Kasih Tidak Pernah Gagal
Ayat bacaan: 1 Korintus 13:8 ============================ "Love never fails" (Amplified Bible) Antara manusia dan hewan terdapat perbedaan bahasa sehingga sulit untuk berkomunikasi. Beberapa jenis hewan pintar memang bisa dilatih untuk mengerti bahasa kita, tapi itu pun tidak seluruhnya. Mereka belajar dari kebiasaan hingga akhirnya bisa mulai mengerti satu dua hal. Secara umum kita tidak bisa berkomunikasi layaknya seperti kepada sesama manusia. Demikian pula ketika kedua anjing kami hadir melengkapi keluarga di waktu yang berbeda. Mereka tidak mengerti dan terus melakukan kesalahan demi kesalahan, tapi lama kelamaan mereka mulai menyerap peraturan-peraturan yang ditetapkan bagi keduanya. Apa yang menjadi dasar atau awal? Tentu hubungan personal antara kita dan hewan peliharaan harus dibina terlebih dahulu. Jika tidak, maka mustahil mereka mau menuruti apa yang kita perintahkan. Membina hubungan memerlukan sebuah awal pula, dan awal yang terbaik untuk itu adalah kasih. Itu yang kami terapkan di rumah, dan kini kedua hewan ini sangat mengerti apa yang benar dan salah. Itu semua dimulai dari kasih. Kedua anjing kami tahu bahwa mereka dikasihi. Mereka belajar segalanya bermula dari kasih. Jika kepada hewan saja kasih mampu menciptakan sebuah ikatan dengan tujuan kebaikan, apalagi kepada sesama manusia. Singkatnya, saya percaya satu hal yang juga ditekankan oleh alkitab: Kasih tidak pernah gagal. Dalam 1 Korintus 13:8 disebutkan:"Kasih tidak berkesudahan." Dalam versi Amplified Bible dikatakan "Love never fails". Kasih tidak akan pernah gagal untuk membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik. Seandainya alkitab diperas habis, maka semuanya akan yang akan kita peroleh adalah kasih. Semua bermuara kepada kasih. Ini pula yang menjadi dua hukum yang terutama yang diberikan Yesus sendiri. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40). Tuhan telah menganugerahkan kasih kepada setiap manusia, yang pernah ada, yang hidup saat ini dan generasi-generasi selanjutnya. Ini adalah sebuah pemberian yang luar biasa penting dan indah, karena bisa kita bayangkan apa jadinya hidup ini tanpa kasih. Tidak saja memberikan kasih kepada manusia, tapi Tuhan sendiri telah terlebih dahulu menunjukkan kasihNya yang teramat sangat besar, justru di kala manusia masih hidup berselubung dosa. Sebagai bukti kasihNya kepada kita, Yesus pun hadir di dunia ini, rela mengorbankan segalanya demi diri kita semua. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Itu sebentuk kasih yang sungguh besar yang bahkan sulit untuk ditiru oleh manusia. Mungkin kita mau mengorbankan nyawa demi anak atau istri/suami, orang tua atau saudara, tapi maukah kita memberikan nyawa bagi orang yang tidak kita kenal sama sekali? Atau kepada orang yang berperilaku jahat? Kita tidak mau, tapi Tuhan mau. Itu adalah bukti dari kasihNya yang begitu besar, yang sudah Dia lakukan bagi kita semua. Jika hari ini kita hidup dalam sebuah alam kehidupan yang dekat secara pribadi dengan Tuhan, jika hari ini kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menuntun kita agar tidak salah melangkah, jika hari ini kita sudah diberikan kunci kerajaan Surga, artinya diberikan keselamatan lengkap dengan petunjuk melangkah agar semua itu terjadi dalam kepastian, itu semua adalah berkat Yesus yang rela turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, dan itu adalah penggenapan dari kehendak Allah yang didasari kasih kepada semua manusia. Jika Allah mengasihi kita sebegitu besar, bukankah kita pun harus mengasihi Tuhan kembali, dan harus pula bisa mengaplikasikan kasih yang sama kepada sesama? Tidakkah keterlaluan jika kita malah mengisi hidup dengan banyak kebencian, iri hati, dengki dan sejenisnya? Firman Tuhan tegas berkata: "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Dan itu wajar mengingat Allah sendiri mengasihi kita semua dengan kasih setiaNya yang melimpah. Lalu jika ada yang berkata bahwa ia tidak memiliki kasih seperti itu dalam hidupnya? Alkitab sudah menyebutkan bahwa kita semua telah memiliki bentuk kasih yang seperti itu dalam hidup kita! Dalam Roma 5:5 kita bisa membaca dengan jelas bahwa kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Lihatlah bahwa yang dipakai adalah "telah dicurahkan", bukan akan, bakal atau mudah-mudahan dicurahkan. Artinya, semua itu sebenarnya sudah kita miliki sepenuhnya lewat Roh Kudus. Tinggal kita yang memutuskan apakah kita mau berjalan dalam hidup ini dengan digerakkan oleh kasih atau kita masih terus berpusat pada kepentingan diri sendiri dan sulit untuk mengasihi dan bersyukur buat orang lain. Kasih merupakan elemen terpenting yang seharusnya menjadi pola dasar kehidupan kekristenan. Ketika yang lain akan berakhir, tidak demikian halnya dengan kasih. "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap...Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:8,13). Kasih akan terus menuntun kita ke dalam koridor yang benar menuju keselamatan, dan masih akan berlaku di kehidupan kekal nanti. Seperti itulah pentingnya kasih yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua. Apakah anda frustasi keluarga anda tidak kunjung mengalami pemulihan? Apakah anda putus asa melihat anggota keluarga yang terus terjerumus dalam dosa? Atau anda stres akibat berbagai permasalahan yang seakan tidak selesai? Ingatlah bahwa kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu mengatasi berbagai permasalahan dan menjaga agar sukacita senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika anda lelah menghadapi orang-orang yang sulit, frustasi karena mereka tidak kunjung berubah, merasa putus asa dalam kesedihan, atau bahkan kecapaian sendiri dengan membenci atau iri hati terhadap orang lain, mengapa tidak menggantikannya dengan kasih? Ingatlah kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu membawa berbagai berkat dari Tuhan, damai sukacita bahkan pemulihan dalam hidup kita.Sentuhlah orang lain dengan kasih yang berasal dari Tuhan, dan saksikanlah bagaimana kasih mampu mengubahkan segalanya menjadi sangat baik. Apapun yang anda alami saat ini, tetaplah dasarkan segalanya dalam kasih. Because love never fails. Bertumbuhlah dalam kasih sebab kasih tidak pernah gagal
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home