ReChARGE yOur SouL...

Thursday, June 3, 2010

MERUNTUHKAN BENTENG

Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini. (Mrk 12:31)

Bacaan : Kisah Para Rasul 10:25-36

Di Inggris pada abad ke-18, hanya wanita bangsawan yang dapat memakai gaun katun bercorak karena harganya mahal. Maka ketika itu, gaun katun corak menjadi simbol kekayaan. Akan tetapi, perubahan industri abad ke-19 mengubah segalanya: produksi katun corak yang lebih mudah membuat harganya sangat turun, sehingga wanita kaum pekerja pun kerap memakainya. Tidak terima dengan perkembangan ini, para wanita bangsawan lantas mengganti tren dengan kain putih polos. Demikianlah, saat sebuah “jembatan” nyaris tercipta, para wanita bangsawan itu malah lebih suka membuat “benteng”.

Bahkan, kita pun tak dapat memungkiri bahwa hingga sekarang, pembatas-pembatas di antara manusia masih ada—ada yang tampak, ada yang tidak, memisahkan antara “kita” dan “mereka”. Mungkin kita mengajarkan kasih Kristus kepada anak-anak, tetapi bisa jadi kita juga melarang mereka bergaul dengan orang yang tidak sederajat. Bahkan, mungkin ada orangtua yang “mengutip” secara tak lengkap ayat Alkitab dan mengatakan bahwa kita sebagai “terang” tak dapat bergaul dengan mereka yang “gelap”.

Pada zaman Petrus hidup, kaum Yahudi mewarisi budaya yang melarang keras pergaulan dengan kaum non-Yahudi. Namun, Tuhan meminta Petrus memenuhi undangan Kornelius, seorang perwira Romawi. Sebelum dipertemukan dengan Kornelius, Petrus mendapat penglihatan dari Allah bahwa karunia dan kasih Kristus terbuka juga bagi orang-orang dari segala latar belakang. Dan Kornelius pun menjadi pengikut Kristus.

Apabila Allah pun meruntuhkan “benteng” yang memisahkan, jangan kita malah membangunnya kembali. Saatnya membangun banyak “jembatan” yang mempersatukan.

MARI BANGUN BANYAK JEMBATAN YANG MEMPERSATUKAN SEBAB TUHAN RINDU SELURUH DUNIA DISELAMATKAN

_____________________________________

Kisah Para Rasul 10:25-36

10:25 Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus.

10:26 Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja."

10:27 Dan sambil bercakap-cakap dengan dia, ia masuk dan mendapati banyak orang sedang berkumpul.

10:28 Ia berkata kepada mereka: "Kamu tahu, betapa kerasnya larangan bagi seorang Yahudi untuk bergaul dengan orang-orang yang bukan Yahudi atau masuk ke rumah mereka. Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir.

10:29 Itulah sebabnya aku tidak berkeberatan ketika aku dipanggil, lalu datang ke mari. Sekarang aku ingin tahu, apa sebabnya kamu memanggil aku."

10:30 Jawab Kornelius: "Empat hari yang lalu kira-kira pada waktu yang sama seperti sekarang, yaitu jam tiga petang, aku sedang berdoa di rumah. Tiba-tiba ada seorang berdiri di depanku, pakaiannya berkilau-kilauan

10:31 dan ia berkata: Kornelius, doamu telah didengarkan Allah dan sedekahmu telah diingatkan di hadapan-Nya.

10:32 Suruhlah orang ke Yope untuk menjemput Simon yang disebut Petrus; ia sedang menumpang di rumah Simon, seorang penyamak kulit, yang tinggal di tepi laut.

10:33 Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu."

10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.

10:35 Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.

10:36 Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah Tuhan dari semua orang.

BUAH-BUAH PERKASA UNTUK KESEHATAN

Padamulanya Allah memberikan tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji sebagai makanan kita, manusia (kej 1:29) dan hal itu terbukti dengan apa yang di alami oleh Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka hanya memakan sayuran dan air untuk diminum (Dan 1:12) dan hasilnya perawakan mereka lebih baik dan kelihatan lebih gemuk daripada mereka yang makan dari santapan raja (Dan 1:15) ... MARI Kita mulai dengan makanan sehat setiap hari ... agar ketika waktunya tiba kita akan menuai dan tidak menjadi lemah... Amin !

Kiwi : kecil namun ajaib. Buah ini merupakan sumber potassium, magnesium, vitmin E dan serat. Kandungan vitamin C dua kali lebih banyak daripada jeruk.

Apel : sebuah apel sehari membuat kita jauh dari dokter. Meskipun sebuah apel mengandung vitamin C yang rendah, namun apel adalah antioksidan flavonoid (pigmen tanaman) yang mempertinggi aktivitas vitamin C, dengan demikian menolong merendahkan resiko terkena kanker usus, serangan jantung dan stroke.

Strawberry : merupakan buah pelindung. Strawberry memiliki total antioksidan tertinggi diantara banyak jenis buah dan melindungi tubuh dari penyebab kanker, membebaskan radikal yang bekerja dalam penyumbatan pembuluh darah.

Jeruk : obat paling manis. Ambil 2-4 jeruk seharinya, ini dapat menjauhkan dari flu, menurunkan kolesterol, mencegah dan melarutkan batu ginjal seperti halnya mengurangi resiko kanker usus.

Melon : pelega haus paling dingin. Mengandung 92% air, juga dikemas bersama dosis besar dari glutathione yang mendorong system kekebalan tubuh. Melon juga sumber kunci dari lycopene - antioksidan yang memerangi sel kanker. Nutrisi lainnya yang ditemukan dalam melon adalah vitamin C dan potassium.

Jambu Merah : Penghargaan tertinggi di dapat buah ini untuk vitamin C yang di kandungnya. Mereka nyata-nyata pemenang untuk kandungan vitamin C-nya. Jambu Merah juga kaya dengan serat yang menolong mencegah sembelit.

Pepaya : adalah kaya dengan karoten, dan baik untuk mata (juga baik bagi pencernaan dan buang air)..

Tomat : amat baik sebagai tindakan pencegahan bagi pria, menjaga masalah prostate mereka agar tidak mengganggu kesehatan tubuh.

RESPONS OTOMATIS

Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. ( Ayub 2:10 )

Bacaan : Ayub 2 : 1 - 10

Semua manusia memiliki respons otomatis. Respons ini dibentuk oleh kebiasaan merespons sesuatu yang dihadapi. Contohnya, jika ada orang yang selalu mengatakan “Ah, sulit!” atau “Saya tidak bisa” pada waktu diberi tugas yang baru, maka orang tersebut akan cenderung memiliki respons otomatis yang spontan juga kerap mengatakan “sulit” dan “tidak bisa”.

Berkebalikan dengan hal itu, Ayub adalah seorang yang memiliki respons otomatis yang positif. Ketika ia mengalami keterpurukan dalam hidupnya; dari kaya menjadi miskin, dari punya anak hingga kehilangan seluruh anaknya, dari sehat menjadi sakit, ia tidak merespons semuanya secara negatif. Bahkan, ketika sang istri memintanya untuk meninggalkan Allah, dengan tegas ia berani mengatakan, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (ayat 10).

Dan, respons otomatis Ayub bukan hanya berasal dari kebiasaannya merespons situasi, melainkan juga dari pengenalannya yang benar akan kedaulatan Allah. Ayub sangat tahu bahwa Allah-lah yang berdaulat atas semuanya. Oleh sebab itu, ia tidak menjadi kecewa ketika harus menghadapi keterpurukan sekalipun.

Dalam menghadapi tantangan hidup, sangat penting memeriksa bagaimana respons otomatis kita bekerja. Semoga kita mendapatinya selalu positif. Apabila masih negatif, maka tugas kita untuk terus berlatih berpandangan positif kala berhadapan dengan tantangan. Mari kembangkan respons otomatis yang positif, ditambah dengan keyakinan akan kedaulatan Allah yang memiliki diri kita sepenuhnya.

RESPONS OTOMATIS NEGATIF TAK MENYELESAIKAN MASALAH BAHKAN AKAN MEMBUAT MASALAH BERTAMBAH BERAT

_____________________________________

Ayub 2 : 1 - 10

2:1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.

2:2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.

2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

2:8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Tuesday, June 1, 2010

PENGHARAPAN PASTI DI DALAM TUHAN

Baca: Rorna 8:18-25

“Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan.” Roma 8:24a

Semua orang pasti memiliki banyak keinginan dan juga harapan dalam hidupnya. Tak seorang pun mau menjalani hari-hari tanpa ada harapan yang hendak dicapai. Jika tanpa pengharapan orang akan menjalani hidupnya asal-asalan, monoton dan tanpa semangat.

Siapakah di antara kita yang tidak ingin menjadi orang yang sukses, mapan dan bermasa depan cerah? ltulah sebabnya kita mulai merancang/merencana kan segala sesuatunya sejak dini, agar apa yang kita harapkan menjadi kenyataan. Sebagai orangtua kita pasti memiliki pengharapan yang besar terhadap anak-anak kita: sukses dalam studi dan juga karir. Begitu juga bagi si lajang, ia memiliki harapan-harapan dalam hidupnya: pekerjaan yang mapan, punya rumah dan mobil, serta memiliki pasangan hidup sesuai yang diinginkan. Itu adalah gambaran pengharapan semua orang selama hidup di dunia ini, padahal kita tahu bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara (tidak kekal).

Maka dari itu adalah bijak bagi kita sebagai orang percaya untuk tidak menggantungkan pengharapan kepada hal-hal yang kelihatan, karena tidak ada satu hal pun yang bisa kita harapkan dan andalkan di dunia ini, “. . .sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.” (ayat 24b-25). Lalu kepada siapa kita menaruh pengharapan itu? Hanya satu saja yang bisa menjadi pengharapan kita yaitu pengharapan di dalam Yesus Kristus. Dia berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10: 10b). Jadi, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7).

Bila kita berharap kepada Yesus pengharapan itu tidak pernah mengecewakan (baca Roma 5:5), karena Dia tak pernah lalai menepati janjiNya! Dan saat kita menaruh pengaharapan kita padaNya kita beroleh kekuatan dan semakin kokoh meski berada di tengah badai pencobaan, karena pengharapan itu seperti sauh yang kuat (baca Ibrani 6:19).

Jangan pernah sedikit pun melepaskan pengharapan kita kepada Tuhan, karena ada kemuliaan yang Ia sediakan (baca Efesus 1:18).