ReChARGE yOur SouL...

Sunday, November 15, 2009

Boleh Gak Berpenampilan Beda?

To th' deck swabbers of Catatan Si Fery GFresh!

Fery GFresh Novembarrr 8 roundabouts 3:48 in the mornin'

Pertanyaan yang populer dalam pelayanan remaja adalah… “Bolehkah berpenampilan ‘beda’ saat melayani di gereja?”. Maksudnya ‘beda’ disini tau kan , misalnya rambut dicat, pake baju trendi, bertato dst, dkk, dll, dsb. Ini karena banyak remaja memang senang berpenampilan heboh atau ngikutin trend, sementara para pemimpin pelayanan yang kita libatin kebanyakan menganggap hal itu gak sopan (kalo gak mau dibilang sesat!). Jawaban pertanyaan itu biasanya berkutat dari 2 jawaban, yakni: (1) ‘ya, boleh’ (alasan: don’t judge book by its cover) atau: (2) ‘no way!’ (alasan: jangan jadi batu sandungan!). Ini dia, aku punya jawaban selain dua yang tadi. Ya, sebenernya gabungan dari dua tadi. Segala sesuatu kembali pada tujuan kita hidup di dunia: (1) menyembah Tuhan (2) melayani manusia (baca GFresh! Edisi Desember 2007). Kalo kita mau melakukan sesuatu, liat dulu dua tujuan kita itu. Kalo dinyanyiin sama Duo Maia mungkin lagunya jadi kayak gini: “Aku mau makan, kuingat Tuhan. Aku mau ngecat rambut kuingat Tuhan dan orang lain”… hehe, lagunya jadi gak enak gini ya? Hmm.. Jadi jawabannya ‘no way’ dong? Alias gak boleh berpenampilan beda? Eitss, belum tentu. Pertama tanya dulu apakah Tuhan berkenan, lalu yang kedua liat apakah orang lain jadi tersandung atau nggak. Paulus wanti-wanti banget jangan sampe kita jadi batu sandungan lho. Nggak jadi batu sandungan bukan berarti harus jadi konvensional lho. Jadi konvensional justru kadang malah jadi batu sandungan. Saya punya cerita temen saya seorang worship leader di sebuah persekutuan pemuda yang jemaatnya banyak anak rocker dan punk, lalu dia malah berpenampilan kayak bapak-bapak taun 70-an, kelimis, berjas, berdasi, sepatu mengkilat. Tentu saja ini malah jadi batu sandungan, jemaatnya pada ngetawain en kabur. Beda lagi sama satu anak muda yang ngotot pengen pake jeans sobek waktu melayani, padahal yang dilayani para bapak-bapak profesional yang udah tua-tua. Yaaa… hasilnya dianggap menghina en gak sopan. Itu juga jadi batu sandungan. So, intinya setelah tanya Tuhan, liat sikon. Liat orang lain. Jangan sampe Tuhan gak nyampe kepada mereka gara-gara kita melayani jadi batu sandungan. Tapi. ada jawaban lain yang lebih hebat. Kalo kita pengen berpenampilan 'seenak' kita tapi orang lain gak tersandung adalah dengan cara menonjolkan or memperlihatkan hati dan perbuatan kita. Inget Romo Mangun? Penampilannya mungkin bagi sebagian orang dianggap gak keren, gondrong, berjanggut gak rapi, berpakaian gak formal. Tapi kok orang lain malah segan sama dia, bahkan ‘memuja’nya. Itu karena Romo Mangun terkenal hatinya yang baik, dan perbuatannya yang berdampak bagi masyarakat yang dilayaninya. Penampilan? So what gitu lho! Masalahnya, kita suka bilang ‘jangan liat penampilanku’ tapi justru penampilan doang yang kita tonjol-tonjolkan, sedangkan perbuatan dan hati kita? Biasa-biasa aja (atau bahkan malah buruk, o my God!). “Sebab kalau Allah memerintah hidup seseorang, apa yang ia boleh makan atau minum, tidak lagi penting. Yang penting ialah bahwa orang itu menuruti kemauan Allah, mengalami ketenangan hati dan menerima sukacita yang diberikan oleh Roh Allah. Orang yang melayani Kristus secara demikian, orang itu menyenangkan hati Allah, dan dihargai oleh orang-orang lain.” Roma 14:17-18 BIS. be groovy Fery GFRESH!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home