ReChARGE yOur SouL...

Friday, January 22, 2010

Do you want a life of abundance?

APAKAH ANDA INGIN HIDUP BERKELIMPAHAN?

Saya merasa susah ketika harus mencari hadiah bagi isteri saya.

Hadiah pertama yang saya berikan padanya adalah sebuah gaun.

Ketika saya melihatnya, saya kira itu bagus. Tapi ketika saya berikan padanya, saya belajar lagi tentang kebenaran bahwa keindahan itu tergantung yang memandang. Karena ia mengatakan, “Oh Bo, saya senang sekali engkau memberiku sebuah gaun. Terima kasih sekali. Tapi saya usul engkau tetap berfokus pada berkotbah. Seleramu dalam berbusana sangat parah.”

Saya mencibir, “Maksudmu engkau tidak akan mengenakan gaun itu?”

Ia tersenyum. “Mungkin, jika saya tiba-tiba ingin bunuh diri. Dengan kata lain, saya tidak ingin ditangkap hidup-hidup ketika mengenakan itu.”

Tapi bulan lalu, saya mendapat hadiah besar. Akhirnya saya membelikan dia sebuah hadiah ulang tahun yang sangat ia idamkan.

Saya membelikannya sebuah buku. Tapi itu bukan buku biasa.

Itu adalah sebuah buku yang sangat besar dengan 1000 halaman berisi gambar-gambar fantastis tentang tempat-tempat yang sangat indah di seluruh dunia. Ia menyukai buku itu karena saya menulis pada halaman pertamanya, “Sayang, ketika anak-anak kita dewasa, saya akan mengajakmu ke tempat-tempat ini.”

Ia menyukai buku itu karena itu bukanlah hanya sebuah buku. Itu adalah sebuah janji. Saya berjanji, “Saya akan menjadi tua bersamamu. Saya akan selalu bersamamu selamanya. Saya akan mencintaimu selamanya.” Karena sesungguhnya saya tidak memberikan sebuah buku. Sesungguhnya saya memberikan diri saya.

Hidup pernikahan saya berkelimpahan, karena selama 11 tahun ini, saya tidak berhenti memberikan waktu, tenaga, perhatian, dan daya saya untuk pernikahan saya.

Ini yang saya pelajari: Hidup bukanlah satu ember.

Hidup Adalah Koleksi Dari Banyak Ember

Anda tidak dapat berharap kelimpahan dalam satu ember ketika Anda memberi kepada ember lainnya.

Beberapa orang rohani berpikir bahwa jika mereka memberi waktu mereka ke ember rohani mereka, kehidupan keluarga mereka akan berkelimpahan juga. Hal itu tidak akan terjadi.

Saya pernah bertemu banyak orang-orang rohani yang selalu berada di gereja, menghadiri kegiatan-kegiatan rohani mereka, tapi mereka tidak memberi waktu, perhatian, dan tenaga mereka untuk kehidupan keluarga mereka. Makanya, kehidupan keluarga mereka kosong. Mereka mengeluh pada Tuhan, “Tuhan, saya memberi waktu saya kepadaMu! Mengapa pernikahan saya berantakan? Mengapa relasi saya dengan anak-anak saya berantakan?”

Sederhana. Karena hidup bukan satu ember tapi koleksi dari berbagai ember. Jika Anda ingin memanen secara berlimpah dalam suatu area tertentu di hidup Anda, Anda harus menanam pada ember tertentu itu.

Ingat: Yesus berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah…” Jika Tuhan adalah yang pertama, maka pasti ada yang kedua, ketiga, keempat…

Beberapa orang berpikir Tuhan ingin mereka memberi seluruh waktu mereka kepadaNya dan berada di gereja sepanjang waktu dan melayani dalam berbagai pelayanan – mengabaikan pekerjaan, bisnis, dan keluarga mereka. Alasan mereka bahwa “karena jika saya mendahulukan Tuhan, Tuhan akan memelihara semuanya.”

Tidak begitu.

Bahkan Uang

Baru-baru ini saya bertemu seorang wanita yang berkata, “Bo, selama 22 tahun, saya melayani gereja sepenuh waktu. Tanpa dibayar. Hari ini, saya berusia 54 tahun, dan saya baru menyadari saya tidak punya uang untuk masa tua saya. Jadi saya berusaha mengejar, memulai sebuah usaha kecil dan berinvestasi untuk masa depan.”

Secara tersirat, saya dapat mengatakan bahwa ia bertanya, “Tuhan, mengapa Engkau tidak memelihara saya secara finansial? Saya memberi hidup saya padaMu.”

Banyak pengkotbah hanya mengatakan pada orang-orang untuk memberi 10% kepada Tuhan. Saya salah satu dari sedikit pengkotbah yang mengatakan pada orang-orang untuk memberi 10% kepada Tuhan (sebagai tuntunan, bukan sebagai hukum) dan juga memberi 20% untuk masa depan mereka dalam bentuk harta di atas kertas, bisnis, real estate, dan lain sebagainya. Mengapa? Agar mereka dapat tetap memberi kepada Tuhan pada masa tua mereka.

Saya akan mengatakan ini sekali lagi: Saya percaya bahwa Tuhan memberkati kita ketika kita bermurah hati kepadaNya.

Tapi karena kita kurang mengerti tentang finansial, banyak orang rohani hanya mengkonsumsi semua berkat finansial dariNya. Mereka menghabiskan semuanya. Dan tidak menyisihkan sebagian dan menginvestasikannya untuk masa depan mereka.

Jika Anda ingin berkelimpahan dalam finansial Anda, Anda perlu memberi lebih banyak waktu, usaha, dan tenaga ke dalam ember finansial Anda. Bertumbuh dalam kebijakan finansial, belajar berbagai ketrampilan baru, baca buku-buku finansial, hadiri seminar finansial, dan carilah pembimbing finansial.

Jadi Anda lihat, kelimpahan finansial lebih banyak daripada memberi ke ember rohani Anda. Jika Anda ingin menumbuhkan uang Anda, Anda juga perlu memberi ke ember finansial Anda.

Di Mana Anda Ingin Memiliki Kelimpahan?

Ini pertanyaan saya.

Ember kehidupan apa yang Anda inginkan untuk mengalami berkat Tuhan dan berkelimpahan? Cara lain untuk menanyakan pertanyaan ini: Ember mana dalam hidup Anda yang kosong atau kurang saat ini?

Berilah pada ember tertentu itu!

·Jika Anda ingin kelimpahan dalam “ember pernikahan” Anda, berikan waktu dan perhatian dan cinta pada pasangan Anda.

·Jika Anda ingin kelimpahan dalam “ember keluarga” Anda, berikan waktu dan usaha dan kesabaran kepada anak-anak Anda.

·Jika Anda ingin kelimpahan dalam “ember finansial” Anda, berikan waktu untuk belajar dan investasi dalam finansial masa depan Anda.

·Jika Anda ingin kelimpahan dalam “ember rohani” Anda, berikan waktu, pelayanan, dan perpuluhan Anda kepada Tuhan.

Masa Penundaan

Ini kepercayaan saya: Ketika Anda memberi, Anda menerima.

Ini adalah hukum alam kita. Anda bahkan akan menerima lebih banyak dari apa yang Anda berikan. Hal ini sepasti seperti matahari bersinar di hari esok. Ini dijamin 100%.

Inilah misteri besar dalam hidup: Ketika Anda memberi, Anda tidak akan kehilangan. Anda akan mendapatkan.

Orang-orang tidak melihat ini.

Mengapa? Karena antara pemberian dan penerimaan kita, ada suatu penundaan. Jika Anda ingin menerima berkat dari pemberian Anda, Anda perlu bersabar selama masa penundaan.

Orang-orang berharap pengembalian secara instan.

Tapi hal terbesar dalam hidup – suatu pernikahan besar, satu keluarga yang kuat, sebuah persahabatan yang menyenangkan, kebebasan finansial, dan karakter yang baik – tidak terjadi secara instan.

Ketika Anda menanam, Anda tidak akan langsung memanen. Anda perlu memasuki masa penundaan.

Jadi apa yang Anda lakukan ketika Anda menunggu?

Teruslah memberi.

Mengapa Memberi Kepada Tuhan Itu Penting

Memberi kepada Tuhan akan melatih Anda untuk memberi kepada area lain dalam hidup Anda. Secara pribadi, saya tidak percaya bahwa perpuluhan merupakan suatu hukum bagi umat Kristiani. (Maaf, terlalu panjang untuk dijelaskan.) Namun perpuluhan merupakan suatu petunjuk besar dan suatu alat pelatihan luar biasa untuk memberikan yang lebih besar. Karena berkat pertama dari memberi kepada Tuhan bukanlah kelimpahan tapi suatu mentalitas kelimpahan. Tanpa suatu mentalitas kelimpahan , akan sulit untuk menerima kelimpahan dalam setiap area kehidupan.

Saya mempunyai sebuah teori konspirasi.

Saya percaya bahwa seluruh alam semesta di sekeliling Anda adalah persekongkolan, berkomplot, dan berkonspirasi untuk memberi Anda kelimpahan secara besar-besaran.

Salah satu hal tersulit untuk diatasi adalah mentalitas kekurangan. Bahwa berkat-berkat yang ada di dunia terbatas jumlahnya.

Tuhan adalah Tuhan yang berkelimpahan, bukan seorang Tuhan yang berkekurangan.

Hari ini, saya bertemu banyak orang yang terjebak dalam keadaan yang sedang dan tersendat karena mentalitas kekurangan mereka. Mereka berpikir bahwa Tuhan menginginkan mereka tetap kecil.

Saya pernah bertemu orang-orang rohani yang percaya bahwa mereka harus miskin.

Saya pernah bertemu orang-orang baik yang percaya bahwa mereka harus selalu tetap dalam kesulitan karena mereka adalah orang-orang baik.

Dulu saya seperti ini selama hampir 20 tahun dalam hidup saya.

Namun ketika saya berusia 30 tahun, saya mengubah cara berpikir saya. Saya memutuskan saya ingin menjadi seorang misionaris jutawan. Itu gila tapi saya percaya hal itu mungkin.

Hari ini, saya masih seorang misionaris. Saya menjalankan 9 organisasi non-profit, melakukan pekerjaan-pekerjaan indah di dunia. Hanya satu yang membayar saya dengan gaji. Saya dapat melakukan itu karena saya berpenghasilan dari usaha-usaha kecil saya dan investasi-investasi lain.

Saya telah memecahkan mentalitas kekurangan itu.

Saya percaya Tuhan menginginkan kelimpahan bagi hidup saya.

Dan saya percaya Tuhan juga menginginkan kelimpahan bagi hidup Anda.

Pernahkah Anda bertemu orang tua yang punya keinginan terpendam agar anak-anak mereka menderita? Yang berdoa, “Tuhan, jadikan anak-anakku miskin?”

Saya meragukan itu. Ada beberapa orang tua edan di luar sana, namun seorang ayah dan ibu yang normal akan menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Tuhan menginginkan kelimpahan bagi hidup Anda.

Tidak, bukan uang yang terpenting. Kelimpahan yang terpenting adalah soal cinta. Namun saya percaya hal itu mencakup uang – tapi hanya agar kita dapat mencintai!

Lakukan Dengan Cinta Saya Yang Tidak Sempurna

Minggu lalu, seseorang mengatakan pada saya, “Bo, Anda sangat tidak egois.”

“Tidak,” saya katakan padanya, “Saya adalah seorang yang egois.”

Sungguh. Saya tahu diri saya sendiri!

Tapi paling tidak, saya belajar untuk mencintai setiap hari dalam hidup saya. setiap pagi, saya berdoa, “Tuhan, tolong saya untuk mencintai orang-orang yang Engkau kirim kepada saya.”

Sebelum menulis artikel ini, saya membayangkan Anda membacanya dan saya berdoa untuk Anda. Ya, saya mengasihi Anda! Cinta saya sangat tidak sempurna, tapi Anda akan harus menerima cinta yang tidak sempurna ini. Inilah yang dapat saya berikan pada Anda.

Selama 30 tahun lebih, saya telah berusaha untuk mencintai orang-orang dengan cinta yang tidak sempurna ini. Saya akan bagikan pada Anda kelima pelayanan bagi orang-orang miskin dimana saya terlibat di dalamnya.

Dan sungguh benar: Ketika saya memberi cinta, saya menerima begitu banyak cinta. Itu pengalaman saya…

Berikut adalah kelima pelayanan dimana saya menerima begitu banyak cinta…

·Anawim: Kami mengambil 60 orang-orang tua terlantar dari jalan-jalan dan memberi mereka sebuah rumah yang penuh cinta. Kami mencintai dan merawat mereka hingga Tuhan memanggil mereka pulang.

· Tahanan ng Pagmamahal: Dipimpin oleh teman saya Rey Ortega, kami memberi tempat tinggal bagi 18 anak yatim piatu di sebuah rumah kecil di Pasig.

· Pagasa ng Pamilya: Juga dipimpin oleh Rey, sekarang kami menyekolahkan 95 anak-anak miskin. Selama 30 tahun lebih, pelayanan ini telah meluluskan ratusan sarjana yang sekarang membantu keluarga mereka.

· Grace to be Born: Kami memberi konseling pada wanita hamil yang mengalami krisis yang berpikir untuk melakukan aborsi atau yang dipaksa untuk mengaborsi bayi mereka. Kami menyediakan sebuah penampungan sementara bagi mereka hingga mereka melahirkan. Kami juga merawat bayi-bayi terlantar dan memfasilitasi adopsi.

· He Cares Foundation: Dipimpin oleh teman saya Jodean Sola, Yayasan He Cares menyekolahkan 240 anak-anak jalanan dan memberi makan 300 lebih dari mereka setiap minggu. Pelayanan ini juga menjalankan suatu program pinjaman kecil di 6 area kumuh. Kami juga membangun sebuah desa dengan 120 lebih rumah.

Mencintai dengan berlimpah.

Dan terima cinta dengan berlimpah juga.

Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

GODAAN DARI DALAM

Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.(Mrk 7:23)

Bacaan : Markus 7:1-5, 18 - 23

Godaan dari dalam tidak jarang justru lebih membahayakan daripada tantangan yang berasal dari luar. Data yang dikeluarkan oleh DLLAJR (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) dari tahun ke tahun menunjukkan, kecelakaan lalu lintas lebih banyak disebabkan oleh kelalaian sopir atau kondisi kendaraan yang kurang memadai, daripada disebabkan oleh kondisi cuaca atau jalanan yang buruk. Hidup kita pun begitu. Seumpama bahtera yang berlayar, ada saat kita diterjang ombak besar dan badai dahsyat; entah sakit penyakit, kesulitan di tempat kerja, gonjang-ganjing dalam keluarga, atau masalah dalam pelayanan. Semua itu bisa meluluhlantakkan bahtera hidup kita. Namun, bahaya yang lebih “mematikan” sebetulnya justru datang dari dalam diri sendiri; berupa keserakahan, kesombongan, pikiran kotor, iri hati, dendam kesumat, dan sebagainya. Tentang bahaya dari dalam inilah yang “diangkat” oleh Tuhan Yesus dalam bacaan Alkitab hari ini. Ketika itu para murid tidak mencuci tangan sebelum makan (ayat 2), sementara orang Farisi mencuci tangan dengan cara tertentu (ayat 3). Dalam hukum Yahudi, tidak mencuci tangan sebelum makan adalah kesalahan besar; bukan karena soal kebersihan dan kesehatan, tetapi karena tindakan itu dianggap najis di mata Allah (ayat 5). Tuhan Yesus hendak mengoreksi anggapan demikian. Dia seolah-olah berkata, “Kalian kok begitu sibuk mengurus apa yang masuk ke perut. Padahal yang lebih berbahaya itu justru yang keluar dari hati dan pikiran kalian” (ayat 18-23). Maka, marilah kita waspada dengan godaan-godaan yang menggerogoti hati dan pikiran kita. Semoga Allah menolong kita.

KITA PERLU MENJAGA HATI DAN PIKIRAN DARI SEGALA “KOTORAN” KEHIDUPAN

____________________________________________

Markus 7:1-5, 18 – 23

7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.

7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.

7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;

7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.

7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"

7:18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,

7:19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.

7:20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,

7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,

7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.

7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."

Wednesday, January 20, 2010

DUA JENIS KEMATIAN

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Rm 12:1) Bacaan : Roma 11:36 – 12:1 Urip Ariyanto alias Mbah Surip, yang terkenal dengan lagunya Tak Gendong, meninggal dunia. Sangat mendadak. Usianya belum genap enam puluh tahun. Ia juga tengah populer-populernya. Diduga karena serangan jantung. Masyarakat pun terkaget-kaget. Bahkan ada yang awalnya tidak percaya. Dokter Ari Fahrial Syam, pakar medis dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, seperti dikutip koran Kompas, berujar, “Pengalaman dari artis dan seniman kita, termasuk yang terjadi pada almarhum Mbah Surip, membuktikan, akumulasi antara kelelahan, kurang tidur, banyak mengonsumsi kopi, dan merokok terus-menerus, mencetuskan terjadinya gangguan akut pada tubuh, di antaranya serangan jantung yang berakibat fatal.”Umur manusia memang ada di tangan Tuhan, tetapi dalam banyak kasus kematian sebetulnya manusia juga punya andil. Bisa dikatakan kematian itu ada dua jenis. Ada kematian yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya karena faktor usia lanjut, kecelakaan, atau bencana alam. Ada juga kematian yang terjadi, atau dipercepat, karena ulah kita sendiri, entah karena gaya hidup yang sembarangan, atau karena pola makan yang serampangan.Oleh sebab itu, betapa pentingnya kita menjaga tubuh. Bukan saja supaya tubuh kita sehat walafiat, melainkan juga karena itu adalah bagian dari ibadah kita kepada Tuhan. Sebab segala sesuatu—termasuk tentunya tubuh kita, adalah dari Tuhan. Maka, sudah sepatutnyalah kita pun mengembalikannya untuk kemuliaan Tuhan. Kiranya Tuhan memberi kita kebijaksanaan untuk hidup sehat; bukan hanya secara rohani, melainkan juga secara jasmani. MENJAGA KESEHATAN TUBUH ADALAH BAGIAN DARI IBADAH KITA KEPADA TUHAN ____________________________________________ Roma 11:36 – 12:1 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Tuesday, January 19, 2010

SAAT BALASAN MENGECEWAKAN

Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." ( Kel 2 : 14) Bacaan : Keluaran 2 : 11 - 15 Air susu dibalas air tuba. Pepatah itu menggambarkan orang yang tidak tahu membalas budi. Ia menerima kebaikan, tetapi malah membalasnya dengan kejahatan. Sebuah realitas yang pahit, tetapi banyak terjadi dalam kehidupan kita.Musa pernah mengalaminya. Beberapa ahli tafsir Perjanjian Lama menduga, orang Ibrani yang memukul temannya (ayat 13) adalah orang yang sama dengan sosok yang pada hari sebelumnya dibela Musa ketika ia dipukuli orang Mesir (ayat 11). Yang kemarin menjadi korban kejahatan, hari ini berbalik menjadi pelaku kejahatan. Ketika Musa menegur karena ia memukul temannya, sesama orang Ibrani, si pemukul itu bukannya insaf, tetapi malah menegur dan mencela Musa (ayat 14). Orang itu bukan hanya tidak tahu berterima kasih, tetapi lebih buruk lagi, ia malah menjadi pelaku tindak kejahatan yang sama dengan apa yang sebelumnya ia alami. Bagaimana kita menyikapi realitas semacam ini? Apakah hal itu dapat kita jadikan alasan untuk menjadi tawar hati, sehingga mengabaikan pentingnya menolong orang yang membutuhkan? Semestinya tidak. Namun, setidaknya kita dapat menyiapkan hati agar tidak selalu menganggap bahwa pertolongan yang kita berikan kepada seseorang otomatis akan membuat orang itu tergerak untuk menjadi penolong bagi sesamanya. Bisa jadi malah sebaliknya!Bagaimanapun, perbuatan menolong orang lemah, kecil, dan tertindas, mesti tetap jalan terus. Sebab, tugas kita adalah menolong sesama yang memerlukan bantuan, bukan mengubah karakter mereka. Dengan begitu, kita akan menolong sesama tanpa pamrih. JANGANLAH HATI ORANG BAIK MUDAH PATAH KARENA KEDEGILAN ORANG JAHAT ____________________________________________ Keluaran 2 : 11 – 15 2:11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 2:12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. 2:13 Ketika keesokan harinya ia keluar lagi, didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah itu: "Mengapa engkau pukul temanmu?" 2:14 Tetapi jawabnya: "Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?" Musa menjadi takut, sebab pikirnya: "Tentulah perkara itu telah ketahuan." 2:15 Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.

Monday, January 18, 2010

PIRANTI NGIBADAH

Dan inilah para penyanyi, kepala-kepala puak orang Lewi, yang diam di bilik-bilik dan bebas dari pekerjaan lain, sebab siang dan malam mereka sibuk dengan pekerjaannya. ( 1 Taw 9 :33) Bacaan Setahun : Kejadian 43 – 45; Matius 12:24 – 50 Pak Yadi menempelkan stiker besar di kaca belakang mobilnya bertiliskan: Piranti Ngibadah, yang berarti “Sarana Beribadah”. Lalu, untuk apa saja mobil itu dipakai? Ya untuk aktivitas dan transportasi keluarga sehari-hari, seperti mengantar anak ke sekolah, mengantar dagangan ke pasar, mengunjungi kerabat, bertamasya, mengantar tetangga yang memerlukan bantuan dan, tentu saja, pergi ke gereja. “Bagi saya, semuanya itu merupakan ibadah,” kata Pak Yadi. “Karena mobil itu pemberian Tuhan, tulisan itu saya jadikan pengingat, agar memakainya untuk beribadah kepada-Nya.”Pak Yadi memahami suatu konsep penting dalam beribadah: bahwa ibadah itu mencakup segala sesuatu yang kita kerjakan dan bahwa ibadah itu berlangsung setiap saat. Pelayanan para imam Perjanjian Lama di Bait Allah menggambarkan hal tersebut. Para imam terus-menerus melayani di Bait Allah, 24 jam setiap hari tanpa henti. Mereka melakukannya secara bergantian rombongan demi rombongan. Ibadah mereka bukan hanya upacara dua jam yang diadakan seminggu sekali, tetapi merupakan pusat kehidupan yang mewarnai aneka aktivitas bangsa itu.Dalam Perjanjian Baru, orang-orang percaya dipanggil menjadi imam Allah (1 Petrus 2:9). Apakah berarti semua orang percaya harus menjadi pendeta atau pekerja sepenuh waktu di gereja? Tentu tidak. Sesungguhnya, kita juga terus-menerus sedang beribadah dengan senantiasa menyadari hadirat Allah dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Pula ketika kita meminta bimbingan-Nya, dan memperlakukan setiap pekerjaan—apa saja, sebagai persembahan dan pelayanan bagi Tuhan. IBADAH ITU BUKAN KEGIATAN HARIAN ATAU MINGGUAN, TETAPI SIKAP HATI YANG TERUS-MENERUS MEMULIAKAN TUHAN ____________________________________________ 1 Tawarikh 9 : 24 – 34 9:24 Ke arah empat mata angin ditempatkan penunggu-penunggu pintu gerbang itu, yakni ke arah timur, barat, utara dan selatan. 9:25 Dan saudara-saudara mereka yang tinggal di desa-desa mereka, pada waktu-waktu tertentu harus masuk selama tujuh hari untuk bekerja bersama-sama mereka, 9:26 sedang keempat kepala penunggu pintu gerbang itu memegang jabatan tetap. Mereka adalah orang Lewi dan mengawasi bilik-bilik serta perbendaharaan rumah Allah. 9:27 Mereka bermalam di sekitar rumah Allah itu sebab mereka bertanggung jawab atas penjagaan dan harus membuka pintu setiap pagi. 9:28 Sebagian dari mereka mengurus perkakas ibadah: mereka menghitung perkakas itu pada waktu dimasukkan dan dikeluarkan. 9:29 Sebagian dari mereka ditugaskan mengurus perabotan, yakni segala perabotan tempat kudus, dan mengurus tepung yang terbaik, anggur, minyak, kemenyan dan rempah-rempah, 9:30 sedangkan beberapa orang imam menyediakan campuran rempah-rempah. 9:31 Matica, salah seorang Lewi, anak sulung Salum, orang Korah itu, mendapat tugas tetap untuk mengolah roti. 9:32 Dan sebagian dari anak-anak orang Kehat, yakni dari sanak saudara mereka, mengurus roti sajian untuk disediakan setiap hari Sabat. 9:33 Dan inilah para penyanyi, kepala-kepala puak orang Lewi, yang diam di bilik-bilik dan bebas dari pekerjaan lain, sebab siang dan malam mereka sibuk dengan pekerjaannya. 9:34 Itulah para kepala puak orang Lewi, para kepala, menurut keturunan mereka; mereka ini diam di Yerusalem.