Bersama Tuhan Sepanjang Hari
Ayat bacaan: Mazmur 16:11 ====================== "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." Berapa lama waktu yang kita habiskan setiap hari untuk bekerja? Bagi yang bekerja di kantor sesuai jam kerja, mungkin 8 sampai 9 jam setiap hari kerja. Ada yang lebih, ada yang kurang. Bagi saya, hari yang berat. Dari pagi saya sudah mulai mengajar hingga malam. Setelah pulang pun masih ada kerjaan yang harus diselesaikan. Normalnya mungkin ketika kita bekerja terlalu banyak, mood pun bisa terpengaruh. Gampang kesal, gampang marah, kontrol atas diri kita menjadi lemah. Kita akan gampang mengeluh, bahkan mungkin mulai mengeluarkan kata-kata yang penuh keluhan, sungut-sungut, omelan dan sebagainya. Di sisi lain, jika kita hitung sehari itu 24 jam, dimana 8 sampai 9 jam kita habiskan untuk bekerja, dan mungkin 8 jam untuk tidur, beberapa jam lagi untuk waktu bersama keluarga, teman-teman, hobi dan sebagainya, berapa lagi sisa waktu untuk Tuhan? Faktanya banyak orang yang hanya meluangkan waktu sisa untuk bersama Tuhan. Jika lagi sibuk, toh Tuhan mengerti kalau sedang sibuk, begitu alibinya. Ada juga yang mengatakan, "kita kan memang harus bekerja agar bisa makan? Kalau doa terus kapan kerjanya?" Ya, kita harus bekerja. Tuhan mengharuskan kita bekerja, dan Tuhan memberkati pekerjaan kita. Tapi bagaimana Tuhan mau memberkati pekerjaan kita jika kita tidak melibatkanNya dalam pekerjaan kita? Atau lebih luas lagi, bagaimana Tuhan mau memberkati hidup kita jika kita tidak melibatkanNya dalam kehidupan kita? Ketika Yesus menebus kita, bukan saja kita diselamatkan dari kebinasaan, tapi hubungan kita dengan Tuhan pun mengalami pemulihan. Artinya berkat karya Kristus tersebut, hari ini kita bisa tinggal diam di dalam hadirat Tuhan. Ini sebuah anugerah yang sayangnya begitu sering kita sia-siakan. Kita seringkali membagi-bagi antara kehidupan, pekerjaan dan kerohanian. Berdoa itu berbeda saatnya dengan kerja, mengucap syukur hanya dilakukan pada saat teduh atau makan, itupun kalau ingat atau kalau sedang tidak ada yang perlu diminta. Kerja ya kerja, berdoa ya berdoa, begitu kira-kira singkatnya. Kita keluar dari hadirat Tuhan ketika kita melakukan aktivitas, dan hanya ada di sana untuk waktu singkat ketika kita meluangkan sedikit saja dari waktu yang tersisa untuk berdoa. Jika demikian, tidaklah heran kalau kita gampang menjadi lemah, gampang mengalami breakdown, burn out dan lain-lain. Akan sulit bagi kita untuk mengendalikan emosi dan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut kita. Kita butuh sukacita. Sukacita yang bukan sukacita semu dan sementara, melainkan sukacita sesungguhnya yang berasal dari Allah. Daud tahu itu kuncinya agar kita tidak gampang patah. Lihat apa kata Daud tentang apa yang kita dapat ketika kita berada bersama Tuhan. "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." (Mazmur 16:11). Ketika kita bersama Tuhan, Dia memberitahukan jalan menuju kehidupan (the path of life), kehadiran Tuhan penuh dengan sukacita melimpah, dan padaNya ada nikmat/kebahagiaan (pleasure) yang kekal. Ini tidak tergantung ada tidaknya masalah. Ini tidak tergantung pada berat ringannya pekerjaan, segar dan lelahnya kita. Itu semua akan hadir setiap saat ketika kita berada bersama Tuhan. Sekarang pertanyaannya, apakah kita mau melibatkan Tuhan setiap saat dan mendapat kekuatan, kelegaan bahkan kemenangan? Itu semua disediakan Tuhan, tinggal kita yang memutuskan, apakah mau memakainya atau melewatkannya. Sekali lagi, Daud tahu benar bahwa bersama Tuhan ada kekuatan yang akan membuat kita tidak gampang goyah. Dia terus menopang kita seperti Gembala yang mengasihi dombaNya. "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah." (ay 8). Dan oleh "Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram." (ay 9). Pada Tuhan senantiasa ada kekuatan. Pada Tuhan senantiasa ada kelegaan. Pada Tuhan senantiasa ada jawaban. Pada Tuhan senantiasa ada sukacita. Tidakkah ini kita perlukan untuk bisa terus kuat menghadapi timbunan pekerjaan atau masalah setiap harinya? Jika kita lemah dan kemudian terus memproduksi umpatan dari mulut kita, bukankah itu akan semakin melemahkan dan mematahkan kita? Ingatlah bahwa Tuhan adalah gunung batu dan perlindungan yang kuat. Apa yang harus kita lakukan adalah terus bersama Tuhan dalam baitNya. Karena hanya pada saat itulah sebenarnya kita menjadi kuat dan terus memiliki sukacita meski tenaga dan pikiran kita terkuras habis-habisan. Zefanya mengatakan "Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai." (Zefanya 3:16-17). Tanpa sukacita dari Tuhan, cepat atau lambat kita tidak akan memiliki tenaga lagi untuk bisa bertahan menghadapi semuanya. "Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22). Lihat Yesus berkata "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28). Yesus sudah mengundang kita. Hadirat Tuhan terbuka bagi kita. Persoalan tinggal dari kita, mau atau tidak memenuhi undangan Yesus itu. Dalam menghadapi hidup yang berat, tidaklah cukup bagi kita untuk bersama Tuhan hanya di pagi hari dan malam hari menjelang tidur. Kita harus terus menyadari bahwa Tuhan senantiasa ada bersama kita. Dia mau dilibatkan dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Tidaklah sulit untuk mengucap syukur di tengah bekerja, memujiNya, atau berdoa yang singkat tapi tulus dari hati. Begitu juga ketika kita sedang bersama keluarga, dalam perjalanan dan lain-lain. Dengan cara demikian kita ada bersama Tuhan sepanjang hari, dan kita pun akan mendengar suaraNya dan menerima segala kekuatan, kelegaan, bahkan kemenangan demi kemenangan akan hadir di diri kita. Menang melawan lelah, menang melawan hawa nafsu, menang melawan berbagai bentuk negatif yang bisa meracuni kita, dan mencapai keberhasilan dalam pekerjaan kita. Begitu pula saat tidur, hantarlah tidur anda dengan berada bersama Tuhan, tidur di dalam hadiratNya hingga pagi, dimana pada pagi hari ketika anda bangun, Tuhan memberikan berkatNya yang baru. (Ratapan 3:22-23). Jika ini semua anda lakukan, niscaya kekuatan dari Tuhan akan membuat anda jauh lebih tegar dari biasanya dan tidak gampang goyah akibat beban-beban yang diletakkan di pundak anda. Tuhan siap memberikan segala sesuatu kepada orang-orang yang mau untuk terus mengandalkanNya setiap saat, ada bersamaNya setiap saat dan melibatkanNya dalam hidup. Kita bisa memilih untuk melakukannya, tapi kita bisa memilih untuk melupakannya. Semua tergantung dari kita. Anda siap untuk terus segar dan bersukacita tak peduli masalah sebesar apapun menimpa anda dan tak peduli seberat apa anda harus bekerja? Tinggallah di dalamNya dan libatkan Dia dalam apapun yang anda lakukan. Bersama Tuhan setiap saat akan memberi kita kekuatan setiap saat
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home