Patuhlah Mulai Hari Ini
Ayat bacaan: Amsal 29:1 ==================== "Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." Ada banyak orang yang ketakutan dikejar-kejar perasaan bersalah. Ada orang yang merasa bahwa kesalahan yang pernah mereka buat tidak akan pernah bisa dimaafkan. Biasanya mereka akan sulit melangkah menatap hari depan. Bahkan ada sebagian orang yang tidak lagi tahan dengan siksaan perasaan mereka dan memilih jalan pintas yang fatal dengan mengakhiri hidupnya. Di sisi lain, ada orang-orang yang sudah begitu terbiasa melakukan kesalahan, sehingga mereka tidak lagi merasa terganggu dengan itu. Berapa sering kita diingatkan Tuhan ketika berbuat kesalahan? Apakah itu lewat hati nurani, lewat Firman yang kita baca, lewat kotbah, lewat orang lain dan lain-lain, sesungguhnya setiap manusia baik-baik, siapapun mereka, biasanya akan sulit hidup tenang ketika melakukan suatu kesalahan. Saya katakan baik-baik karena ada kalanya seseorang mulai kehilangan kontrol atas dirinya, tidak lagi merasa bersalah atau menyesal setelah melakukan sesuatu yang jahat. Hati bisa membeku dan membatu, membuat kejahatan menjadi hal yang biasa. Hal ini bisa terjadi apabila kita terus mengabaikan peringatan Tuhan. Sebagian orang mempunyai pemikiran keliru bahwa mereka bisa menunda-nunda untuk mematuhi peringatan Tuhan. Betapa kelirunya kita jika mengira bahwa bila pengarahan Roh Kudus menghampiri kita, kita dapat mengabaikannya dulu dan kemudian mematuhinya kelak sekehendak hati mereka. Mereka tahu mereka tidak melakukan hal yang benar, gaya hidupnya tidak benar, tapi mereka berpikir untuk membiarkan itu buat sementara waktu, dan nanti pada saatnya, entah kapan, mereka akan membereskannya dengan Tuhan. Jika anda memiliki pemikiran seperti itu, berhati-hatilah. Sebab firman Tuhan hari ini berkata "Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." (Amsal 29:1). Dalam bahasa Inggris, kata 'bersitegang leher' disebutkan sebagai "hardens his neck", mengeraskan leher mereka, atau dalam bahasa alkitab yang cukup terkenal dikatakan sebagai "tegar tengkuk". Ketika kita mendapat teguran dan memilih untuk mengeraskan leher kita, mengabaikan teguran itu dan terus melanjutkan perbuatan tidak benar, maka yang terjadi adalah hati kita bisa menjadi keras. Bukan karena anugerah Tuhan tidak sampai menjangkau kita, bukan pula Tuhan menolak mengampuni kita jika kita berbalik padaNya, tapi dosalah yang sudah mengeraskan hati kita hingga kita tidak lagi dapat mendengar suaraNya memanggil, mengingatkan dan menegur kita. Tidak heran jika dikatakan "sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan." (2 Timotius 3:13). Terbiasa jahat akan membuat orangbertambah jahat. Orang yang terbiasa sesat akan semakin sesat, saling menyesatkan dan disesatkan. Semua itu karena tidak ada lagi kontrol dalam diri mereka akibat kerasnya dosa yang sudah membatu menutupi hatinya. Bangsa Israel di masa lalu adalah contoh konkrit mengenai ini. Betapa marahnya Tuhan kepada mereka yang tidak tahu berterimakasih, tidak tahu bersyukur dan terus menerus mengecewakan Tuhan. Dibebaskan dari perbudakan, mereka malah sinis karena merasa sulit untuk melalui padang gurun di alam kemerdekaan. Diberikan tanah terjanji yang begitu subur dan melimpah madunya bukannya bersyukur tapi malah menolak. Eh, setelah menerima, mereka malah merasa karena mereka luar biasa hebatnya maka mereka bisa mendapatkan itu. Keterlaluan bukan? Inilah bentuk kekerasan tengkuk orang Israel yang terus saja melakukan kesalahan demi kesalahan. Tidak salah jika Tuhan kemudian marah kepada mereka. Lihat bagaimana murkanya Tuhan ketika menghardik mereka yang tidak kunjung berubah. "Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!" (Ulangan 9:6). Alasan demi alasan mungkin kita kemukakan sebagai pembelaan diri untuk tidak mematuhi Tuhan saat ini. Alasan masih muda, belum waktunya, sedang enak-enaknya menikmati yang ditawarkan dunia, ingin balas dendam kepada seseorang, dan sebagainya, itu dipakai untuk meminta kelonggaran untuk berbalik jalan kembali kepada Tuhan. Tapi ingatlah bahwa tidak menjadi soal apapun alasan yang kita pakai untuk tidak mematuhi Tuhan. Ketidaktaatan itu akan tetap merugikan kita. Itu akan terus mengeraskan hati kita, sehingga jika tidak cepat diatasi hati kita pun bisa tertutup kerak dosa tebal yang membuat kita tidak lagi bisa mendengar kata Tuhan. Dan jika itu sudah kronis, ayat bacaan hari ini memberikan gambaran keras, "sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi." Kita bisa dibinasakan dengan tiba-tiba tanpa dapat diobati. Mengerikan. Oleh karena itu, hendaklah kita mengambil apa yang dialami bangsa Israel dengan konsekuensi yang harus mereka tanggung sebagai pembelajaran. Jangan bermain api, nanti bisa terbakar. Jangan bermain-main dengan dosa nanti bisa menyesal. Begitu hati kita lumpuh, kita pun akan habis sia-sia dalam penyesalan tanpa akhir. Jika hari ini anda masih mendengar teguran dan peringatan Tuhan, jangan tunda lagi. Berbaliklah segera. Firman Tuhan berkata: "Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun" (Ibrani 3:7-8). Jangan keraskan terus hati, karena itu akan membangkitkan amarah Allah seperti halnya yang terjadi pada bangsa Israel di jaman Musa. "di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku," (ay 9-10). Berbaliklah segera, mulailah untuk hidup benar dan saling menasihatilah satu sama lain. "Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (ay 13). Tuhan memang terus siap memberikan pengampunan dan sudah berjanji untuk memutihkan dosa kita, tidak lagi mengingat-ingat dosa kita dan membuangnya sejauh timur dari barat, tapi jika kita terus menunda-nunda, ada saat dimana kesempatan itu tidak lagi ada. Jika Tuhan hari ini mengingatkan kita, janganlah menunda dengan mengira bahwa lebih mudah melakukannya kemudian. Itu tidak akan pernah lebih mudah, yang ada malah akan menjadi lebih sulit. Jika Roh Kudus hari ini mengoreksi kita, ikutilah segera petunjukNya. Lakukan hari ini juga dan jangan tunggu lebih lama. Jagalah hati kita untuk tetap lembut untuk bisa mendengar dan mematuhi serta melaksanakan petunjuk Tuhan. Jangan keraskan hati, jangan tunda lagi jika mendengar suara Tuhan
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home