ReChARGE yOur SouL...

Friday, January 8, 2010

TINGGAL TENANG

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan. (Yes 30:15)

Bacaan : Yesaya 30 : 15 - 18

Martin dan istrinya panik. Tiba-tiba saja putra sulung mereka yang masih kuliah mengaku telah menghamili kekasihnya. Dalam kepanikan, Martin memutuskan untuk menikahkan putranya secepat mungkin, walau kondisi keuangannya tidak mencukupi. Dipinjamnya sejumlah uang dari seorang rentenir. Setelah pesta pernikahan usai, masalahnya belum selesai. Kini Martin terbelit utang dengan bunga tinggi. Penagih utang terus mendatanginya. Rumah tangga putranya pun dilanda aneka persoalan karena kurang persiapan. Dalam kepanikan orang cenderung berpikir praktis, tidak berpikir panjang. Tak heran keputusan yang dibuat saat panik, umumnya membuat situasi bertambah runyam. Ketika umat Israel menghadapi perang, me¬reka juga panik. Perhitungan di atas kertas menunjukkan bahwa kekuatan musuh jauh lebih besar. Karena takut kalah, mereka segera meminta bantuan kepada tentara Mesir yang terkenal tangguh. Faktor Tuhan lupa dimasukkan dalam perhitungan. Padahal ini faktor penentu kemenangan! Kepanikan telah menggiring umat mencari solusi cepat dan praktis. Akhirnya, mereka memilih ”naik kuda dan lari cepat,” ketimbang mendengar nasihat Tuhan untuk bertobat dan tinggal tenang! Hasilnya? Usaha mereka itu sia-sia. Malah menambah masalah. Kepanikan biasanya muncul saat kita menghadapi situasi sulit dan terjepit. Hadirnya tak dapat ditolak, namun dapat diredakan. Tenangkan diri di hadapan Tuhan. Diam. Lalu minta Tuhan untuk memegang kendali dan menunjukkan jalan. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, sebelum yakin itu jalan Tuhan.

BERIMAN BERARTI MENOLAK DIKUASAI OLEH KEPANIKAN LALU MEMBIARKAN DIRI DIKUASAI OLEH TUHAN

____________________________________________

Yesaya 30 : 15 – 18

30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

30:16 kamu berkata: "Bukan, kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu pula: "Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih tangkas lagi.

30:17 Seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang, terhadap ancaman lima orang kamu akan lari, sampai kamu ditinggalkan seperti tonggak isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit.

30:18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Sudahkan Anda "YADAH" Hari Ini?

Sudahkan Anda "YADAH" Hari-Hari Ini
  
YADAH adalah sebuah ungkapan PRAISE. Artinya 'tangan yang diangkat
kepada Tuhan'.
  
Ada 7 ungkapan Praise, seperti Yadah, Tehillah, Barak, Halal, Towdah,
Zamar, dan Shabach, tetapi untuk pertama kalinya kata Praise muncul
dalam Alkitab diwakili oleh 'YADAH'. Oleh karena itu bagi saya, kata
YADAH ini adalah bentuk pertama dari ekpresi Praise, sedangkan yang
selanjutnya adalah pengembangannya.
  
Kata Yadah ini lahir dari mulut seorang wanita yang mengalami duka
dalam kehidupan pernikahannya, sampai suatu ketika wanita ini mampu
bersyukur kepada Tuhan, and she Yadah to God.
Ingin tahu ceritanya?
  
Suatu ketika ada seorang pemuda yang mengembara meninggalkan kampung
halamannya, untuk pergi ke tempat pamannya. Di kediaman pamannya, sang pemuda
bertemu dengan seorang wanita, and he fell in love at the first sight.
  
Wanita itu adalah anak perempuan pamannya, dan sangatlah besar cinta
pemuda ini sehingga ia rela bekerja keras pada pamannya selama 7
tahun, dengan upah memperistri wanita idamannya. Begitu besar gelora
cintanya kepada kekasihnya sehingga kerja keras 7 tahun pun serasa
hanya beberapa hari saja. Teman-teman pasti sudah tahu ceritanya ya?
  
Inilah cerita kisah cinta Yakub dan Rahel.
Rahel memiliki seorang kakak bernama Lea, tetapi Lea ini tidak berseri
matanya. Sedangkan Rahel memang layak mendapat perhatian dan cinta
dari Yakub karena Rahel elok sikapnya dan cantik parasnya. Singkat 
cerita, ternyata Laban, mertua Yakub menukar Rahel dengan Lea di hari
pernikahan, sehingga demi cintanya kepada Rahel, Yakub rela bekerja
keras 7 tahun lagi untuk mendapatkan Rahel. Yakub memiliki 2 istri,
Lea dan Rahel, tetapi Yakub lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea.
  
Saya adalah penyuka film True Love Story, sehingga dulu saya agak
protes sama Tuhan waktu membaca kisah ini. Kalau bahasa dramanya
.....'cinta sejati Yakub dan Rahel dipermainkan oleh nasib'... Saya
bilang 'kok Tuhan nggak adil sih, sama Yakub dan Rahel, malah Rahel
ditutup lagi kandungannya, saat Tuhan melihat Yakub kurang mencintai
Lea,.. bahkan Rahel duluan meninggal, dan kuburannya tidak
berdampingan dengan kuburan suaminya kelak.... aduuhhh sedih banget...'
  
Kalau seandainya saat saya protes itu kisah ini difilmkan, saya pasti
pro kepada Rahel. Saya sedih sekali sewaktu Rahel meninggal setelah
melahirkan anak keduanya Benyamin, kemudian ia dikuburkan, dan Yakub dan
rombongan keluarga besarnya melanjutkan kembali perjalanan mereka kembali ke
kampung halaman. "Oh Tuhan....bahkan matinya pun tidak bisa
berdampingan...."
  
Sampai suatu ketika, saya mulai membaca tentang pergumulan Lea...
Selalu ada air mata dalam hidup Lea.
Dulu sebelum menikah dikatakan matanya tidak berseri. Adiknya jauh
lebih cantik dan menawan dibanding dirinya. Saya percaya orang-orang
disekitarnya pun lebih memuja dan lebih menyukai Rahel. Ada perasaan
minder dan rendah diri dalam diri Lea.
  
If you are a woman, and you have younger sister more beautiful and
more attractive than you, you will know this feeling.
  
Dimadu hanya 7 hari setelah menikah, dan dalam kehidupan pernikahannya; Lea
menemukan kenyataan suaminya lebih sayang kepada Rahel.
  
Lea adalah saksi mata melihat suaminya rela membanting tulang selama 7 tahun
lagi demi mendapatkan Rahel.
  
Merasa tidak dicintai suami, hatinya sangat senang sekali ketika
melahirkan anak pertamanya, dan Lea berkata : "Sesungguhnya Tuhan
telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan
dicintai oleh suamiku." (Kejadian 29:32)
  
Dan Lea menamai anaknya Ruben. Kenyataannya kehadiran anak pertama,  tidak
mengubah perasaan Yakub. Yakub tetap lebih cinta Rahel.  Lea pun kecewa.
Kemudian lahir anak kedua, "Sesungguhnya Tuhan telah mendengar, bahwa aku
tidak dicintai, lalu diberikannya pula anak ini kepadaku."
Maka ia menamai anak itu Simeon. (Kejadian 29:33)
Kenyataannya, air mata kembali menghiasi hari-hari Lea, karena 2 anak
tidak membuat Yakub lebih cinta kepadanya.
  
Kelahiran anak ketiga membawa pengharapan baru, masa sih 3 anak tidak
mengubahkan hati suaminya, sementara Rahel belum memiliki 1 keturunanpun. Lea
berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah
melahirkan 3 anak laki-laki baginya."
Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. (Kejadian 29:34)
  
Tiga anak tidak mengubahkan hati Yakub kepada Lea.
Pada kelahiran anak laki-laki yang keempat, anak terakhir yang
dikandung Lea, Lea berserah kepada Tuhan, dan kalimatnya mulai berubah.
Lea berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan." (Kejadian
29:35)
  
Disinilah YADAH (bersyukur/praise) diungkapkan dari mulut seorang
wanita yang merasa tidak dikasihi oleh suaminya. Pada kelahiran anak
ke 4, Lea bersyukur kepada Tuhan, dan menamai anak itu Yehuda.
Suatu bentuk penyembahan diajarkan oleh wanita (yang menurut kacamata dunia
'tidak beruntung') kepada semua generasi dalam Alkitab, bahkan sampai
pada kita di abad ke 21 ini.
  
Suatu bentuk penyembahan tanpa syarat.
Menyembah Tuhan bukan karena mengharapkan sesuatu.
Menyembah Tuhan bukan karena Tuhan dapat menjawab doa.
Menyembah Tuhan bukan karena apa yang dapat kita terima dariNya.
Tetapi menyembah Tuhan, karena memang hanya Dia saja Tuhan.
WORSHIPPING GOD WITHOUT ANY REASON. 
  
Sekalipun yang ada di depan mata, tidak seperti yang kita harapkan.
Sekalipun di depan mata, sepertinya doa tidak dijawab, tetapi
kepercayaan kepada Yesus Tuhan tidak tergoyahkan.
Kelak.... akan ada 3 anak muda yang dengan lantang berkata kepada raja yang
akan memasukkan mereka ke dalam api yang menyala:
  
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan
melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu,
ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan
tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
(Daniel 3:16-17)
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. They YADAH to GOD.
Worship Him without any reason.
Yadah adalah bahasa Hebrew yang artinya menyembah dengan mengangkat tangan
kepada Tuhan.
Di hari-hari yang semakin sulit, di tengah-tengah dunia yang semakin
kacau dan tidak menentu ini, mari kita Yadah kepada Tuhan.
Dengan mengangkat tangan kepadaNya, menandakan penyerahan total, dan
kepercayaan penuh kepada segala rancangan-rancanganNya.
Sekalipun mungkin keadaan yang kita alami tidak baik. Sekalipun tidak
ada dasar untuk bersyukur, tetaplah berikan syukur. Berikan pujian
hanya kepada Tuhan. Bukankah ada ungkapan 'saat kita mengangkat
tangan, Tuhan akan turun tangan ? ' 
  
Saya bersyukur dapat menuliskan kesaksian Budi (alm) penulis lagu
"SEMUA BAIK"
Bahkan sampai akhir hayatnya, sulit melihat kebaikan Tuhan dalam hidup Budi.
Hidup dalam kekurangan, bahkan mengalami sakit yang merenggut nyawanya.
Mungkin kalau kita bukan orang percaya, kita akan berkata tidak ada
dasar untuk berkata Tuhan baik baginya. Tapi istri Budi, ibu Yani
bersaksi, sampai menjelang ajal, Budi selalu mengajarkan istrinya
untuk bersyukur, karena Tuhan itu baik. Budi Yadah to God.
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi, membuat dia percaya segala
rencana Tuhan baik adanya, bahwa sepeninggalnya Tuhan tidak pernah
akan telantarkan istri dan anaknya. Dan itu terbukti, sampai saat ini
ibu Yani dan anaknya Michael tidak pernah dibiarkan Tuhan. Mereka ada dalam
pemeliharaan Tuhan.   
  
Yadah yang berlimpah dalam hidup Budi mengurapi setiap kalimat dalam lirik lagu
"Semua Baik" yang ditulisnya. Teman-teman juga pasti
merasakannya saat menyanyikan lagu ini. Yadah yang diberikan Budi
kepada Tuhannya, memberkati begitu banyak orang termasuk saya untuk dapat
mengucap syukur dalam segala keadaan dan berkata "Semua baik ya
Tuhan.."
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki
Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu" (1 Tesalonika 5:18)
Sudahkah Anda "YADAH" hari-hari ini? 

Excellent Medicine!!!

Prescribed by the Great Physician ***************************** The next time you feel like GOD can't use you, just remember... Noah was a drunk Abraham was too old Isaac was a daydreamer Jacob was a liar Leah was ugly Joseph was abused Moses had a stuttering problem Gideon was afraid Samson had long hair and was a womanizer Rahab was a prostitute Jeremiah and Timothy were too young David had an affair and was a murderer Elijah was suicidal Isaiah preached naked Jonah ran from God Naomi was a widow Job went bankrupt Peter denied Christ (3 times!) The Disciples fell asleep while praying Martha worried about everything Mary Magdalene was the Samaritan woman who was divorced, more than onece... Zaccheus was too small Paul was too religious Timothy had an ulcer... AND Lazarus was dead! Now! No more excuses! God can use you to your full potential. Besides, you aren't the message, you are just the messenger. And one more thing... Share this with a friend or two... In the Circle of God's love, God is waiting to use your full potential. 1. God wants spiritual fruits, not religious nuts. 2. "Dear God: I have a problem. It's me. "My Dear Child: I have the solution. It's Me!!" 3. Growing old is inevitable ... growing UP is optional. 4. There is no key to happiness. The door is always open. 5. Silence is often misinterpreted but never misquoted. 6. Do the math... count your blessings. 7. Faith is the ability to not panic. 8. Laugh every day. It's like inner jogging. 9. If you worry, you didn't pray. If you pray, don't worry. 10. As a child of God , prayer is kind of like calling home every day. 11. Blessed are the flexible for they shall not be bent out of shape. 12. The most important things in your house are the people! 13. When we get tangled up in our problems, be still. God wants us to be still so He can untangle the knot. 14. A grudge is a heavy thing to carry. 15 He who dies with the most toys is still dead. Have a great day!!! The SON is shining and He can certainly use you!

Thursday, January 7, 2010

MEMBELA KEHIDUPAN

Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. (Kel 1 : 17) Bacaan : Keluaran 1 : 8 - 22 Bagai makan buah simalakama. Kalau dimakan, bapak yang mati; kalau tidak dimakan, ibu yang mati. Dua pilihan yang sama-sama menyulitkan dan menyudutkan kita. Bagaimana sikap kita jika dihadapkan pada kondisi semacam itu? Bidan Sifra dan Pua, pahlawan perempuan dalam awal sejarah perbudakan orang Israel di tanah Mesir, dihadapkan pada pilihan dilematis. Mereka secara diam-diam menentang perintah raja Mesir. Raja memerintahkan mereka agar membunuh bayi laki-laki Ibrani yang mereka tolong kelahirannya. Tetapi mereka mengelak perintah ini. Mereka diinterogasi (ayat 18), tetapi mereka tak kehabisan akal. Dan Alkitab mencatat bahwa mereka melakukan hal ini karena “takut akan Allah” (ayat 17). Rupanya, kedua bidan Mesir ini sudah mengenal Allah. Sebuah catatan yang menarik: pada waktu itu Allah juga sudah dikenali oleh orang-orang bukan Israel! Dan, karena pengenalan akan Allah itu, sekalipun diperintahkan untuk membunuh, mereka memilih untuk membela kehidupan. mereka mengajarkan bahwa kunci untuk menghadapi pilihan dilematis adalah takut akan Tuhan. Artinya, kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang dipikirkan Tuhan, bukan apa yang dipikirkan manusia. Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan pendapat orang. Berdasarkan pembelaan terhadap kehidupan, bukan kejahatan. Mungkin, akibat pilihan yang tidak populer itu, kita dikucilkan, atau batal menerima promosi jabatan tertentu. Namun, seperti dialami Sifra dan Pua (ayat 21), Tuhan akan berbuat baik kepada kita. Bukankah kebaikan Tuhan jauh lebih hebat daripada perlindungan manusia? MEMBELA KEHIDUPAN BUKAN SEKADAR KEWAJIBAN, MELAINKAN PANGGILAN DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN ____________________________________________ Keluaran 1 : 8 – 22 1:8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. 1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. 1:15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup." 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?" 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin." 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda. 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga. 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."

MEMBELA KEHIDUPAN

Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup. (Kel 1 : 17)

Bacaan : Keluaran 1 : 8 - 22

Bagai makan buah simalakama. Kalau dimakan, bapak yang mati; kalau tidak dimakan, ibu yang mati. Dua pilihan yang sama-sama menyulitkan dan menyudutkan kita. Bagaimana sikap kita jika dihadapkan pada kondisi semacam itu? Bidan Sifra dan Pua, pahlawan perempuan dalam awal sejarah perbudakan orang Israel di tanah Mesir, dihadapkan pada pilihan dilematis. Mereka secara diam-diam menentang perintah raja Mesir. Raja memerintahkan mereka agar membunuh bayi laki-laki Ibrani yang mereka tolong kelahirannya. Tetapi mereka mengelak perintah ini. Mereka diinterogasi (ayat 18), tetapi mereka tak kehabisan akal. Dan Alkitab mencatat bahwa mereka melakukan hal ini karena “takut akan Allah” (ayat 17). Rupanya, kedua bidan Mesir ini sudah mengenal Allah. Sebuah catatan yang menarik: pada waktu itu Allah juga sudah dikenali oleh orang-orang bukan Israel! Dan, karena pengenalan akan Allah itu, sekalipun diperintahkan untuk membunuh, mereka memilih untuk membela kehidupan. mereka mengajarkan bahwa kunci untuk menghadapi pilihan dilematis adalah takut akan Tuhan. Artinya, kita menentukan pilihan berdasarkan apa yang dipikirkan Tuhan, bukan apa yang dipikirkan manusia. Berdasarkan kebenaran firman Tuhan, bukan berdasarkan pendapat orang. Berdasarkan pembelaan terhadap kehidupan, bukan kejahatan. Mungkin, akibat pilihan yang tidak populer itu, kita dikucilkan, atau batal menerima promosi jabatan tertentu. Namun, seperti dialami Sifra dan Pua (ayat 21), Tuhan akan berbuat baik kepada kita. Bukankah kebaikan Tuhan jauh lebih hebat daripada perlindungan manusia?

MEMBELA KEHIDUPAN BUKAN SEKADAR KEWAJIBAN, MELAINKAN PANGGILAN DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN

____________________________________________

Keluaran 1 : 8 – 22

1:8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.

1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.

1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."

1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.

1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.

1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,

1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

1:15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:

1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."

1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.

1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"

1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."

1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.

1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.

1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."

Berjaga-jaga dan Berdoalah

Ayat bacaan: Matius 26:41 ====================== "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Pernahkah anda merasa frustasi menghadapi kelemahan-kelemahan dari kedagingan anda? Pernahkan anda bertekad untuk tidak lagi menyerah kepada dosa tertentu yang secara khusus seringkali menjerumuskan anda, namun pada akhirnya lagi-lagi anda terjatuh dalam lubang yang sama ketika godaan itu muncul? Pernahkah anda mengalami sebuah pemulihan ketika mengikuti retret atau altar call, namun setelah itu anda kembali jatuh pada kebiasaan buruk yang lama? Kita semua pernah terjadi atas diri kita. Tidak hanya kita, bahkan para rasul pun pernah mengalaminya. Petrus misalnya. Ia baru saja bersumpah untuk tidak akan pernah menyangkal Yesus. "Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga." (Matius 26:35). Tapi beberapa saat kemudian ia terjatuh bahkan melakukannya berkali-kali. "Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." (ay 72). Paulus pernah juga mengalami perasaan seperti ini. "Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat." (Roma 7:19). Betapa sulitnya menundukkan diri kita meski kita sudah bertekad penuh untuk berubah. Ini permasalahan banyak orang dari dulu hingga kini. Bagaikan menyusun bangunan dengan kartu, sedikit tersentuh saja atau tertiup angin kartu-kartu itu bisa rontok kembali. Atau seringkali kita seperti tikus yang terus saja terjebak dalam perangkap tikus dengan umpan yang memikat daging kita. Kita memang merupakan pribadi yang sangat rentan. Alkitab berkata: "roh memang penurut, tapi daging lemah." Tuhan Yesus tahu persis bahwa itu kelemahan yang menjadi masalah bagi semua manusia. Di taman Getsemani sesaat sebelum Yesus ditangkap, kita menyaksikan gambaran rentannya manusia dikuasai kedagingannya. Berkali-kali Yesus mendapati murid-muridNya sulit berjaga-jaga. Mereka lengah dan kembali tertidur, tidak sanggup berjaga bahkan satu jam sekalipun. Disanalah Yesus mengingatkan para murid: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41). Yesus tahu bahwa para murid ini rentan akan godaan, Dia tahu betapa lemahnya daging mereka sehingga lewat daging itu mereka akan terus menerus dikalahkan jika mereka tidak terus berusaha untuk menguatkan roh mereka melalui doa. Ini adalah peringatan yang berlaku bukan saja kepada para murid di masa itu, tapi terlebih kepada kita semua di hari-hari ini. Betapa banyaknya godaan yang menyerang kita yang rentan ini dari berbagai sisi. Media massa, hiburan, pertemanan, lingkungan, gaya hidup dan lain-lain, semua itu bisa dengan mudah membawa berbagai godaan yang siap untuk menjatuhkan kita lagi dan lagi, terus menerus. Berbagai aspek kehidupan ini seringkali tidak bisa dipisahkan dari kita, sehingga semakin besar pula resiko kita untuk kembali jatuh meski kita sudah membulatkan tekad secara sungguh-sungguh untuk berubah. Roh itu penurut, namun kedagingan kitalah yang seringkali menjadi titik lemah untuk diserang, dan lewat kelemahan daging inilah akhirnya seluruh diri kita, tubuh/daging, jiwa dan roh, lagi-lagi harus menyerah pada godaan yang berujung pada dosa. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan dengan jelas pentingnya sebuah kehidupan yang dipimpin oleh Roh agar kita mampu mengatasi keinginan daging. Bacalah Galatia 5:16-26 seluruhnya untuk mendapatkan gambaran lengkap akan hal ini. "Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (ay 16-17). Adalah penting bagi kita untuk menyalibkan daging lengkap dengan segala hawa nafsu dan keinginan yang meliputinya. (ay 24). Roh Allah sebenarnya sudah memberikan kepada kita sebuah hidup yang baru, oleh sebab itu jangan beri kesempatan lagi kepada daging untuk menguasainya. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh" (ay 25). "Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat!" (1 Korintus 7:29a) Sesungguhnya waktu sudah sangat singkat, oleh karena itu kita harus terus berjaga-jaga dengan serius. "Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala." (Lukas 12:35). Hendaklah kita hidup dengan ketaatan dan kesetiaan, laksana seorang perwira yang taat kepada komandannya, dan terus menjaga agar roh kita tetap menyala-nyala laksana pelita yang bersinar terang. Dalam kitab Yudas, Tuhan memberikan kita nasehat agar mampu mengatasi kedagingan kita. "Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal." (Yudas 1:20-21). Membangun diri dengan dasar yang kuat, di atas dasar iman, berdoa dalam Roh Kudus dan senantiasa tekun memelihara diri. Tuhan tahu bahwa kedagingan kita begitu piawai untuk mengalir dengan aliran kebiasaan dunia. Dia tahu permasalahan kita yang terutama, walaupun roh kita sudah dilahirkan baru yang mampu menjangkau Tuhan, namun daging kita juga tidak kalah terlatih untuk selalu cenderung mengembalikan kita kepada hawa nafsu dan keinginan yang menjatuhkan kita kembali ke dalam dosa. Karena itu kita sekarang dianugerahkan Penolong, yaitu Roh Kudus yang dapat membimbing roh kita agar dapat berkuasa dalam diri kita melebihi kedagingan. Tanpa itu, kita akan terus menerus kalah oleh hal-hal yang meliputi daging. Biarkanlah Roh yang berkuasa dalam hidup kita. Berdoalah dalam Roh. Itu senjata yang ampuh untuk mengatasi keinginan daging. Berdoa dalam Roh akan selalu mampu untuk menguatkan roh kita, terus membangun diri kita hingga kita mampu mengatasi kelemahan kita atau menaklukkan segala kedagingan. Bahkan doa dalam Roh juga mampu menyampaikan berbagai hal yang tidak terucapkan. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Ini merupakan anugerah dari Tuhan agar kita mampu mengatasi kelemahan yang paling utama dalam diri kita, yang bisa memisahkan kita dariNya. Tuhan tidak mau satupun dari kita binasa, Dia rindu kita semua selamat dan berada bersama denganNya kelak, dan Roh Kudus hadir untuk membimbing kita senantiasa hingga kerinduan Tuhan itu bisa terjadi atas diri kita semua. Betapa pentingnya membuka hubungan dengan Tuhan melalui Roh. Tidak heran jika Paulus berkata: "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua." (1 Korintus 14:18). Itu sesungguhnya merupakan sarana ampuh yang disediakan Tuhan kepada manusia. Jika anda memiliki karunia untuk berbahasa Roh, pergunakanlah itu sebaik-baiknya. Tapi jika belum pun, tetaplah biarkan diri anda dipimpin sepenuhnya oleh Roh Allah. Berdoalah dalam Roh. Sembahlah Allah dalam roh dan kebenaran. "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." (Yohanes 4:23-24). Dan ikuti apa yang dikatakan firman Tuhan berikut: "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus." (Efesus 4:18). Bukan hanya berdoa bagi diri kita sendiri, tapi juga kepada semua umat Allah agar kita semua saling dikuatkan. Godaan akan selalu datang. Itu tidak bisa kita hindari, namun bisa kita atasi. Jangan tertidur, tapi tetaplah berjaga-jaga dan sadar. (1 Tesalonika 5:6). Selalulah tekun untuk berjaga-jaga dan berdoa, dan lengkapi diri kita senantiasa dengan pedang roh, yaitu firman Tuhan. Pastikan bahwa roh kita cukup kuat untuk mengatasinya. Bertumbuhlah dalam Roh agar kedagingan yang lemah tidak menguasai kita

Wednesday, January 6, 2010

JATI DIRI

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh 1:12)

Bacaan : 1 Yohanes 3 : 1 -10 Gajah betina itu tak kenal identitasnya. Sejak kecil ia dipelihara dan hidup di antara para tupai. Maka ia menganggap dirinya tergolong bangsa tupai. Ia bertingkah polah seperti tupai. Ia belum kenal jati dirinya, sampai ia berjumpa Manny, si gajah jantan. Dengan berbagai cara, tahap demi tahap, Manny berusaha menunjukkan keserupaan di antara mereka untuk menyadarkannya bahwa ia adalah gajah, bukan tupai. Begitulah cerita ringkas film animasi Ice Age 2. Pesannya jelas: kita perlu sadar diri—siapa kita dan belajar berperilaku sesuai jati diri itu.Kalau burung mengira dirinya ayam, ia tidak akan terbang tetapi hanya melom¬pat-lompat. Kalau seorang kristiani tidak sadar dirinya anak Allah, jelas yang dilakukannya tidak sesuai standar anak-anak Allah. Sejak menerima Kristus, kita dilahirkan kem¬bali; diciptakan baru; diangkat menjadi “anak-anak Allah”; dan “benih ilahi” ada di dalam kita (ayat 9). Lewat pergaulan tahap demi tahap dengan Dia, selayaknya perilaku kita mengikuti standar keserupaan dengan Yesus. Yohanes tak henti-hentinya menulis tentang kebenaran ini. Mengapa?Sebab target gempuran Iblis adalah membuat orang-orang kristiani “lupa” jati dirinya. Bagaimana bisa? Lewat tantangan dan cobaan hidup yang beragam, kita bisa dibuat memiliki gambar diri yang buruk: anak bodoh; pembawa celaka; si nasib sial; orang gagal; pecundang; wanita yang tak layak dicintai; pria miskin; si tua yang tak berguna; si pembuat dosa yang tak terampuni. Lalu tanpa sadar, orang akan berperilaku seperti gambar diri itu. Stop! Jangan tergiring ke arah itu! Kita adalah anak-anak Allah. Berjuang dan berperilakulah di atas landasan jati diri yang benar!

PERUBAHAN HIDUP DIMULAI DARI PERUBAHAN GAMBAR DIRI KE ARAH YANG SESUAI DENGAN KEBENARAN FIRMAN TUHAN ____________________________________________ 1 Yohanes 3 : 1 -10 3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. 3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. 3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. 3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. 3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. 3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. 3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; 3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. 3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.

KUNCI MUJIZAT: TAAT DAN MAU BERUBAH

Baca: Lukas 5:1-11

“Dan sete!ah mereka (para nelayan) melakukannya, mereka menangkap sejum!ah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak” Lukas 5:6 Suatu ketika Tuhan Yesus berada di tepi danau Genesaret dan mengajar orang banyak tentang firman, termasuk di antaranya para nelayan yang telah turun dari laut. Lalu Tuhan Yesus naik ke dalam salah satu perahu milik Simon Petrus. Yesus memerintahkan Petrus untuk bertolak ke tempat dalam, menebarkan jala dan menangkap ikan di situ, padahal hari sudah siang dan Petrus sedang berkemas-kemas hendak pulang, sebab sudah semalaman dia melaut dan tidak beroleh apa-apa. Siang hari bukanlah saat yang biasa bagi nelayan untuk menangkap ikan. Perihal menangkap ikan Petrus adalah ahlinya karena dia seorang nelayan yang sangat berpengalaman, di mana sebagian besar hidupnya ia habiskan di laut. Meskipun demikian Petrus melakukan apa yang diperintahkan Tuhan dan akhirnya mujizat terjadi: hasil tangkapannya sangat banyak, jala sampai terkoyak dan perahunya hampir tenggelam. Secara logika Petrus punya alasan menolak perintah Tuhan Yesus, tetapi dia tetap taat dan berani mengambil resiko meninggalkan kenyamanannya dan melakukan sesuatu yang tidak biasa. Petrus melakukan tindakan iman; dia mengabaikan semua pengalaman dan juga kemampuan yang selama ini ia andalkan. Sekalipun perintah Tuhan Yesus itu tidak masuk akal, dia mentaatinya! Bila Petrus tidak mau melangkah dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, dia tidak akan pernah melihat mujizat itu terjadi. Bila kita tetap tinggal dalam kenyamanan dan tidak mau ‘bayar harga’ untuk berubah, kita pun tidak akan pernah melihat perkara-perkara besar dari Tuhan; kehidupan kekristenan kita tetap biasa-biasa saja, tidak luar biasa, Tuhan berkata, “Bertolaklah ke tempat yang dalam...” (ayat 4). Melangkah ke tempat yang dalam berarti membuat perubahan, melakukän sesuatu yang tidak biasa. Perubahan memang menyakitkan daging kita, kita lebih suka melakukan sesuatu yang menyenangkan daging. Camkan ini: adalah mustahil mengharapkan hasil yang berbeda bila kita terus-menerus melakukan hal yang sama! Oleh karena itu milikilah keberanian untuk melakukan perubahan hidup.

Ingin menikmati mujizat dan berkat-berkat Tuhan? Berubahlah dan miliki hati yang taat!

Kasih Tidak Pernah Gagal

Ayat bacaan: 1 Korintus 13:8 ============================ "Love never fails" (Amplified Bible) Antara manusia dan hewan terdapat perbedaan bahasa sehingga sulit untuk berkomunikasi. Beberapa jenis hewan pintar memang bisa dilatih untuk mengerti bahasa kita, tapi itu pun tidak seluruhnya. Mereka belajar dari kebiasaan hingga akhirnya bisa mulai mengerti satu dua hal. Secara umum kita tidak bisa berkomunikasi layaknya seperti kepada sesama manusia. Demikian pula ketika kedua anjing kami hadir melengkapi keluarga di waktu yang berbeda. Mereka tidak mengerti dan terus melakukan kesalahan demi kesalahan, tapi lama kelamaan mereka mulai menyerap peraturan-peraturan yang ditetapkan bagi keduanya. Apa yang menjadi dasar atau awal? Tentu hubungan personal antara kita dan hewan peliharaan harus dibina terlebih dahulu. Jika tidak, maka mustahil mereka mau menuruti apa yang kita perintahkan. Membina hubungan memerlukan sebuah awal pula, dan awal yang terbaik untuk itu adalah kasih. Itu yang kami terapkan di rumah, dan kini kedua hewan ini sangat mengerti apa yang benar dan salah. Itu semua dimulai dari kasih. Kedua anjing kami tahu bahwa mereka dikasihi. Mereka belajar segalanya bermula dari kasih. Jika kepada hewan saja kasih mampu menciptakan sebuah ikatan dengan tujuan kebaikan, apalagi kepada sesama manusia. Singkatnya, saya percaya satu hal yang juga ditekankan oleh alkitab: Kasih tidak pernah gagal. Dalam 1 Korintus 13:8 disebutkan:"Kasih tidak berkesudahan." Dalam versi Amplified Bible dikatakan "Love never fails". Kasih tidak akan pernah gagal untuk membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik. Seandainya alkitab diperas habis, maka semuanya akan yang akan kita peroleh adalah kasih. Semua bermuara kepada kasih. Ini pula yang menjadi dua hukum yang terutama yang diberikan Yesus sendiri. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40). Tuhan telah menganugerahkan kasih kepada setiap manusia, yang pernah ada, yang hidup saat ini dan generasi-generasi selanjutnya. Ini adalah sebuah pemberian yang luar biasa penting dan indah, karena bisa kita bayangkan apa jadinya hidup ini tanpa kasih. Tidak saja memberikan kasih kepada manusia, tapi Tuhan sendiri telah terlebih dahulu menunjukkan kasihNya yang teramat sangat besar, justru di kala manusia masih hidup berselubung dosa. Sebagai bukti kasihNya kepada kita, Yesus pun hadir di dunia ini, rela mengorbankan segalanya demi diri kita semua. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Itu sebentuk kasih yang sungguh besar yang bahkan sulit untuk ditiru oleh manusia. Mungkin kita mau mengorbankan nyawa demi anak atau istri/suami, orang tua atau saudara, tapi maukah kita memberikan nyawa bagi orang yang tidak kita kenal sama sekali? Atau kepada orang yang berperilaku jahat? Kita tidak mau, tapi Tuhan mau. Itu adalah bukti dari kasihNya yang begitu besar, yang sudah Dia lakukan bagi kita semua. Jika hari ini kita hidup dalam sebuah alam kehidupan yang dekat secara pribadi dengan Tuhan, jika hari ini kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menuntun kita agar tidak salah melangkah, jika hari ini kita sudah diberikan kunci kerajaan Surga, artinya diberikan keselamatan lengkap dengan petunjuk melangkah agar semua itu terjadi dalam kepastian, itu semua adalah berkat Yesus yang rela turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, dan itu adalah penggenapan dari kehendak Allah yang didasari kasih kepada semua manusia. Jika Allah mengasihi kita sebegitu besar, bukankah kita pun harus mengasihi Tuhan kembali, dan harus pula bisa mengaplikasikan kasih yang sama kepada sesama? Tidakkah keterlaluan jika kita malah mengisi hidup dengan banyak kebencian, iri hati, dengki dan sejenisnya? Firman Tuhan tegas berkata: "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Dan itu wajar mengingat Allah sendiri mengasihi kita semua dengan kasih setiaNya yang melimpah. Lalu jika ada yang berkata bahwa ia tidak memiliki kasih seperti itu dalam hidupnya? Alkitab sudah menyebutkan bahwa kita semua telah memiliki bentuk kasih yang seperti itu dalam hidup kita! Dalam Roma 5:5 kita bisa membaca dengan jelas bahwa kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Lihatlah bahwa yang dipakai adalah "telah dicurahkan", bukan akan, bakal atau mudah-mudahan dicurahkan. Artinya, semua itu sebenarnya sudah kita miliki sepenuhnya lewat Roh Kudus. Tinggal kita yang memutuskan apakah kita mau berjalan dalam hidup ini dengan digerakkan oleh kasih atau kita masih terus berpusat pada kepentingan diri sendiri dan sulit untuk mengasihi dan bersyukur buat orang lain. Kasih merupakan elemen terpenting yang seharusnya menjadi pola dasar kehidupan kekristenan. Ketika yang lain akan berakhir, tidak demikian halnya dengan kasih. "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap...Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:8,13). Kasih akan terus menuntun kita ke dalam koridor yang benar menuju keselamatan, dan masih akan berlaku di kehidupan kekal nanti. Seperti itulah pentingnya kasih yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua. Apakah anda frustasi keluarga anda tidak kunjung mengalami pemulihan? Apakah anda putus asa melihat anggota keluarga yang terus terjerumus dalam dosa? Atau anda stres akibat berbagai permasalahan yang seakan tidak selesai? Ingatlah bahwa kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu mengatasi berbagai permasalahan dan menjaga agar sukacita senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika anda lelah menghadapi orang-orang yang sulit, frustasi karena mereka tidak kunjung berubah, merasa putus asa dalam kesedihan, atau bahkan kecapaian sendiri dengan membenci atau iri hati terhadap orang lain, mengapa tidak menggantikannya dengan kasih? Ingatlah kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu membawa berbagai berkat dari Tuhan, damai sukacita bahkan pemulihan dalam hidup kita.Sentuhlah orang lain dengan kasih yang berasal dari Tuhan, dan saksikanlah bagaimana kasih mampu mengubahkan segalanya menjadi sangat baik. Apapun yang anda alami saat ini, tetaplah dasarkan segalanya dalam kasih. Because love never fails. Bertumbuhlah dalam kasih sebab kasih tidak pernah gagal

Tuesday, January 5, 2010

FIRMAN MENJADI MANUSIA

Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibr 4 :7) Bacaan : Yohanes 1:10 - 18 Elie Wiesel, penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 1986, adalah seorang yang berhasil selamat dari kekejaman tentara Nazi. Dalam bukunya yang terkenal, Night, ia berkisah tentang pengalamannya ketika berada di Kamp Konsentrasi di Auschwitz dan Buchenwald. Diceritakan tentang seorang anak kecil yang digantung oleh tentara Nazi di hadapan para penghuni kamp. Saat tubuh kecil itu bergoyang meregang nyawa, dari kerumunan orang banyak terdengar suara bertanya, “Di mana Tuhan?” Dan Wiesel menjawab lirih, “Di sana, digantung bersama anak itu.” Di tengah ketidakadilan dan penderitaan hidup, kita kerap menjadi ragu akan kasih dan kebaikan Tuhan. Hari ini kita diingatkan kembali akan solidaritas Allah atas kita di dalam Tuhan Yesus, Sang Firman yang telah menjadi manusia dan diam di antara kita (ayat 14). Itu berarti, bahwa Allah Yang Mahaagung dan Mahabesar itu ternyata juga Allah yang dekat. Allah yang kepada-Nya kita memanggil Bapa. Dia tidak berada di luar sejarah, dan mengendalikannya seperti orang yang memainkan remote control. Dia sungguh-sungguh berada di dalam sejarah; terlibat bersama kita; merasakan apa yang kita rasakan; menanggung apa yang kita tanggung. Untuk dapat mengalami solidaritas Allah, syaratnya cuma satu: menerima Sang Firman dan percaya kepada-Nya (ayat 12). Yah, sesederhana itu. Namun, justru itulah yang paling menentukan hidup kita; bukan hanya di dunia ini, tetapi juga dalam kehidupan kekal kelak. Nah, sudahkah Anda membuka hati untuk menerima Dia? - AY

KRISTUS SUNGGUH-SUNGGUH TURUT MERASAKAN SUKA DAN DUKA KITA ____________________________________________ Yohanes 1:10 – 18 1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 1:18 Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

JIKA AYAH SIBUK

Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom. (1 Raja-Raja1:6) Bacaan : 1 Raja-Raja 1:5 - 10 Dalam adegan awal film Ip Man, Tuan Ip duduk-duduk di teras depan bersama istri, anak, dan tiga orang tamu. Anaknya asyik menggambar. Seorang tamu ingin menunjukkan jurus kung fu yang baru saja dipelajarinya, dan meminta Tuan Ip meladeninya berlatih. Sementara keduanya asyik menjajal kemampuan, anak Tuan Ip selesai menggambar dan berlari mendekat untuk menunjukkan hasilnya pada ayahnya. Namun, sang ayah menepiskannya, “Sebentar, Ayah sedang sibuk.” Anak itu pun patah semangat dan selama beberapa hari tidak mau menyapa ayahnya.Orangtua kerap kali lalai memperhatikan anaknya karena sibuk dengan pelayanan, pekerjaan, atau hobi. Kehadiran anak kadang-kadang bahkan dirasa sebagai gangguan di tengah kesibukan lain yang dianggap lebih penting. Daud menjadi salah satu contoh tragis dalam kasus ini. Ia adalah raja Israel yang hebat dan orang yang sangat mengasihi Allah, tetapi bermasalah dalam kehidupan rumah tangganya, termasuk dalam mendidik anak-anaknya. Salah seorang anaknya, Adonia, dibiarkan berbuat sesuka hatinya, tidak pernah ditegur atau dinasihati. Ketika besar, Adonia membangkang pada ayahnya dengan mengangkat dirinya sebagai raja.Untuk mendidik dan membentuk karakter anak, diperlukan proses pendisiplinan selama bertahun-tahun. Kita perlu meluangkan waktu dan perhatian secara khusus, berkelanjutan, konsisten, dan penuh kesabaran. Jangan biarkan pelayanan, pekerjaan, atau hobi menguras waktu dan energi sampai-sampai kita tidak sempat lagi memenuhi peran dan tanggung jawab kita sebagai orangtua. – Arie Saptaji ORANGTUA YANG “TIDAK SEMPAT” MEMPERHATIKAN ANAK, PERLU MENATA ULANG PRIORITAS HIDUPNYA ____________________________________________ 1 Raja-Raja 1:5 – 10 1:5 Lalu Adonia, anak Hagit, meninggikan diri dengan berkata: "Aku ini mau menjadi raja." Ia melengkapi dirinya dengan kereta-kereta dan orang-orang berkuda serta lima puluh orang yang berlari di depannya. 1:6 Selama hidup Adonia ayahnya belum pernah menegor dia dengan ucapan: "Mengapa engkau berbuat begitu?" Ia pun sangat elok perawakannya dan dia adalah anak pertama sesudah Absalom. 1:7 Maka berundinglah ia dengan Yoab, anak Zeruya dan dengan imam Abyatar dan mereka menjadi pengikut dan pembantu Adonia. 1:8 Tetapi imam Zadok dan Benaya bin Yoyada dan nabi Natan dan Simei dan Rei dan para pahlawan Daud tidak memihak kepada Adonia. 1:9 Sesudah itu Adonia mempersembahkan domba, lembu dan ternak gemukan sebagai korban dekat batu Zohelet yang ada di samping En-Rogel, lalu mengundang semua saudaranya, anak-anak raja, dan semua orang Yehuda, pegawai-pegawai raja; 1:10 tetapi nabi Natan dan Benaya dan para pahlawan dan Salomo, adiknya, tidak diundangnya.

KOMPOSISI KAMP KONSENTRASI

Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? (Mazmur 137:4) Bacaan : Mazmur 137 Olivier Messiaen, seorang komposer Prancis, ikut diseret ke kamp konsentrasi Nazi pada usia 31 tahun. Di sana Messiaen membujuk seorang penjaga penjara untuk menyediakan kertas dan tempat untuk mencipta komposisi musik. Pada Januari 1941, gubahannya yang berjudul Quartet for the End of Time ditampilkan di depan 4.000 tawanan dan penjaga penjara. Sampai saat ini, komposisi itu dianggap sebagai adikarya. Kitab Mazmur memuat nyanyian yang digubah dalam suasana serupa. Seorang warga Israel yang ikut terbuang ke Babel meratap getir. Orang-orang yang menawan mereka mengolok-olok, mendesak mereka menyanyikan lagu riang. Dengan mengarahkan matanya ke Yerusalem, lambang penyertaan Tuhan, pemazmur ini mengalunkan nyanyian yang pedih, tetapi penuh pengharapan. Terciptalah Mazmur 137.Carolyn Arends, dalam artikel tentang hubungan antara kesenian dan iman, menulis, “Ketika kita menyaksikan perubahan dari bahan mentah menjadi karya yang indah, kita diingatkan bahwa suatu realitas baru yang lain dapat diciptakan—bahwa mungkin keadilan bisa ditegakkan di tengah ketidakadilan, pemulihan dapat berlangsung di tengah penyakit dan kemiskinan, keharmonisan dapat ditumbuhkan di tengah kekacauan.” Karya seni yang indah menggugah pengharapan kita akan pemulihan.Anda sedang berduka? Mengapa tidak mencoba mengungkapkannya menjadi karya seni? Anda dapat melukis, menulis puisi atau cerita, merangkai bunga, menari, atau menyanyikan lagu—sekalipun mungkin suara Anda parau dan sumbang. Ubahlah dukacita menjadi keindahan! - AS

SEBAGAIMANA ALLAH MENCIPTAKAN DUNIA DARI KEKOSONGAN, KITA DAPAT MENGGUBAH ADIKARYA DARI KESENGSARAAN ____________________________________________ Mazmur 137 137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. 137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. 137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!" 137:4 Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing? 137:5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! 137:6 Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku! 137:7 Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!" 137:8 Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! 137:9 Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!

MEMBUANG MAKANAN

Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." (Kel 16:16) Bacaan : Keluaran 16 : 13 - 24 Dalam sebuah berita yang dirilis oleh BBC, stasiun berita di Inggris, Mei 2008 lalu, setiap tahun sekitar 3,6 juta ton makanan dibuang di Inggris dan Wales. Data ini mencengangkan. Apalagi jika ditambah data serupa dari berbagai negara, maka jumlah makanan yang dibuang di seluruh dunia tentu sangat besar. Data ini sangat mengenaskan, mengingat di tengah begitu banyak makanan yang terbuang itu, masih ada begitu banyak manusia yang hidup dalam kelaparan. Dalam perjalanan ke Kanaan, Tuhan pernah memberi pelajaran bagi bangsa Israel tentang mengelola jumlah makanan. Setiap hari Tuhan mengirimkan manna dan bangsa Israel diperintahkan untuk mengambil secukupnya. Tidak boleh sampai berlebihan, sehingga harus menyimpannya. Tidak boleh juga kurang, sehingga keluarga mereka masih kelaparan. Namun, sebagian orang, dalam keserakahannya, tidak menuruti perintah Tuhan. Mereka mengambil lebih banyak, hingga akhirnya membuang makanan itu (ayat 20). Musa pun marah kepada mereka ini.Andai perintah Tuhan untuk menikmati makanan secukupnya ini dipatuhi seluruh umat manusia, bukankah jumlah orang kelaparan di dunia akan berkurang? Sebab makanan berlebih yang ternyata mampu kita beli, bisa disalurkan pada yang berkekurangan. Ide ini bisa terwujud jika kita memulainya. Caranya dengan menakar kebutuhan kita dan makan secukupnya. Tak berlebihan, sehingga tidak sampai membuang-buang makanan. Diiringi kemauan untuk berbagi dengan sesama. Alangkah indahnya jika di dunia ini, yang lebih mau mencukupkan yang kurang, sehingga ada keseimbangan (2 Korintus 8:13-15). - AS JADILAH BIJAK LEWAT HAL KECIL, BAHKAN LEWAT SETIAP SUAP MAKANAN YANG KITA HARGAI ____________________________________________ Keluaran 16 : 13 – 24 16:13 Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. 16:14 Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi. 16:15 Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu. 16:16 Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." 16:17 Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. 16:18 Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. 16:19 Musa berkata kepada mereka: "Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi." 16:20 Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka. 16:21 Setiap pagi mereka memungutnya, tiap-tiap orang menurut keperluannya; tetapi ketika matahari panas, cairlah itu. 16:22 Dan pada hari yang keenam mereka memungut roti itu dua kali lipat banyaknya, dua gomer untuk tiap-tiap orang; dan datanglah semua pemimpin jemaah memberitahukannya kepada Musa. 16:23 Lalu berkatalah Musa kepada mereka: "Inilah yang dimaksudkan TUHAN: Besok adalah hari perhentian penuh, sabat yang kudus bagi TUHAN; maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah, dan apa yang perlu kamu masak, masaklah; dan segala kelebihannya biarkanlah di tempatnya untuk disimpan sampai pagi." 16:24 Mereka membiarkannya di tempatnya sampai keesokan harinya, seperti yang diperintahkan Musa; lalu tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya.

Zona Abu-Abu 1: Pilatus

Ayat bacaan:

Yohanes 18:38a-38b

"Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"

Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya."Warna abu-abu merupakan campuran antara warna hitam dan putih. Karenanya warna ini sering diasosiasikan sebagai warna tengah, yang berada di antara sesuatu yang dianggap putih dan hitam. Abu-abu dipakai pula sebagai kiasan mengenai sesuatu yang tidak jelas posisinya. Tidak di hitam, tidak juga di putih. Tidak baik, tidak jahat. Percaya tidak, tidak percaya juga bukan. Banyak orang yang mengira bahwa berada di zona abu-abu ini adalah win-win solution, solusi paling aman. Ini pilihan yang paling tepat ketika seseorang takut kehilangan sesuatu sementara ia masih diliputi keraguan. Dan rasa ragu-ragu ini berasal dari hati. Dalam dua hari ini saya ingin mengangkat dua tokoh yang mengalami keragu-raguan, sempat berada di zona abu-abu tapi berbeda hasil, yaitu Pilatus dan Tomas. Hari ini mari kita melihat Pilatus terlebih dahulu. Pada masa Yesus, Pilatus adalah sosok yang menjabat gubernur Roma. Ketika tuduhan-tuduhan terhadap Yesus semakin besar hingga ditangkap, Yesus dihadapkan ke depan Pilatus. Pilatus diliputi keragu-raguan, apakah benar Yesus seorang Raja atau tidak. Ia tidak berani memutuskannya sendirian. Alkitab mencatat serangkaian keputusan yang didasarkan atas keraguannya. Pertama ia mengirim Yesus kepada Herodes, dengan alasan bahwa Yesus berasal dari Yerusalem yang tidak lain merupakan wilayah kekuasaan Herodes. "Dan ketika ia tahu, bahwa Yesus seorang dari wilayah Herodes, ia mengirim Dia menghadap Herodes, yang pada waktu itu ada juga di Yerusalem." (Lukas 23:7). "Dari pada saya yang harus bertanggungjawab, mending Herodes saja." begitu pikirnya. Pilatus berusaha mati-matian untuk lepas dari tanggung jawab. Ia tetap mengirim Yesus kepada Herodes meski pada saat itu Pilatus dan Herodes sedang bermusuhan. (ay 12). Herodes sendiri tidak berani mengambil keputusan apa-apa. Padahal sikap berbeda ia tunjukkan dengan memenggal kepala Yohanes Pembaptis. (baca Matius 14:1-12). Maka kembalilah Yesus ke hadapan Pilatus.Saling melempar tanggung jawab pun kemudian bisa kita saksikan bak berbalas pantun. Pilatus mencoba mengembalikan Yesus kepada orang-orang Yahudi, terutama imam-imam besarnya yang menangkap Yesus. "Kalian yang menangkap, kalian dong yang mengadili sesuai hukum tauratmu.." kata Pilatus. Apa jawaban mereka? " Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." (Yohanes 18:31b). Setelah itu kita melihat bagaimana pergulatan hati Pilatus. "Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?" Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: "Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya." (Yohanes 18:38a-38b). Pilatus menanyakan arti kebenaran, sementara hatinya sebenarnya sedang diketuk berkali-kali lewat kebenaran itu. Karena itulah ia lalu keluar dan berkata bahwa Yesus tidak bersalah apa-apa. Tapi para imam besar Farisi dan orang-orang Yahudi yang ada di luar gedung pengadilan masih bersikeras agar hukuman dijatuhkan, bukan oleh mereka tapi atas keputusan Pilatus. Pilatus pun mendapat ide lain. Ia membawa seorang penjahat besar bernama Barabas dan meminta mereka untuk memilih antara Yesus atau Barabas, sambil berharap bahwa Barabaslah yang akan dipilih dan ia pun terbebas dari penghakiman hati nuraninya sendiri lewat bebasnya Yesus. Tapi tetap saja hasilnya sama. Setelah itu Yesus mengalami penyiksaan yang mengerikan. Kembali Yesus dibawa keluar, dan berharap ada belas kasih melihat siksaan itu yang akan membuat Yesus dilepaskan. Tapi mereka malah bertambah beringas dan berteriak "Salibkan Dia, salibkan Dia!" (19:6). Pilatus pun menyerah. "Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" (Matius 27:24). Ia lebih mementingkan kedudukannya, takut kehilangan posisi, harta dan kenyamanan hidup, dan mengira bahwa ia bisa lepas dari tanggung jawab, terutama digambarkan dengan perbuatannya mencuci tangan di hadapan orang banyak. Lihat bagaimana Pilatus menjadi semakin jauh terperosok akibat ditekan rasa takutnya. Ia merasa kehidupan Yesus tergantung kepadanya dan bukan sebaliknya. "Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku berkuasa untuk membebaskan Engkau, dan berkuasa juga untuk menyalibkan Engkau?" (Yohanes 19:10). Tekanan membuatnya takut, massa yang beringas membuatnya khawatir, dan ia semakin jauh meninggalkan hati nuraninya. Maka Yesus disalib pun lahir dari keputusannya. Kita bisa belajar dari kisah Pilatus bahwa kita harus bisa menjaga hati kita. Jauh sebelum kejadian itu Amsal Salomo berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Ini sesungguhnya benar, karena dari hatilah kita bisa percaya, tidak percaya dan ragu-ragu, dan itu sangat menentukan seperti apa kehidupan kita. Lebih lanjut firman Tuhan berkata "Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu." (27:19) Dan lewat hati itulah keluar apa yang kita perbuat di dunia ini. "Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat." (Matius 12:35). Adalah sangat penting bagi kita untuk menjaga hati kita. Pilatus mungkin mengira bahwa ia bisa membersihkan dirinya dengan membasuh tangannya, tapi hatinya tidak murni. Ia tidak bisa mendengar hati nuraninya sendiri yang sejak awal tahu bahwa Yesus tidaklah bersalah dan patut dihukum. Jauh di dalam lubuk hatinya ia tahu bahwa Yesus adalah Raja, namun hatinya terkontaminasi dengan segala keduniawian, harta, tahta, termasuk ketakutan yang memenuhinya. Ia tidak berani membayar harga atas kebenaran. Tangan yang bersih saja tidaklah cukup, hati yang murni pun harus pula menjadi syarat utama agar bisa mendapat keselamatan dan berkat dari Allah. "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia." (Mazmur 24:4-5). Kita mungkin mengira bahwa kita bisa melempar tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang salah, namun firman Tuhan berkata: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Belajar dari Pilatus dan keputusannya yang salah, hendaklah kita semua mampu menjaga hati kita. Berhati-hatilah dalam membuat setiap keputusan dalam hidup kita, hendaklah semua itu berasal dari hati yang benar. Dengarkan baik-baik hati nurani karena Tuhan kerap berbicara disana. Terimalah firman Tuhan dengan hati yang lembut agar firman itu bisa tumbuh subur dan membuat hati kita terjaga setiap saat untuk dapat membedakan mana yang benar dan salah. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7), karena "dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:10)

Jagalah hati senantiasa karena dari sanalah keputusan-keputusan berasal

Just pray for others need………..

A ship was wrecked during a storm at sea and only two of the men on it were able to swim to a small desert like island. The two survivors, not knowing what else to do, agreed that they have no other recourse but to pray to God for help. However, to find out whose prayer was more powerful, they decided to divide the territory between them and stay on opposite sides of the island. The first thing they prayed for was food. The next morning, the first man saw a fruit-bearing tree on his side of the island, and he was able to eat its fruit. The other man's parcel of land remained barren. After a week, the first man was lonely and he decided to pray for a wife. The next day, there was another ship wreck, and the only survivor was a woman who swam to his side of the island. On the other side of the island, there still was nothing. Soon the first man prayed for a house, clothes, and more food. The next day, like magic, all of these things were given to him. However, the second man still had nothing. Finally, the first man prayed for a ship, so that he and his wife could leave the island. In the morning, he found a ship docked on his side of the island. The first man boarded the ship with his wife and decided to leave the second man on the island. He considered the other man unworthy to receive God's blessings, since none of his prayers had been answered. As the ship was about to leave, the first man heard a voice from heaven boom-out, "Why are you leaving your companion on the island?" "My blessings are mine alone, since I was the one who prayed for them," the first man answered. "His prayers were all unanswered and so he does not deserve anything." "You are mistaken!" the voice rebuked him. "He had only one prayer, which I answered. If not for that, you would not have received any of my blessings." "Tell me," the first man asked the voice, "what did he pray for that I should owe him anything?" "He prayed that all your prayers would be answered." For all we know, our blessings are not the fruits of our prayers alone, but those of another praying for us. This is too good not to share. With obedience and love for others come blessings. My prayer for you today is that all your prayers will be answered.

Be blessed.

"What you do for others is more important than what you do for yourself."

Pulang

Ayat bacaan:

Lukas 15:32===================="Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

"There's no place like home" adalah sebuah quote terkenal dari salah satu film terpopuler sepanjang jaman, "The Wizard of Oz". Film dari tahun 1939 ini mengisahkan seorang anak gadis berusia 15 tahun bernama Dorothy yang tinggal di sebuah peternakan di pinggiran kota. Merasa bosan dengan kehidupannya, ia pun memimpikan tempat yang lebih indah, yang ia gambarkan sebagai "Somewhere Over The Rainbow". Ia pun kemudian mengalami petualangan seru di dunia mimpi. Tapi walau demikian, Dorothy rindu pulang ke rumahnya. Maka kata "There's no place like home" pun ia sebutkan di dunia mimpi yang membawanya kembali terbangun dari tidur. Film "The Wizard of Oz" memang sebuah kisah fantasi, namun bisa jadi menggambarkan apa yang banyak dialami anak-anak Tuhan. Ada banyak orang yang mulai merasa bosan dengan kehidupannya yang terkesan itu-itu saja lalu rindu untuk mendapatkan atau memulai sesuatu yang baru. Sayangnya hal ini sering dimanfaatkan iblis yang menawarkan berbagai gemerlap dunia yang sebenarnya berisi penuh jebakan. Tak terasa, tiba-tiba orang bisa menjadi begitu sesat bergelimang dosa. Masalahnya, jika Dorothy cukup menyebutkan "There's no place like home" untuk kembali, banyak orang yang merasa sudah terlalu jauh meninggalkan Tuhan dan merasa malu atau tidak layak lagi untuk kembali pulang. Sebenarnya tidaklah perlu untuk berpikir demikian. Setiap saat Tuhan merindukan anak-anakNya yang sudah meninggalkanNya, bahkan yang sudah jauh sekalipun, untuk kembali. Setiap saat itu pula Tuhan siap menyambut dengan penuh sukacita dengan pelukanNya untuk kembali melimpahi kita dengan berkat-berkatNya. Kisah Perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:32 yang diberikan Yesus menggambarkan itu dengan jelas. Si anak bungsu meminta bagian warisannya dan segera mempergunakan itu untuk bertualang ke negeri yang jauh, meninggalkan ayahnya. Sepintas hidup terasa luar biasa indah. Ia menghabiskan semuanya untuk berfoya-foya. Dalam waktu singkat ia pun melarat, bahkan harus mulai makan ampas sisa makanan babi untuk bertahan hidup. Ia pun menyadari kesalahannya dan berpikir untuk kembali, meski harus dihukum dan tidak lagi mendapat hak sebagai anak sekalipun. Dia pun pulang. Tapi apa yang terjadi selanjutnya? Lihatlah reaksi ayahnya. "Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." (Lukas 15:20b). Ia tidak dihukum, bahkan diomeli pun tidak. Ayahnya berlari merangkul dan menciumnya. Bahkan segera memberikan jubah terbaik, cincin, sepatu dan menyembelih anak sapi tambun untuk menyambut kembalinya si anak dengan penuh sukacita. (ay 22-23). Betapa besar sukacita sang ayah karena anaknya yang hilang telah kembali. "Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." (ay 32). Lewat dosa-dosa yang kita lakukan kitapun seharusnya mati. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8). Kedatangan Kristus ke dunia ini justru untuk mencegah kita semua masuk ke dalam kematian kekal dan memberikan kita semua jalan untuk memperoleh keselamatan. Yesus berkata "..Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (Matius 9:13b), "Karena Anak Manusia datang untuk menyelamatkan yang hilang." (18:11). Keselamatan. Inilah berkat terbesar yang diberikan Tuhan buat manusia. Tuhan selalu rindu menantikan kita semua untuk kembali kepadanya. Tidak peduli apa yang telah kita lakukan, sejauh mana kita tersesat, Dia akan selalu siap menyambut kita dengan tangan terbuka. Tuhan siap melemparkan dosa kita jauh ke dalam tubir laut (Mkha 7:19), membuang dosa-dosa kita sejauh timur dari barat (Mazmur 103:12), mengampuni kesalahan kita bahkan tidak lagi mengingat-ingat dosa-dosa yang telah kita lakukan. (Yeremia 31:34). Menyambut peringatan kelahiran Kristus tahun ini, marilah kita menyadari betul betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, sehingga AnakNya yang tunggal pun rela Dia anugerahkan kepada kita agar tidak satupun dari kita binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal. (Yohanes 3:16). Tidak peduli dosa apapun yang telah kita lakukan, Tuhan siap memberikan pengampunannya kepada kita, dan akan menyambut kita dengan penuh sukacita. Tidak perlu merasa takut, tidak perlu sungkan, karena Tuhan selalu mengasihi kita semua dan akan segera menyambut kepulangan kita kapan saja. Jangan tunda lagi, pulanglah sekarang juga dan biarkan Tuhan dan seisi Surga bersukacita menyambut anda.

It's never too late to come home to God

Kemurnian Firman Tuhan

Ayat bacaan: Mazmur 12:7==================="Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." Betapa besar perbedaan yang saya rasakan sebelum dan sesudah saya rutin membaca firman Tuhan yang terkandung di dalam alkitab. Saya menyadari saat ini betapa rapuhnya saya dahulu. Rapuh secara mental, rapuh secara iman, rapuh pula secara pribadi sehingga begitu mudahnya berbagai hal menyesatkan masuk ke dalam kehidupan saya. Untunglah itu tidak berlangsung seterusnya. Selama dua tahun terakhir tidak seharipun saya lalui tanpa membaca dan merenungkan firman Tuhan, termasuk pula menuliskan renungan yang, semoga, bisa menjadi berkat bagi teman-teman di manapun anda berada. Saya mendapati begitu banyak tuntunan yang sangat bermanfaat dalam hidup. Ada banyak rahasia-rahasia yang menjadi terang lewat tuntunan Roh Kudus, dimana semua itu sangat aplikatif untuk diterapkan ke dalam kehidupan. Perubahan pola pikir, cara pandang, kesabaran, kasih dan sebagainya, itu semua tumbuh seiring bertambahnya firman Tuhan yang masuk dengan lembut ke dalam hati. Saya mengalami sendiri bagaimana orang bisa diubahkan secara luar biasa dalam waktu yang relatif singkat, yang jika dilihat dari nalar manusia tentu sulit untuk terjadi. Begitu banyak mukjizat dan pemulihan yang saya saksikan, termasuk pula yang saya dan istri alami sendiri. Hari ini saya bisa mengatakan dengan pasti bahwa tidak ada satupun janji-janji Tuhan yang tidak terjadi. Bisa cepat, bisa lambat, tapi pada waktunya semua itu terjadi. His words never failed! Membaca dan merenungkan firman Tuhan akan membuat kita tahu apa yang menjadi janji Tuhan buat kita. Kita tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana jalan yang menuju keselamatan dan mana yang menuju kebinasaan. Mengenal firman Tuhan membuat kita mengenal suaraNya, dan mengenal pribadiNya. Betapa banyaknya penyesatan baik yang secara langsung maupun terselubung di sekitar kita hari-hari ini. Berbagai ajaran yang berorientasi kepada kemakmuran, berpusat kepada kekuatan diri sendiri, seringkali tampak seolah-olah benar, padahal sebenarnya sangatlah bertentangan dengan firman Tuhan. Kita bisa tertipu apabila tidak benar-benar mengetahui segala perkataan Tuhan yang dimuat sepanjang tebal alkitab. Firman Tuhan berkata: "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Seperti itulah digambarkan kemurnian janji Tuhan, sehingga sampai kapanpun kita bisa percaya bahwa janji-janji Tuhan itu teguh dan selalu dapat diandalkan. Tidak ada kata-kataNya yang sia-sia, semua mengandung kebenaran yang mutlak. Saya sudah mengalami kebenarannya, mungkin anda pun sudah. Bahkan sejak jaman Daud pun hal ini sudah diamini. "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Berbagai hal yang mungkin sulit kita terima secara logika dijanjikan Tuhan. Tidak ada yang mustahil bagiNya, dan dengan demikian tidak ada yang mustahil pula bagi kita orang percaya. Semua itu nyata dan menggambarkan bagaimana Tuhan masih terus bekerja mengatasi kemustahilan dalam hidup kita semua hingga hari ini. Semua bermula dari kerinduan kita untuk mengetahui dan mempelajari janji-janji Tuhan. Kita bagaikan domba yang lemah, yang gampang tersesat dan tidak memiliki perlindungan cukup untuk menghadapi hari-hari yang semakin lama semakin jahat. Oleh karena itulah firman Tuhan kita perlukan agar langkah-langkah kita terjaga senantiasa dari kegelapan. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Apapun yang sempurna di dunia sesungguhnya ada batasnya. Tidak ada satupun yang kekal, dan tidak ada satupun yang bisa bertahan selamanya. Tapi tidak demikian dengan firman Tuhan yang telah teruji ribuan tahun, hingga hari ini bahkan ke depannya nanti. Pemazmur melihat hal ini. "Aku melihat batas-batas kesempurnaan, tetapi perintah-Mu luas sekali." (ay 96). Begitu banyak yang bisa dipelajari dan dijadikan pedoman untuk melangkah hidup sehingga Pemazmur dan kita yang terus haus akan firman Tuhan bisa berkata "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (ay 97). Tidak saja membuat kita kuat sehingga sulit ditipu, tapi firman Tuhan pun penuh dengan petunjuk yang akan membuat kita bisa tetap tegar ditengah badai, tidak gampang patah bahkan mampu membawa kita memasuki keberhasilan demi keberhasilan, terbang bagai rajawali jauh mengatasi badai permasalahan. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:2-3). Bukankah janji Tuhan ini begitu indah? Semua ini akan kita lewatkan apabila kita tidak melatih diri kita untuk bertekun dalam merenungkan firman Tuhan setiap saat. Penuh janji, penuh tuntunan, dan penuh kepastian. Tidak heran jika firman Allah digambarkan sebagai "pedang Roh" (Efesus 5:17) yang "hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12). Kita tidak akan gampang disesatkan oleh berbagai ajaran yang terkadang dikemas begitu rapi sehingga terlihat seolah-olah sesuai dengan firman Tuhan. Merenungkan firman Tuhan akan membawa kita kepada pemahaman atau pengertian tentang apa saja yang menjadi kehendak Tuhan, apa yang menjadi suaraNya sehingga kita terhindar dari binasa. Kita bisa melihat dengan jelas apa yang harus kita lakukan dan sebaliknya apa yang harus kita hindari atau tinggalkan. Berdoalah terlebih dahulu dan mintalah Roh Kudus untuk menyingkap berbagai kebenaran yang terkandung dalam firman Tuhan. Jika itu terjadi, anda akan melihat begitu banyak janji Tuhan yang sungguh indah berlaku bagi anda, dan anda akan mulai mengalami satu persatu janji Tuhan itu terjadi dalam hidup anda. Jangan tunda lagi, perkayalah rohani anda hari ini juga dengan kemurnian firman Tuhan.Firman Tuhan akan menerangi langkah anda meski dalam perjalanan tergelap sekalipun

BE A SUPERHERO

Ngomong-ngomong soal superhero, bukankah kita semua pengen kalo kita bisa jadi seorang superhero? Punya kekuatan super, menolong orang, membela yang benar, menegakkan keadilan? Siapa sih yang gak mau? Ah.. tapi itu hanya khayalan. Bukan?ARE YOU A SUPERHERO?Coba kamu perhatikan ciri-ciri dari seorang superhero:1. Kamu bisa mengangkat sebuah mobil dengan hanya satu tangan (dan kemudian mengembalikannya ke kotak mainan adikmu)?2. Kamu bisa melihat tembus tembok (lewat jendela misalnya)?3. Kamu bisa menghilang (terutama jika ibumu menyuruhmu membereskan kamar tidur)?4. Kamu bisa meremukkan dengan mudah seekor monster (seperti laba-laba atau kecoa)?5. Kamu bisa melompati sesuatu dengan hanya satu kali lompatan (misalnya melompati kucing, tas dsb)6. Kamu bisa berganti kostum secepat kilat (apalagi jika cowok/cewek kecenganmu tiba-tiba datang ke rumahmu)?8. Kamu bisa membengkokkan benda-benda metal dengan tangan kosong? (misalnya paperklip)9. Kamu bisa melompat-lompat tinggi (sampai ibumu menyuruhmu berhenti karena takut springbed-mu jebol)?10. Kadang-kadang kamu pake baju ketat.11. Biasanya orang-orang bilang, “wah, pangling nih kamu kalo nggak pake kacamata!”12. Orang-orang sering nanya, “kamu dari planet mana sih!?” (terutama kalo kamu lagi telmi)Jika jawabannya banyak iya, bersiap-siaplah untuk menjalankan tugasmu membela kebenaran dan menyelamatkan dunia!NO NEED SUPERPOWER!!Ternyata untuk menjadi superhero enggak perlu punya superpower! Hah, kok bisa? Liat aja jawaban-jawaban angket tadi, hampir semua ‘kekuatan super’ yang dimaksud adalah sebenarnya bukanlah kekuatan super sama sekali, kita bisa mendapatkan dan bahkan kita juga udah punya kekuatan itu. Hanya saja kita kadang nggak menyadarinya.1. Baik hati dan selalu menolong. Superman selalu menolong, dasarnya adalah karena dia baik hati. Tuhan Yesus selalu menolong karena Dia punya kebaikan dan kebenaran dan belas kasihan dalam hatiNya. Kita anak-anakNya diwarisi hal itu dan dituntut untuk mempraktekkannya dalam keseharian kita. Apa yang kita rasakan ketika melihat orang yang jatuh dari sepeda motornya sambil membawa banyak barang bawaan? Apa yang kita rasakan ketika melihat pengemis kelaparan di pinggir jalan? Melihat seorang tua kerepotan mendorong angkotnya yang mogok? Melihat seorang ibu berdiri di bus sementara kita duduk? Melihat nenek tua hendak menyeberang?2. Bisa diandalkan. Batman akan segera datang ketika kepolisian kota Gotham membutuhkannya, tinggal sorotkan sinar berbentuk lambang kelelawar ke angkasa hitam. Orang-orang butuh orang lain yang dapat diandalkan. Jadilah orang yang bisa diandalkan, baik sebagai seorang sahabat yang tak mungkin menolak ketika dimintai bantuan, jadi anak yang selalu menuruti apa kata orangtuanya, jadi pacar yang selalu mendorong kepada kebaikan, jadi tetangga yang siap sedia ketika RT RW membutuhkan bantuan, jadi murid yang kreatif sehingga dapat menyelesaikan segala masalah dengan bijak, dsb.3. Punya kepekaan. Daredevil punya kepekaan tinggi melebihi manusia biasa. Telinganya dapat membedakan berbagai macam bunyi, matanya meski buta dapat berfungsi sebagai radar bagi sekitarnya. Kita bisa punya kepekaan itu. Kepekaan terhadap lingkungan sehingga kita akan menjaganya dan tidak mengotorinya, kepekaan atas masalah yang dialami keluarga atau teman sehingga bisa menjadi bijak dalam mengatasinya, terlebih daripada itu punya kepekaan akan suara Roh Kudus sehingga kita selalu menuruti kehendak Tuhan dan menjauhkan kita dari dosa.4. Bertanggung jawab. Spider-Man girang ketika mendapati dirinya punya kekuatan super, dia menggunakannya untuk mencari uang agar dia bisa membeli mobil untuk dia banggakan kepada Mary Jane yang ujung-ujungnya malah bikin paman kesayangannya tewas ditikam penjambret. Spider-Man baru menyadari kalo sebagai pahlawan dia punya tanggung jawab besar, tanggung jawab untuk mempergunakan kemampuannya untuk menolong manusia dan untuk kebenaran. Ketahuilah, Tuhan tidak menciptakan kita tanpa bekal, dia membekali kita dengan talenta, entah itu satu, dua ataupun seratus, yang pasti kita harus bertanggung jawab untuk mengembangkannya, menggunakannya untuk kebaikan dan kemuliaan Tuhan. Bukan untuk jago-jagoan, tapi bukan juga untuk kita pendam.5. Membawa damai. Neo dalam The Matrix Trilogy menggunakan kemampuannya untuk memperdamaikan antara kaumnya dengan kaum robot penjajah. Seorang pahlawan bangsa disebut pahlawan ketika ia membela bangsanya sampai titik darah penghabisan, tapi lebih mulia dari itu adalah jika dia membawa perdamaian, bukan peperangan. Buat kita, kita bisa jadi pendamai ketika orangtua kita cekcok, ketika sahabat kita bertengkar, ketika tetangga ribut.6. Melakukan mujizat. The Flash bisa berlari secepat kilat, Elia juga bisa berlari mendahului kereta kuda! Superman bisa membekukan danau untuk memadamkan kebakaran hutan, Musa juga bisa membelah lautan untuk menyeberangkan orang-orang Israel dari kejaran Firaun! Hulk bisa mengangkat sebuah tank dan melemparkannya, Simson juga bisa merobohkan tiang sebuah gedung dan menghancurleburkannya! Magneto bisa menarik semua benda logam agar menempel di tubuhnya, Elia bisa menarik kapak besi agar mengapung di air! Phoenix dalam X-Men bisa mengeluarkan api dari tubuhnya, Sadrakh-Mesakh-Abednego malah bisa kedinginan di dalam perapian! Dan siapa bilang kita nggak bisa bikin mukjizat?Tuhan Yesus melakukan banyak mukjizat selama hidupNya di bumi dan Dia berkata bahwa kita bisa melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang Yesus lakukan itu! Artinya kita bisa melakukan apapun! Syaratnya ialah bukan untuk mencobai Tuhan, bukan untuk pamer or sombong, bukan untuk keinginan pribadi tapi untuk kemuliaan Tuhan, menolong sesama manusia dan tentunya dengan iman yang teguh!Kita bisa melakukan semua yang dilakukan seorang superhero tanpa harus punya kekuatan super. Kita punya kuasa yang diberikan pada Tuhan untuk melakukannya dan kita bisa berusaha, belajar dan percaya diri melakukannya karena itu sebenarnya adalah tugas kita selama masih hidup di bumi.Tapi, sama seperti Peter Parker yang bete bingung gara-gara segala kebaikannya disalahpahami oleh orang lain, bersiaplah kita sebagai anak Tuhan yang sudah punya tekad untuk menjadi pahlawan bagi dunia untuk disalahpahami oleh orang lain. Mungkin akan ada orang yang nggak akan menyukai apa yang kita lakukan, atau mungkin teman kita malah memanfaatkan kebaikan kita, anggaplah itu sebagai ujian apakah kita tetap teguh dan setia akan kebaikan dan kebenaran yang kita lakukan.

(F! www.kacamata3d.blogspot.com) be groovy

Fery GFRESH!

RAJA DI TENGAH KITA

Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (Ibr 2 : 14) Bacaan : Ibrani 2 : 5 - 18 Bacaan Setahun : 2 Yohanes; 3 Yohanes; Yudas Spanyol adalah sebuah kerajaan monarki yang secara teritorial terus terjaga berabad-abad. Terdiri dari 50 provinsi, dan didiami oleh sekitar 43 juta rakyat. Sejak 1975, Raja Juan Carlos didampingi Ratu Sofia, telah menjadi pemimpin yang dekat di hati rakyat. Betapa tidak? Ia selalu berusaha menaruh perhatian pada seluruh warga Spanyol. Ia memberi penghargaan buat seorang pelukis Spanyol yang telah menetap di Bali dan menjadi WNI. Ia menghadiri misa pemakaman 41 orang yang tewas karena kecelakaan di Valencia. Ia bahkan menonton Grand Prix F1 di Catalunya, dan di situ sang pembalap Spanyol, Fernando Alonso, menjadi juaranya. Sang raja lebih memilih bertakhta di hati rakyat, ketimbang di singgasananya.Ketika Raja Spanyol meletakkan segala keengganan dan arogansinya untuk menghampiri rakyat, rakyat pun mengenal rajanya. Demikian pula ketika Sang Raja di atas segala raja menghampiri manusia ciptaan-Nya. Terlalu besar kedahsyatan-Nya untuk dikenal oleh umat-Nya yang berpengertian kecil. Maka, Dia memilih untuk ”menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka” (ayat 14). Dia rela “untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat” (ayat 7,9) agar manusia mengenal-Nya. Dan supaya dari pengenalan itu, manusia berketetapan mengikuti-Nya dan selamat, seperti yang dikehendaki-Nya (ayat 15-17).Raja kita sudah meninggalkan takhta. Dia ada di antara kita. Dia mau tinggal bersama, agar hidup kita menjadi berarti. Mari terus sadari keberadaan-Nya di antara kita senantiasa. Jika Dia di tengah kita, bagaimanakah kita hendak memperlakukan hidup ini? MELAMPAUI SEGALA BATASAN TEMPAT DAN SAAT, DIA SELALU ADA DEKAT ____________________________________________ Ibrani 2 : 5 – 18 2:5 Sebab bukan kepada malaikat-malaikat telah Ia taklukkan dunia yang akan datang, yang kita bicarakan ini. 2:6 Ada orang yang pernah memberi kesaksian di dalam suatu nas, katanya: "Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya, atau anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? 2:7 Namun Engkau telah membuatnya untuk waktu yang singkat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat, 2:8 segala sesuatu telah Engkau taklukkan di bawah kaki-Nya." Sebab dalam menaklukkan segala sesuatu kepada-Nya, tidak ada suatu pun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk kepada-Nya. Tetapi sekarang ini belum kita lihat, bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan kepada-Nya. 2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. 2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah -- yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan --, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. 2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, 2:12 kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," 2:13 dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." 2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; 2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. 2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. 2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. 2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.