MELAYANI DENGAN HATI
Di kota-kota besar seperti Jakarta , banyak orang yang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga pembantu rumah tangga menjadi kebutuhan hampir di setiap keluarga. Peran seorang pembantu sangat esensial, bahkan dia lebih mengetahui keadaan isi rumah dari pada majikan. Karena dia tinggal di rumah 24 jam sehari, sedangkan pemilik rumah kurang dari 12 jam sehari.
Pembantuku mulai bekerja di rumah sejak berusia 12 tahun, dan sekarang sudah berumur 25 tahun, dan dalam waktu dekat akan pergi untuk menikah. Dia santun, berperasaan halus, dan melayani kami dengan tulus ikhlas. Dia sudah mengenal betul sifat-sifat kami, sehingga dia pandai membawa diri. Hubungan kami sangat dekat, dan dia sudah saya anggap bagian dari keluarga. Maleakhi 3:17 b Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia.
Seminggu sebelum Paskah bulan lalu, adik dan pembantu dilanda demam tinggi dalam waktu yang bersamaan. Tak ayal lagi saya dan kakak, sibuk mengurus mereka di rumah sakit karena demam berdarah. Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung di infus. Kami beberapa hari tidak masuk kantor, dan bergantian menunggu di rumah sakit. Demikian juga kami sibuk dengan perayaan Pra-Paskah. Di suatu pagi (karena tangan mereka di infus), saya membasuh adik dan pembantu, dari ujung kepala sampai pada ujung kaki. Pada saat itu adalah hari Kamis Putih, aku teringat peristiwa pembasuhan kaki oleh Yesus pada murid-murid- Nya. Saat aku menyeka wajah pembantuku, aku berkata dalam hati, dengan membayangkan wajah Yesus yang aku usap, sehingga ada getaran yang bisa kurasakan, bahwa selama ini pembantuku sudah banyak mengabdi kepadaku, dan saat inilah kesempatan ku untuk menyatakan rasa sayang dan terima kasih dapat aku ujudkan. Hal ini boleh terjadi karena aku meneladani ajaran Yesus. Yohanes 13:12 Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? 14 Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu;
Dalam setiap perayaan puncak Ekaristi kita juga mendengar ajakan imam, “Marilah kita pergi dalam damai Tuhan untuk mengasihi dan melayani Tuhan”.
Yesus membasuh kaki para murid adalah tindakan yang dianut agar murid melakukan hal sama bagi sesama. Kemudian Yesus membersihkan para pengikutNya, kemudian memberi makan, agar mereka dapat dikuatkan dalam menjalani tugas ‘pelayanan’ pada dunia. Dan dalam Injil Markus 10:45 "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Pesan moral agar kita dapat berbuat tanpa pandang bulu apa statusnya, karena kami semua sama di mata Tuhan. Dengan demikian rasa suka cita yang dialami. I Timotius 5:10 dan yang terbukti telah melakukan pekerjaan yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan, membasuh kaki saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan -- pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik.
Semoga Roh Kudus mengurapi kita semua.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home