ReChARGE yOur SouL...

Monday, April 19, 2010

Sulit Bahagia

Ayat bacaan: Roma 14:17 ======================= "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." sulit bahagiaMemiliki uang berlimpah, kesejahteraan, jabatan dan sebagainya seringkali dipercaya banyak orang sebagai solusi untuk bisa hidup bahagia. Untuk mendapatkan ini semua tidak jarang pula orang akan siap mengorbankan segalanya termasuk tunduk kepada jebakan-jebakan dosa. Tapi pada kenyataannya semua itu tidak pernah bisa memberikan kebahagiaan dalam jangka waktu panjang. Sesaat mungkin, tapi setelah itu rasa tidak bahagia akan kembali hadir. Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan akan tetap ada, walau dengan uang yang banyak kita bisa menyewa sekuriti atau melengkapi harta benda kita dengan perlindungan berlapis sekalipun. Semakin kita menghambakan diri pada harta benda dan kedudukan, semakin pula kita dipenuhi kecemasan dan ketidakpuasan. Dan ini akan terus merampas kebahagiaan dari hidup kita. Alkitab sudah dengan tegas melarang kita untuk menghamba kepada uang atau mamon. "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Matius 6:24). Artinya kepada kita akan selalu dihadapkan dua pilihan, apakah kita akan memilih untuk mengabdi atau menghamba kepada Allah atau kepada harta, kedudukan atau kekuasaan. Apa yang membuat kita sulit bahagia seringkali adalah fokus yang salah dalam menjalani hidup. Kita terlalu sering sibuk mengandalkan kekuatan diri sendiri, terlalu sibuk mengumpulkan harta dunia, mencari status dan kedudukan, kita mengira bahwa semua itu menjadi jawaban, padahal dengan demikian tanpa sadar kita sebenarnya tengah kehilangan pegangan dalam hal moral apalagi spiritual. Dan rasa sakit dan ketidakbahagiaan itu malah diperkuat dengan pandangan yang salah bahwa semua itu akan mampu dihilangkan atau dibereskan oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Pada suatu ketika kita akan sadar bahwa adalah percuma untuk menunggu semua itu hadir di diri kita untuk menghilangkan ketidakbahagiaan, rasa sakit atau penderitaan-penderitaan hidup lainnya. Blaise Pascal, filsuf, ahli matematika dan fisika ternama adalah orang yang penuh ilmu. Begitu banyak teori-teori terkenal yang masih menjadi pondasi ilmu pengetahuan hingga hari ini yang berasal darinya. Tapi justru dari dirinya keluar sebuah pernyataan yang cukup esensial mengenai kehidupan. Ia tahu percuma saja untuk bertumpu kepada kehebatan ilmu pengetahuan, karena dalam diri kita akan selalu ada sebuah rongga yang tidak akan pernah bisa diisi oleh siapapun, kecuali oleh Tuhan, melalui Kristus. "There is a God shaped vacuum in the heart of every man which cannot be filled by any created thing, but only by God, the Creator, made known through Jesus." Itu kata Pascal. Cepat atau lambat, kita akan sampai kepada kesimpulan yang sama dan menyadari bahwa money and power can never buy the happiness. Kemarin kita sudah melihat bahwa Yesus menegur orang-orang yang mencari diriNya dengan motivasi yang salah. "Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang." (Yohanes 6:26). Begitu banyak orang yang memiliki motivasi seperti ini dalam mencari Yesus, semata-mata karena ingin hidupnya bebas dari masalah, tanpa beban dan kenyang. Tuhan memang menyediakan itu semua, tetapi itu bukanlah segalanya. Ayat bacaan hari ini dengan tegas mengatakan hal itu. "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17). Kebenaran, damai sejahtera dan sukacita disediakan oleh Tuhan melalui Roh Kudus yang bersemayam di dalam kita. Itulah yang akan memenuhi rongga kosong di dalam diri kita agar kita bisa mencapai kepenuhan kebahagiaan yang penuh sukacita. Dan itu hanya bisa disediakan oleh Tuhan, hanya bisa terjadi jika Kerajaan Allah hadir dalam hidup kita, bukan melalui harta benda, kekayaan atau jabatan duniawi yang tidak akan pernah bisa menjawab kebutuhan kita akan kebahagiaan. Tidak ada hal lain yang bisa mengisi sebuah rongga kosong di dalam diri kita selain Allah. Materi berlimpah, ilmu pengetahuan, kesempatan karir, jabatan, kekuasaan, keluarga yang luar biasa, dan sebagainya, itu tidak akan pernah mampu mengisi kekosongan itu. Jika kita menempatkan relasi dengan Tuhan sebagai yang terutama, disanalah kita akan dikuatkan, penderitaan akan mampu kita tanggung karena selalu ada harapan tanpa henti di balik semua itu. Sukacita Kerajaan Allah akan memenuhi kita dan karenanya kita akan bisa menikmati rasa bahagia sepenuhnya tanpa terpengaruh keadaan di sekeliling kita atau kondisi apapun yang tengah kita alami saat ini. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya, sukacita dari Tuhan, itulah yang bisa menjadi pegangan kita untuk tetap kuat. Itulah sukacita sejati yang akan membawa kebahagiaan seutuhnya kepada kita dan bukan yang lain. "Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!" (Nehemia 8:11b). Apapun yang anda alami hari ini, tetaplah miliki fokus yang benar, yaitu fokus kepada Allah. Hanya dengan cara itu kita akan mampu mengalami kebahagiaan yang sesungguhnya, meski beban tengah seberat-beratnya menimpa diri kita hari ini. "There is a God shaped vacuum in the heart of every man which cannot be filled by any created thing, but only by God, the Creator, made known through Jesus." - Blaise Pascal

Teruslah Belajar

Ayat bacaan: Amsal 1:5 ====================== "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan" Seorang motivator terkenal pernah mengatakan bahwa orang yang berhenti belajar adalah pemilik masa lalu, sedangkan orang yang terus belajar akan menjadi pemilik masa depan. Kata-kata bijak ini sungguh penting untuk kita cermati, karena bagi saya pribadi ketika kita berhenti belajar, sesungguhnya hidup pun berhenti sampai disitu. Tidak ada lagi gairah, tidak ada lagi tantangan, tidak ada lagi impian dan cita-cita. Betapa membosankannya hidup jika demikian. Jaman berubah, teknologi berkembang, segala aspek kehidupan tidak akan pernah statis dan akan selalu bergerak dinamis. Karena itulah kita tidak boleh berpuas diri ketika memiliki sejumput pengetahuan dan merasa aman dengan itu, karena cepat atau lambat kita akan ditinggalkan oleh kemajuan di berbagai sisi kehidupan. Memang ada saja masalah yang membuat kita tergoda untuk berhenti belajar. Terlalu cepat puas, merasa sudah aman dengan kepandaian yang kita miliki hari ini, atau sering juga faktor-faktor teknis membuat kita tidak lagi punya minat untuk menambah pengetahuan kita. Bagi orang yang tinggal di kota besar misalnya, kelelahan dalam bekerja, keletihan menembus kemacetan dan banyaknya waktu yang terbuang dalam perjalanan selama pergi dan pulang kerja akan membuat kita tidak lagi berminat untuk meningkatkan ilmu yang kita miliki. Atau bisa pula karena kita melihat karir kita tersendat dan merasa tidak ada gunanya lagi untuk menambah ilmu karena toh bakal percuma. Sebagian lagi mungkin beralasan bahwa beratnya tekanan hidup membuat mereka terlalu lemah untuk belajar. Padahal di saat-saat kita mengalami masalah, sebenarnya itulah saat yang paling tepat untuk belajar. Saya sendiri selalu berupaya untuk mempergunakan setiap permasalahan sebagai sarana yang baik untuk terus belajar. Kita cenderung merasa tidak ada gunanya untuk belajar ketika situasi sedang baik-baik saja bukan? Oleh karena itulah setiap masalah yang saya alami akan saya pakai sebaik-baiknya sebagai pembelajaran. Selalu saja ada sesuatu yang baru yang bisa saya peroleh sebagai hasil dari usaha saya belajar menyikapi masalah dan mencoba mencari penyelesaiannya.Apalagi untuk belajar sesuatu yang baru saat ini tidaklah sesulit dulu. Ketika dahulu orang harus meluangkan waktu untuk duduk di perpustakaan, saat ini kita bisa belajar apa saja dengan mudah lewat internet dengan segala kemudahannya. Jadi sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti belajar. Salomo yang penuh hikmat mengatakan "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan." (Amsal 1:5). Lihatlah betapa pentingnya bagi kita untuk terus mendengar dan menambah ilmu. Kita diajak untuk membuka mata, telinga maupun pikiran kita kepada pengetahuan. Baik untuk berbagai ilmu pengetahuan yang akan memperluas cakrawala berpikir kita, maupun pengetahuan akan firman Tuhan yang mengandung begitu banyak rahasia penting di dalamnya. Dalam segi apapun kita harus terus belajar. Tanpa terus belajar kita tidak akan pernah bisa menjadi lebih baik. Orang yang selalu mau mendengar dan menambah ilmu pengetahuan dikategorikan sebagai orang yang bijak. Sebaliknya orang yang mengabaikannya dikatakan orang yang bodoh. "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (ay 7). Lihatlah betapa pentingnya hal untuk terus belajar menambah ilmu pengetahuan ini sehingga Salomo yang penuh hikmat memilih untuk mengungkapkan ini langsung sejak awal kitab Amsal. Di tengah deraan masalah pun kita tidak seharusnya berhenti belajar. Justru sebaliknya kita harus semakin giat dan bertekun untuk terus belajar. Dari kegagalan sekalipun kita selalu bisa mendapatkan sesuatu yang berharga untuk menapak maju ke depan. Dalam Mazmur kita mendapatkan hal ini: "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (Mazmur 119:71). Jangan terlalu cepat bersungut-sungut dan putus asa ketika kita berada dalam keadaan tertindas, karena sebenarnya justru di sanalah kita bisa belajar lebih banyak lagi untuk mengenal ketetapan-ketetapan Tuhan. Belajar dari kesalahan dan memakainya sebagai peringatan agar tidak lagi jatuh ke dalam lubang yang sama. Life is a process. Hidup adalah sebuah proses. Dalam menjalani proses itu kita dituntut untuk terus membuka diri untuk belajar. Apakah itu dalam hal spiritual atau intelektual, kita harus selalu mau terbuka untuk belajar. Belajarlah dari segala hal. Bahkan dari anak kecil sekalipun selalu ada sesuatu yang bisa kita jadikan masukan jika kita mau membuka diri kita. Bagaimana kita bisa berharap terus maju menatap masa depan jika kita enggan untuk memperlengkapi diri kita dengan berbagai ilmu maupun pengetahuan akan firman Tuhan? Bagaimana kita bisa berharap mengalami peningkatan jika kita berhenti belajar? Dan tentu saja, bagaimana kita bisa menjalankan misi yang ditugaskan Tuhan secara maksimal jika kita tidak mau terus memperluas pengetahuan kita? Apapun alasannnya, apapun yang kita alami saat ini, janganlah pernah tergoda untuk berhenti bertumbuh dalam ilmu pengtahuan, baik secara spiritual maupun intelektual. Teruslah menjadi semakin bijak, bukalah telinga untuk mendengar dan luangkan waktu untuk terus belajar mengenai hal-hal baru. Sebab hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi orang-orang yang terus bertumbuh menjadi lebih baik untuk menggenggam masa depan yang cerah di depan sana. Tidak ada kata final untuk belajar selama kesempatan masih diberikan

When Things Aren’t Going Your Way

When things aren’t going your way,

you might feel that it’s the end of the world.

When things aren’t going your way,

you might feel that you’re neglected or being left alone.

When things aren’t going your way,

you might feel stressed out, depressed, frustrated,

and disappointed.

When things aren’t going your way,

you might blame the whole world, your family,

your friends, you yourself, and finally: God.

When things aren’t going your way,

you might feel like you want to give up.

But actually

When things aren’t going your way,

It’s actually a new opportunity to learn a new experience in life.

When things aren’t going your way,

It’s good that you’re able to reflect and introspect.

When things aren’t going your way,

It’s good to know that your way isn’t the only way to fulfill your wish.

When things aren’t going your way,

It’s time to surrender and trust The Almighty.

When things aren’t going your way,

It’s time to pray more, trust Him more…

Because He knows better ways than your ways.

Because He knows better plans than your plans.

Because He knows the best for you.

When things aren’t going your way,

It’s a new beginning to another solution in your life.

As long as you believe…

He will make a way for you.

Exceedingly, abundantly far above that you could ask or think.

When things aren’t going your way,

Stay grateful, be thankful,

and you’ll see His marvelous ways in your life.

All you need is just the willingness to change and accept different ways:

His wonderful plans for you.