah, mulut dan bibirku sehingga hanya kata kata berkat dan Firman-Mu saja yang bisa aku katakan Tahirkan mataku sehingga hanya hal hal yang daripadaMu saja yang aku lihat, untuk pertumbuhan imanku Tahirkan telingaku sehingga hanya kebenaranMu yang aku dengar dan perdengarkan Berkatilah aku, pasangan hidupku, anak-anakku, semua keluargaku, rumahku, pekerjaanku serta teman2ku. Jadikanlah kami perpanjangan hati dan tanganMU. Terima Kasih Bapa untuk semuanya Dalam nama TUHAN YESUS aku berdoa. AMIN....

BUKAN SEKADAR KATA

Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir. (Mzm 45 :2)

Bacaan : Mazmur 45

Dalam pengantar buku Menjadi Penulis, Andar Ismail menegaskan pentingnya isi tulisan. Ia mengatakan, “Menulis bukanlah sekadar merangkaikan kata, melainkan menuliskan hikmat yang mencerahkan dan menumbuhkan pembaca. Sepandai-pandainya kita menuangkan, yang lebih menentukan adalah apa yang dituangkan. Apa gunanya menuang sebuah botol jika isinya adalah air keruh? Atau, apa yang mau dituang dari sebuah botol apabila botol itu masih kosong?” Pengakuan pemazmur menunjukkan proses serupa. Mazmur-mazmurnya tertuang dari perkara-perkara yang memenuhi hatinya. Ungkapan “kata-kata indah”, menurut konkordansi Alkitab, mengacu pada perkara-perkara yang baik, mulia, luhur, dan benar. Ketika hal itu meluap-luap memenuhi hatinya, ia pun tergerak untuk menggubah sajak. Ia menulis tentang sosok yang sungguh-sungguh luhur dan mulia: nubuatan tentang Raja yang akan datang, Tuhan Yesus Kristus, dan jemaat-Nya yang berkemenangan. Kehidupan kita, seperti halnya tulisan yang jujur, menyatakan apa yang ada di dalam hati kita. Kita akan menjalani kehidupan yang baik jika perbendaharaan hati kita meluap-luap dengan perkara-perkara yang baik. Paulus menasihatkan agar kita memenuhi hati dan pikiran kita dengan “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji” (Filipi 4:8). Hal itu akan menggerakkan kita untuk menuliskan sajak kehidupan yang indah, kehidupan yang mengungkapkan kasih dan ketaatan kita kepada Raja segala raja.

KEINDAHAN HATI AKAN MEMANCAR DALAM KEINDAHAN HIDUP

____________________________________________

Mazmur 45

45:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian pengajaran; nyanyian kasih.

45:2 Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.

45:3 Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya.

45:4 Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan, dalam keagunganmu dan semarakmu!

45:5 Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat!

45:6 Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu.

45:7 Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.

45:8 Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.

45:9 Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana; dari istana gading permainan kecapi menyukakan engkau;

45:10 di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.

45:11 Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!

45:12 Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!

45:13 Puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian; orang-orang kaya di antara rakyat akan mengambil muka kepadamu.

45:14 Keindahan belaka puteri raja itu di dalam, pakaiannya berpakankan emas.

45:15 Dengan pakaian bersulam berwarna-warna ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.

45:16 Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

45:17 Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi.

45:18 Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.

HUKUM DAN KEADILAN

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu. (Yoh 8 :7)

Bacaan : Yohanes 8 : 1 - 11

Seorang pedagang barang plastik di sebuah pasar yang cukup besar di Jakarta, divonis sepuluh bulan penjara karena dianggap membuat keterangan palsu kepada polisi. Ia dituduh berbohong ketika mengatakan bahwa surat izin pemakaian tempat usaha atas kiosnya di pasar itu hilang. Sayangnya, belum sampai kasus ini dikaji lebih dalam, belum sampai diusut lebih jauh kebenarannya, vonis yang dijatuhkan sudah dijalankan. “Di Indonesia yang diusahakan memang cuma penegakan hukum, bukan keadilan. Hukuman buat orang kecil selalu tegas walau belum adil,” begitu komentar seorang pengamat. Hukum manusia memang bisa saja mengabaikan keadilan, tetapi tidak demikian dengan hukum Tuhan. Yesus diperhadapkan dengan dilema ketika didesak mengadili perempuan yang berzina: membebaskannya berarti melanggar hukum Taurat, tetapi menghukum rajam sesuai hukum Taurat berarti melanggar hukum Romawi yang berlaku di daerah itu. Namun, Dia menanggapinya secara cerdik, “Siapa saja di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Bukan pezina itu yang diadili, melainkan orang-orang munafik yang ada di tempat itu, yang harus mengadili diri mereka sendiri. Dalam kehidupan, hukum dan keadilan semestinya berjalan beriringan. Hukum tanpa keadilan adalah buta. Namun, keadilan tanpa hukum juga lumpuh. Maka, menjadi salah apabila ada pribadi-pribadi yang tidak mau menyeimbangkan keduanya. Apalagi ketika berhadapan dengan pihak yang lemah dan terpinggirkan, yang tak berdaya membela dirinya sendiri.

HUKUM DAN KEADILAN ADALAH DUA SISI DARI SATU MATA UANG. KEDUANYA MESTI BERJALAN SEIRING

____________________________________________

Yohanes 8 : 1 – 11

8:1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.

8:2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.

8:3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.

8:4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.

8:5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"

8:6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

8:7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

8:8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.

8:9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.

8:10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"

8:11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Wednesday, February 3, 2010

Nice toilet

Awesome Toilet THE LADY IS GETTING READY TO ENTER!! This is a picture of a public toilet in Houston Now that you've seen the outside view, take a look at the inside view.... It's made entirely of one-way glass! No one can see you from the outside, but when you are inside it's like sitting in a clear glass box! Now would you... COULD YOU....??? BATHROOM PAINTED FLOOR!!! IMAGINE YOU ARE AT A PARTY .. Tenth floor of a hi-rise building..... AND THEN YOU HAVE TO VISIT THE BATHROOM.... You open the door... NOW, REMEMBER THE FLOOR IS JUST A PAINTED FLOOR ! KINDA TAKES YOUR BREATH AWAY..... DOESN'T IT? Scroll sloooooooowly. ....... Would this mess up your mind??? Would you be able to walk in To this bathroom??? THIS IS A CEILING MURAL IN A SMOKER'S LOUNGE.

Correct timing to drink water (it's good to know)

Correct timing to drink water, will maximize its effectiveness on the Human body.

Two (02) glass of water - After waking up - Helps activate internal organs

One (01) glasses of water - 30 minutes before meal - Help digestion

One (01) glass of water - Before taking a bath - Helps lower blood pressure

One (01) glass of water - Before sleep - To avoid stroke or heart attack

http://kaifro.com/yahoo_site_admin/assets/images/DrinkingWater2

Please pass this to the people you know.......

A touching story

A man from Norfolk , VA called a local radio station to share this on Sept 11th, 2003, TWO YEARS AFTER THE TRAGEDIES OF 9/11/2001. His name was Robert Matthews. These are his words: A few weeks before Sept. 11th, my wife and I found out we were going to have our first child. She planned a trip out to California to visit her sister. On our way to the airport, we prayed that God would grant my wife a safe trip and be with her. Shortly after I said 'amen,' we both heard a loud pop and the car shook violently. We had blown out a tire. I replaced the tire as quickly as I could, but we still missed her flight. both very upset, we drove home. I received a call from my father who was retired NYFD. He asked what my wife's flight number was, but I explained that we missed the flight. My father informed me that her flight was the one that crashed into the southern tower. I was too shocked to speak. My father also had more news for me; he was going to help. 'This is not something I can't just sit by for; I have to do something.' I was concerned for his safety, of course, but more because he had never given his life to Christ. After a brief debate, I knew his mind was made up. Before he got off of the phone, he said, 'take good care of my grandchild. Those were the last words I ever heard my father say; he died while helping in the rescue effort. My joy that my prayer of safety for my wife had been answered quickly became anger. I was angry at God, at my father, and at myself. I had gone for nearly two years blaming God for taking my father away. My son would never know his grandfather, my father had never accepted Christ, and I never got to say good-bye. Then something happened. About two months ago, I was sitting at home with my wife and my son, when there was a knock on the door. I looked at my wife, but I could tell she wasn't expecting anyone. I opened the door to a couple with a small child. The man looked at me and asked if my father's name was Jake Matthews. I told him it was. He quickly grabbed my hand and said, 'I never got the chance to meet your father, but it is an honor to meet his son.' He explained to me that his wife had worked in the World Trade Center and had been caught inside after the attack. She was pregnant and had been caught under debris. He then explained that my father had been the one to find his wife and free her. My eyes welled up with tears as I thought of my father giving his life for people like this.. He then said, 'there is something else you need to know.' His wife then told me that as my father worked to free her, she talked to him and led him to Christ. I began sobbing at the news. Now I know that when I get to Heaven, my father will be standing beside Jesus to welcome me, and that this family would be able to thank him themselves . When their baby boy was born, they named him Jacob Matthew, in honor of the man who gave his life so that a mother and baby could live. This story should help us to realize this: God is always in control. We may not see the reason behind things, and we may never know this side of heaven, but God is ALWAYS in control. Please take time to share this amazing story. You may never know the impact it may have on someone. God doesn't call the qualified, He qualifies the called. Give thanks to the Lord for He is good. His love endures Forever. Psalm 136:1

Tuesday, February 2, 2010

DUTA ALLAH

Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. ( 1 Yoh 4:12 )

Bacaan : 1 Yohanes 4 : 7 - 12

Pada hari ibu saya akan dioperasi, handphone saya terus berdering. Satu per satu teman saya menghubungi, untuk mendoakan Ibu. Bahkan, seorang sahabat saya berdoa puasa. Hamba Tuhan juga datang untuk berdoa dan memberi kekuatan. Setelah operasi selesai, teman-teman dan saudara-saudara tetap berkunjung ke rumah sakit, meski saya sudah melarang mereka datang agar tak merepotkan. Bahkan, untuk dana operasi dan kemoterapi yang besar, Tuhan sudah cukupkan lewat uluran tangan banyak orang. Pada akhirnya, ayah dan ibu saya dapat berkata, “Tuhan itu baik!” bukan karena mengalami mukjizat spektakuler, melainkan karena mengalami uluran tangan kasih anak-anak-Nya. Ya, lewat mereka kami merasakan kasih Tuhan pada saat-saat paling gelap dalam hidup kami. Kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna. Bencana alam, sakit penyakit, kemiskinan, dan berbagai masalah mewarnai kehidupan manusia. Hingga banyak orang bertanya; di manakah Tuhan? Apakah Dia mengasihi saya? Kita bisa saja memberi jawaban yang teologis, tetapi bukan itu yang mereka butuhkan. Yang mereka butuhkan adalah kasih nyata dari Tuhan, dan itu semua dapat mereka rasakan melalui kasih yang kita tunjukkan. Tak seorang pun dapat melihat Allah, tetapi mereka dapat melihat-Nya melalui kita, duta Allah. Bahkan ketika kita merasa tidak mampu untuk mengasihi, Tuhan akan memampukan kita. Yang Tuhan minta dari kita hanyalah ketaatan kita untuk mau mengasihi sesama. Maukah kita menjadi duta kasih-Nya di tengah dunia yang gelap ini?

KITA ADALAH DUTA ALLAH UNTUK MENGHADIRKAN KASIH ALLAH DI DUNIA

____________________________________________

1 Yohanes 4 : 7 – 12

4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

4:12 Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

Monday, February 1, 2010

IMAN YANG MAHAL

Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. ( 1 Petrus 1:6)

Bacaan : 1 Petrus 1:3-9

Pollicarpus adalah uskup kota Smirna (sekarang daerah Izmir, Turki. Kota ini juga disebut dalam Wahyu 2:8-11). Ketika itu sedang terjadi penganiayaan besar-besaran terhadap orang kristiani. Mereka dikejar hendak dibunuh kalau tidak mau mengakui kaisar sebagai Tuhan. Pollicar­pus juga ditangkap. Sebenarnya, ia punya kesempatan untuk melarikan diri, tetapi ia memilih bertahan. Kepadanya lalu diberikan pilihan: mengakui Kaisar sebagai Tuhan atau dibakar hidup-hidup? Jawab Pollicarpus, “Selama 88 tahun aku melayani Dia, tidak sekali pun Yesus mengecewakan aku. Bagaimana mungkin sekarang aku menghujat Rajaku yang telah menyelamatkan aku?” Ia akhirnya mati. Namun, ucapan Pollicarpus di ujung usianya itu menjadi sangat terkenal, dan menggambarkan seseorang yang bersedia mati demi mempertahankan kesetiaan pada imannya. Iman, seperti juga cinta, teruji pada saat yang sulit. Semakin mahal “harga” yang harus dibayar untuk iman kita, maka semakin cemerlanglah “kilau” yang ditampakkannya. Kesaksian hidup Pollicarpus di atas menunjukkan hal itu. Sangat menggugah hati. Sejalan dengan yang dinasihatkan Petrus kepada jemaatnya yang tengah menanggung rupa-rupa pencobaan. “Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api” (ayat 7). Apakah saat ini iman Anda tengah mengalami tantangan dan tentangan berbagai kesulitan? Jangan kecil hati. Lihatlah itu sebagai kesempatan untuk “naik kelas”. Berjalan terus dalam iman. Apabila semua itu berlalu, dan Anda keluar sebagai pemenang, sungguh alangkah indahnya, bukan?

KALAU KITA TIDAK PERNAH MENGALAMI ”UJIAN”, KITA TIDAK AKAN PERNAH ”NAIK KELAS”

____________________________________________

1 Petrus 1:3-9

1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,

1:4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.

1:5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.

1:6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

1:9 karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.